backup og meta

Berat Badan Anak Susah Naik? Hati-Hati Anemia!

Berat Badan Anak Susah Naik? Hati-Hati Anemia!

Berat badan susah naik seringkali terjadi pada sebagian anak-anak. Kondisi ini perlu dicari masalah utamanya agar pertumbuhan tidak terganggu. Pada sebagian anak, kondisi ini justru dapat menjadi tanda bahwa si Kecil terkena anemia. Lantas, bagaimana hubungan berat badan anak dengan anemia? Berikut penjelasannya.

Benarkah berat badan anak susah naik tanda anemia?

Terdapat banyak alasan mengapa berat badan anak susah naik. Mulai dari kekurangan kalori, nutrisi, hingga mineral untuk mendukung pertumbuhan yang sehat. Salah satu mineral yang perlu dicukupi adalah zat besi.

Mineral ini penting untuk pembentukan hemoglobin atau sel darah merah yang berfungsi sebagai transporter utama untuk oksigen, yang digunakan dalam semua proses metabolisme tubuh yang ada di dalam sel. 

Tahukah Anda?

Metabolisme sel dalam tubuh membutuhkan energi, protein, dan oksigen. Nah, bila kadar hemoglobin si Kecil rendah karena kekurangan zat besi, bisa berdampak pada tidak tercukupi jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh dan membuat metabolisme tidak optimal. 

Akhirnya, pertumbuhan anak terhambat, serta, perkembangan kognitif dan motorik terganggu. Hal ini bahkan dapat memicu  kondisi yang lebih serius, seperti stunting.

Kurangnya kadar hemoglobin dalam darah merupakan kondisi anemia. Anak dengan anemia juga memiliki gejala kurang nafsu makan dan senang memakan yang bukan makanan, misalnya es batu. 

Kondisi ini tentu membuat berat badan anak sulit naik, karena selain jumlah oksigen di tubuh yang tidak optimal, nutrisi dan kalori juga kurang terpenuhi. 

Cara mengatasi berat badan anak susah naik yang disebabkan oleh anemia

Kondisi anemia pada anak perlu dipastikan dengan dokter, yaitu melakukan pemeriksaan darah di laboratorium. 

Apabila hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan positif anemia dengan kadar hemoglobin kurang dari 11g/dL, maka berikut beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi berat badan anak yang susah naik.

1. Hindari memberikan teh pada anak

Pemberian teh pada anak yang anemia sebaiknya dihindari. Sebab, teh tidak mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh dan seringkali membuat anak merasa kenyang ketika minum teh, sehingga anak tidak mau makan. 

Selain itu, teh termasuk minuman yang tidak boleh diberikan pada anak karena tidak mengandung zat gizi makro, seperti protein, karbohidrat, dan lemak dan hanya sedikit sekali mineral.

Terlebih lagi, di dalam teh terdapat zat polyphenol dan fitat yang dapat menghambat penyerapan zat besi. 

2. Berikan makanan yang kaya zat besi

Untuk mengatasi berat badan anak susah naik pada umumnya perlu memastikan agar anak mendapatkan makanan yang tinggi nutrisi. Pada kasus anemia, nutrisi yang juga penting untuk diperhatikan, yaitu zat besi.

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG), anak usia 1-3 tahun membutuhkan 7 mg per hari sedangkan usia 4-6 tahun 10 mg per hari. 

Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, Bunda bisa mengombinasikan beberapa makanan kaya zat besi berikut agar kebutuhan zat besi harian si Kecil bisa terpenuhi.

  • Daging merah 

Ada beberapa jenis daging merah yang bisa Bunda berikan kepada si Kecil, yaitu daging sapi atau kambing. Setiap 100 gram daging sapi mengandung 2,8 mg zat besi, sementara 100 gram daging kambing mengandung 2,4 mg zat besi.

  • Daging ayam 

Daging ayam juga bisa menjadi pilihan protein yang mengandung zat besi. Setiap 100 gram daging ayam mengandung 1,3 mg zat besi

  • Ikan 

Untuk memberikan variasi protein, beberapa jenis ikan juga memilki kandungan yang tinggi, seperti tongkol, patin, dan sarden. Setiap 100 gram, terdapat 1,7 mg zat besi pada ikan tongkol, 1,4 mg zat besi pada ikan patin, dan 1,3 mg zat besi pada ikan sarden.  

  • Hati ayam

Diantara semua protein, hati ayam menjadi sumber zat besi yang paling tinggi. Pasalnya, dalam 100 gram hati ayam terdapat 15.8 mg zat besi.

  • Telur

Telur dapat menjadi pilihan sumber zat besi lainnya yang bisa Bunda coba. Setiap 100 gram telur terdapat 3 mg zat besi.

  • Sayuran hijau

Tak hanya pada protein, zat besi juga bisa terdapat dalam sayuran hijau yang direbus, seperti daun kelor, brokoli, dan bayam. Setiap 100 gram, terdapat 2,1 mg zat besi pada daun kelor, 0,7 mg zat besi pada brokoli, dan 0,5 mg pada bayam. 

  • Susu terfortifikasi zat besi

Untuk melengkapi nutrisi, Bunda juga bisa memberikan susu yang terfortifikasi dengan zat besi. Penelitian terbaru, konsumsi susu terfortifikasi zat besi & vit. C minimal 2 gelas sehari, terbukti bantu lengkapi kebutuhan zat besi harian anak.. 

3. Berikan makanan yang kaya vitamin C

Selain memberikan makanan kaya zat besi, Bunda juga perlu menambahkan makanan kaya vitamin C dalam pola makan si Kecil. Pasalnya, vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi dalam tubuh lebih cepat.

Beberapa buah yang kaya akan vitamin C dan dapat dicoba, seperti:

  • Buah sitrus (jeruk dan lemon),
  • Tomat,
  • Buah Beri,
  • Buah kiwi, dan
  • Melon
Usahakan untuk konsumsi vitamin C ini bersamaan dengan makanan kaya zat besi.

4. Berikan nutrisi tambahan 

Selain makanan, susu yang difortifikasi zat besi dan vitamin C dapat menjadi salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan zat besinya.

Karena susu dengan kombinasi unik zat besi dan vitamin C dapat memaksimalkan penyerapan zat besi hingga dua kali lipat, sehingga minimal 2 gelas sehari dapat membantu penuhi kebutuhan zat besi hariannya.

Perlu Anda Ketahui

Susu dengan kombinasi zat besi dan vitamin C juga umumnya dilengkapi nutrisi penting yang dibutuhkan tumbuh kembang si Kecil, seperti DHA, omega 3 dan 6, dan nutrisi penting lainnya. Susu jenis ini tidak hanya mencegah anemia zat besi tetapi juga membantu si Kecil tumbuh maksimal.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Waspada Anemia, Salah Satu Risiko Penyebab Stunting. Retrieved 21 August 2024.  https://fk.ui.ac.id/infosehat/waspada-anemia-salah-satu-risiko-penyebab-stunting/ 

Raising Children Network (Australia). Anemia. Retrieved 21 August 2024.https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/anaemia 

National Health Service UK. How to help your child gain weight. Retrieved 21 August 2024. https://www.nhs.uk/live-well/healthy-weight/childrens-weight/how-to-help-your-child-gain-weight/ 

Cleveland Clinic. 13 Symptoms of Low Iron in Kids. Retrieved 21 August 2024. https://health.clevelandclinic.org/what-causes-iron-deficiency-in-your-child-and-how-to-spot-it 

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Amankah Anak Anda Mengonsumsi Teh?. Retrieved 21 August 2024. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/amankah-anak-anda-mengonsumsi-teh 

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013  Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Retrieved 21 August 2024. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf  

Health Direct. Foods High in Iron. Retrieved 21 August 2024.  https://www.healthdirect.gov.au/foods-high-in-iron 

Up To Date. Approach to the child with anemia. Retrieved 21 August 2024. https://www.uptodate.com/contents/approach-to-the-child-with-anemia/print 

Data Komposisi Pangan Indonesia. Retrieved 21 August 2024.  https://www.panganku.org/id-ID/view

Versi Terbaru

23/09/2024

Ditulis oleh Fatin Nur Jauhara

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Riska Herliafifah


Artikel Terkait

Bunda Harus Tahu, Ini Beda Kandungan Protein dalam Susu Kedelai dan Susu Sapi

Cara Memilih Susu Soya yang Tepat untuk Kebutuhan Si Kecil


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Fatin Nur Jauhara · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan