Pemilihan rasa susu anak merupakan salah satu cara memilih susu yang sering diabaikan oleh para orangtua.
Tidak sedikit orangtua yang asal memilih susu, yang penting susu tersebut baik untuk kesehatan si kecil.
Saat anak minum susu dengan rasa yang tidak disukainya, ia tentu akan langsung menolak atau bahkan mogok minum susu. Akibatnya, anak tidak mendapatkan cukup nutrisi di masa pertumbuhannya.
Maka itu, pilihlah jenis susu yang memiliki rasa yang lezat dan disukai anak. Kalau si kecil suka rasa vanila, berikan susu dengan rasa vanila.
Begitu pula jika anak suka susu cokelat, berikan susu cokelat agar anak mau minum susu.
Perhatikan kandungan nutrisinya
Anak usia satu tahun sudah tak bisa lagi mengandalkan asupan lemak dari ASI untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Ini artinya, anak mulai membutuhkan asupan lemak tambahan dari luar, salah satunya dari susu – baik susu sapi maupun rendah lemak.
Lemak susu bermanfaat untuk meningkatkan perkembangan otak anak. Namun ingat, lemak ini pun tak boleh terlalu banyak agar tidak memicu obesitas pada anak.
Anak di usia ini hanya boleh minum maksimal 500 cc dalam sehari, seperti dianjurkan oleh American Academy of Pediatrics (AAP).
Pastikan susu yang Anda pilih mengandung kaya vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh anak, di antaranya vitamin A, vitamin D, kalsium, dan sebagainya.
Semua zat gizi ini penting untuk menjaga kesehatan mata, membentuk tulang dan gigi yang sehat, serta meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Selain itu, susu untuk anak usia 1-3 tahun perlu mengandung protein halus sehingga mudah dicerna di perut si kecil dan tidak akan menimbulkan masalah pencernaan.
Namun yang terpenting, susu untuk anak juga harus mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk kecerdasan otaknya.
Omega 3 dan 6 adalah jenis asam lemak terpenting yang dapat meningkatkan fungsi kognitif dan kecerdasan anak.
Omega 3 dan 6 dari makanan atau susu akan diubah menjadi DHA dengan bantuan enzim delta-4-desaturase.
Semakin banyak omega 3 dan 6 yang anak dapatkan, semakin banyak pula DHA yang terbentuk dalam tubuh anak.
Alhasil, hal ini dapat membantu menguatkan fungsi otak anak dan meningkatkan kecerdasannya.
Pilih susu sesuaikan dengan kondisi balita
Dalam memilih susu formula untuk balita, Anda perlu paham dengan kondisi anak.
Jika si kecil tidak mempunyai alergi atau tidak bermasalah dalam mencerna susu, Anda dapat memberikan susu formula yang terbuat dari susu sapi.
Namun, kalau anak Anda mempunyai intoleransi laktosa atau alergi terhadap protein susu, lebih disarankan untuk memberikan susu formula bebas laktosa, susu formula dari kedelai, atau susu formula hidrolisat untuk si kecil.
Sementara itu bagi anak dengan kondisi kekurangan berat badan, membutuhkan susu tinggi kalori untuk meningkatkan bobot tubuhnya dengan cepat.
Berikut beberapa situasi yang membuat anak butuh susu tinggi kalori:
Kebiasaan makan anak yang buruk
Memasuki usia 1-5 tahun, anak mulai bisa memilih makanan kesukaannya. Di satu sisi, hal ini bagus karena menandakan tumbuh kembangnya.
Namun di sisi lain juga bisa menimbulkan masalah karena makanan yang dipilihnya belum tentu sehat.
Masalah kebiasaan yang akan timbul di usia balita yaitu pemilih makanan atau picky eater, bosan, sampai anak tidak fokus saat sedang makan.
Situasi di atas kerap menjadi alasan anak balita perlu diberikan susu penambah berat badan.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, picky eater bisa mengganggu perkembangan dan pertumbuhan berat badan balita bila ia memilih makanan yang tidak sehat.
Faktor lingkungan
Ada beberapa tipe orangtua yang memiliki ketakutan anaknya akan mengalami obesitas. Jika terlalu dibatasi, hal ini akan berdampak pada asupan nutrisi yang kurang untuk si kecil.
Akhirnya, pilihan dan porsi makanan yang terbatas ini membuat pertumbuhan anak balita terganggu sehingga membutuhkan susu penambah berat badan.
Tidak hanya itu, faktor lingkungan di sini juga bisa disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi.
Kemiskinan misalnya bisa membuat orangtua mungkin jadi tidak mampu menyediakan makanan sehat dan bergizi untuk anak.
Melihat kondisi di atas, sangat penting untuk mengenali dan merawat anak dengan berat badan rendah karena bisa berujung pada anak kekurangan gizi atau masalah medis lain.
Kondisi kekurangan gizi bisa membuat anak mengalami komplikasi, seperti sistem kekebalan tubuh melemah, tinggi badan yang lebih pendek, kesulitan dalam belajar, sampai gangguan tumbuh kembang anak.
Bila berat badan anak Anda tidak bisa meningkat dengan pola makan, dokter akan memberikan susu penambah berat badan untuk menaikkan berat lebih cepat.
Perhatikan tanggal kedaluwarsa
Pada umumnya, susu formula mengandung berbagai nutrisi dan gizi balita yang hampir sama walaupun berbeda merek.
Dalam memilih susu formula, Anda harus memeriksa tanggal kedaluwarsa pada kemasan.
Pastikan produk belum melewati tanggal kedaluwarsa dan masih jauh dari tanggal kedaluwarsa dan kemasan produk tidak rusak.
Ini karena kemasan yang sudah rusak dapat memengaruhi kualitas susu formula.
Kandungan nutrisi dalam susu formula untuk balita

Dalam memilih susu formula, sebaiknya tidak asal-asalan. Pilihlah susu formula yang mengandung kebaikan nutrisi untuk anak. Beberapa kandungan susu formula adalah:
Kalori
Ketika Anda mencari susu formula, lihat jumlah kalori yang terkandung dalam satu gelas susu. Anda bisa melihatnya di angka kecukupan gizi yang tertera di produk susu.
Mengapa ini penting? Kalori memiliki peran untuk menghasilkan energi untuk anak. Berikut kebutuhan kalori anak sesuai dengan usianya:
- Balita usia 1-3 tahun: 1125 kilokalori (kkal)
- Balita usia 4-6 tahun: 1600 kilokalori (kkal)
Untuk menemukan jenis susu dengan takaran kalori yang tepat sesuai jadwal makan balita, mintalah rekomendasi dari dokter.
Terutama untuk anak yang perlu menaikkan berat badan karena kalori tambahan sangat penting.
Lemak
Dilansir dari laman Heart, anak balita usia 2-3 tahun membutuhkan asupan lemak total antara 30-35 persen dari jumlah kalori.
Sementara untuk anak usia 4-18 tahun membutuhkan 25-35 persen dari total kalori.
Berikut kebutuhan lemak anak berdasarkan angka kecukupan gizi tahun 2013:
- Balita usia 1-3 tahun: 44 gram
- Balita usia 4-6 tahun: 62 gram
Lemak ini bisa didapatkan dari berbagai sumber asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal seperti ikan, kacang-kacangan, dan minyak sayur.
Protein
Protein berperan dalam pembentukan sel di dalam tubuh, hormon, sistem kekebalan tubuh, sampai pertumbuhan struktur pendukung tubuh seperti otot.
Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) 2013, balita membutuhkan asupan protein sebanyak:
- Balita 1-3 tahun: 26 gram
- Balita 4-6 tahun: 35 gram
Ketika Anda memutuskan untuk membeli susu formula untuk balita, jangan lupa untuk melihat tabel angka kecukupan gizi di setiap kemasan produk.
Di sana tertera berapa jumlah yang sesuai dengan usia si kecil sehingga ibu tidak bingung.
Kalsium
Kandungan penting di dalam susu balita yang berikutnya adalah kalsium dan vitamin D.
Mengutip dari laman Kids Health, kalsium merupakan zat penting untuk meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang di masa pertumbuhan balita 1-5 tahun.
Ada perbedaan dengan kebutuhan kalsium bayi dan balita berdasarkan angka kecukupan gizi 2013, yaitu:
- Balita usia 1-3 tahun: 650 miligram (mg)
- Balita usia 4-6 tahun: 1000 miligram (mg)
Bayi dan balita membutuhkan kalsium dan vitamin D untuk menghindari penyakit rakhitis. Rakhitis adalah sebuah kondisi pelemahan kerja tulang dan pertumbuhannya terhambat.
Selain dari susu, kalsium juga bisa ditemukan di beberapa jenis makanan, seperti keju yoghurt, kacang merah, almond, dan sayuran hijau.
Bolehkah balita hanya minum susu seharian tanpa makan?

Susu sapi disebut sebagai makanan alami yang hampir sempurna karena mengandung nutrisi lengkap.
Dari mulai kalori, protein, gula, karbohidrat, asam folat, lemak, sampai vitamin dan mineral seperti kalsium dan fosfor, semua ada dalam segelas susu sapi.
Namun meski padat gizi, susu tidak bisa dijadikan pengganti makanan balita sebab seiring bertambahnya usia anak kebutuhan gizinya pun akan semakin banyak dan beragam.
Segelas susu saja tetap tidak mampu memenuhi kebutuhan variasi gizinya dalam satu hari.
Begini contoh kasusnya: segelas susu sapi biasanya hanya mengandung 8 gram protein. Sementara berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG), rata-rata balita usia 1-5 tahun butuh sekitar 26-35 gram protein setiap hari.
Minum tiga gelas susu sapi dalam sehari belum mampu memenuhi kebutuhan protein anak balita.
Terlebih susu termasuk rendah vitamin C dan serat. Kandungan variasi yang tidak seimbang ini tentu tidak baik untuk tubuh anak. Jika anak hanya mau minum susu saja, bukan mustahil ia akan kekurangan gizi.
Dampak terlalu banyak minum susu yaitu:
- Obesitas
- Sembelit
- Anemia defisiensi zat besi
Kebanyakan minum susu lama-lama bisa membuat berat badannya makin bertambah dan pertumbuhannya jadi terganggu.
Anda tetap harus memberikan susu formula sesuai anjuran kemasan, jangan berlebihan karena anak juga membutuhkan asupan nutrisi dari makanan yang lain.
Tanda balita tidak cocok dengan susu formula

Ketika anak tidak cocok dengan susu formula yang ibu berikan, ada berbagai tanda dan gejala yang akan muncul, yaitu:
- Diare atau BAB keras
- Lebih rewel
- Muntah
- Lemah atau cepat lelah
Namun, tanda-tanda tersebut bisa jadi muncul tanpa ada hubungannya dengan kecocokan susu formula.
Sebaiknya, segera periksakan ke dokter jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda seperti di atas.
Jangan lupa untuk menanyakan pada dokter Anda apakah Anda perlu mengganti susu formula si kecil atau tidak.
Cara melatih balita minum susu pakai gelas
Semakin bertambah usia si kecil, Anda perlu melatih balita minum susu menggunakan gelas.
Pasalnya, penggunaan dot sudah tidak disarankan karena bisa mengganggu isapan dan oral anak.
Beberapa cara melatih balita minum susu pakai gelas yaitu:
- Lihat kesiapan balita berdasarkan usia (usia di atas 1 tahun sudah bisa diajarkan pelan-pelan memakai gelas atau sippy cup)
- Ganti botol susu dengan gelas secara perlahan
- Beri contoh minum susu pakai gelas
- Jauhkan botol dari jangkauan anak
Dikutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) penggunaan dot pada bayi berpengaruh pada teknik isapan bayi yang kurang tepat.
Sementara pada balita, perkembangan fase oral di usia 1-5 tahun sudah sebaiknya mulai belajar untuk minum memakai gelas.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar