Menghadapi anak malas sarapan kadang bikin para orangtua jengkel. Anda mungkin sudah buru-buru menyiapkan sarapan, tetapi si kecil tidak mau makan. Ini bisa karena tidak suka dengan menu sarapan atau masih mengantuk. Redam amarah orangtua, berikut cara menghadapi anak yang tidak mau sarapan.
Cara menghadapi anak malas sarapan
Sarapan adalah hal terpenting yang tak boleh terlewatkan, khususnya bagi anak-anak.
Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sarapan bisa meningkatkan kemampuan daya ingat dan konsentrasi anak.
Peningkatan kemampuan daya ingat tidak langsung terjadi setelah sarapan, tetapi memengaruhi aktivitas dan kinerja otak pada hari itu.
Selain itu, manfaat sarapan pagi yang bisa si kecil peroleh adalah membuat tubuh lebih berenergi di pagi hari.
Jika anak malas sarapan, ia bisa lebih cepat lapar karena tubuh tidak memiliki cadangan energi.
Akibatnya, anak tidak fokus belajar karena merasa lapar dan berdampak buruk pada prestasinya.
Maka dari itu, orangtua perlu membiasakan sarapan setiap hari untuk meningkatkan kemampuan otak anak.
Bagaimana kalau anak sudah kebiasaan tidak sarapan? Berikut cara menghadapi anak yang malas sarapan agar mau makan di pagi hari.
1. Jangan memaksa
Meski anak malas makan pagi, jangan pernah sekali-sekali memaksanya makan.
Dokter Spesialis Anak, I Gusti Lanang Sidiartha, menjelaskan bahwa anak bisa merasa stres kalau orangtua memaksa sarapan.
“Orangtua boleh mengatur menu sarapan anak, tetapi biarkan anak mengambil makanannya sendiri,” jelasnya saat tim Hello Sehat temui di fX Sudirman, Jakarta Pusat pada Kamis (21/2).
Meski merasa malas, buat anak nyaman saat sarapan, biarkan si kecil makan langsung banyak atau sedikit demi sedikit, yang penting bukan dengan paksaan orangtua.
Namun, ini bukan berarti Anda boleh membiarkan anak makan sambil bermain, menonton TV, atau berlarian.
Distraksi atau gangguan semacam ini hanya akan membuat anak lebih fokus pada aktivitas lainnya, bukan menghabiskan makanan.
Hal yang paling penting adalah pastikan anak merasa nyaman saat sarapan. Ambil contoh, ayah atau ibu bisa menemani anak menghabiskan sarapannya.
Orangtua bisa juga menyiapkan menu sarapan yang menarik sehingga anak bersemangat untuk sarapan.
Semakin anak merasa nyaman, lambat laun si kecil akan terbiasa untuk sarapan dengan keinginannya sendiri.
2. Berikan contoh yang baik
Anak adalah peniru ulung, ia akan mengikuti kebiasaan orang yang ada di lingkungannya.
Jadi, kalau anak malas sarapan, mungkin ayah atau ibu terbiasa untuk melewatkan makan pagi.
Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik, Raissa E. Djuanda, M. Gizi, Sp. GK, selaku dokter spesialis gizi klinik, orangtua perlu memberi contoh kebiasaan sarapan pada anak.
“Kalau anaknya saja yang dipaksa, ia akan berpikir, kok, saya (anak) sendiri yang makan tapi orangtua tidak. Jadi, peran orangtua juga sangat penting,” ungkap dr. Raissa.
Oleh karena itu, nikmati waktu sarapan bersama si kecil setiap hari. Ketika anak melihat Anda sarapan, ia akan belajar dan paham bahwa sarapan itu penting bagi kesehatan.
Tanpa ayah dan ibu sadari, hal ini juga bisa mempererat hubungan antara orangtua dan anak.
3. Sajikan menu sarapan yang menarik
Memang anak malas sarapan kerap membuat orangtua kesal. Coba cara lain dengan menyajikan menu sarapan menarik sehingga si kecil mau melahapnya.
Ayah dan ibu bisa memberikan makanan kesukaannya, seperti itu telur ceplok atau dadar, ayam goreng, sayur bayam, dan sebagainya.
Kreasikan makanannya dengan bentuk yang menarik, misalnya membentuk nasi menjadi bola-bola, telur dadar sebagai selimut, dan sayur brokoli sebagai rambutnya.
4. Beri menu berbeda
Terkadang, anak malas sarapan karena menunya sama dengan hari kemarin.
Ayah dan ibu bisa memberikan menu sarapan berbeda setiap hari supaya anak tidak cepat bosan.
Kalau hari ini sudah memberikan telur dadar sebagai sumber proteinnya, besoknya ganti dengan ayam goreng.
Untuk anak usia 2 tahun ke atas, setidaknya harus ada 3 sumber protein dalam menu sarapan anak.
“Sumber protein seperti telur, ikan, dan kacang sangat bagus, kandungan makro dan mikro dalam protein hewani cenderung lengkap,” ungkap Dr. Lanang.
Kalau tidak sempat menyiapkan sarapan untuk anak, Anda juga bisa membuat menu sarapan yang mudah dan praktis, seperti roti isi.
Orangtua juga bisa membawakan bekal untuk anak, misalnya buah dan susu. Bekal ini juga bisa anak makan di kendaraan atau sambil menunggu bel sekolah.
Hal yang paling penting adalah anak tidak malas sarapan karena makan pagi menjadi pondasi awal untuk kegiatan sehari-hari
Membiasakan sarapan setiap hari, membantu anak agar dapat mengawali hari dengan semangat, penuh energi, dan akhirnya berprestasi di sekolah.
[embed-health-tool-vaccination-tool]