Anak dengan diabetes tipe 2, hiperlipidemia, atau penyakit jantung mungkin perlu membatasi asupan telur atau berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu untuk anjuran yang tepat.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa membatasi konsumsi telur mungkin bermanfaat bagi beberapa orang dengan risiko tinggi penyakit jantung.
Ini karena telur mengandung kolesterol yang dapat memengaruhi kadar kolesterol dalam darah.
Namun, bagi kebanyakan orang, mengonsumsi telur dalam jumlah yang cukup tidak berpengaruh banyak terhadap risiko penyakit jantung.
Dilansir dari Cleveland Clinic, salah satu studi lainnya juga menunjukan bahwa makan satu telur sehari bisa meningkatkan kadar lutein tanpa meningkatkan kadar kolesterol.
3. Cara masak yang tepat
Sebagai asupan anak atau MPASI telur untuk bayi, kuning telur harus dimasak hingga keras dan putih telur tidak boleh setengah matang.
Anak makan telur setengah matang berisiko mengalami infeksi bakteri Salmonella yang dapat membahayakan tubuh.
Sementara itu, pada anak-anak yang lebih tua, telur dapat dimasak dengan berbagai cara, seperti direbus, digoreng, atau dijadikan omelet, sesuai dengan kesukaan anak.
Telur juga dapat dimasukkan ke dalam berbagai hidangan, seperti omelet dengan sayuran, atau menjadi bagian dari menu makan sarapan yang seimbang setiap hari untuk anak.
Jika anak memiliki alergi telur, intoleransi, atau kondisi kesehatan lain yang memengaruhi konsumsi telur, penting untuk berkonsultasi kepada dokter atau ahli gizi untuk ajuran khusus yang mungkin diperlukan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar