Bagi anak-anak, cokelat kerap jadi camilan yang hampir selalu digemari. Cokelat dikenal memberikan efek bahagia saat dimakan. Sayangnya, terlalu sering makan cokelat juga memiliki efek yang tidak baik untuk kesehatan anak.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Bagi anak-anak, cokelat kerap jadi camilan yang hampir selalu digemari. Cokelat dikenal memberikan efek bahagia saat dimakan. Sayangnya, terlalu sering makan cokelat juga memiliki efek yang tidak baik untuk kesehatan anak.
Oleh karena itu, ada beberapa alasan mengapa orangtua perlu mengingatkan anak untuk tidak kebanyakan makan coklat. Ketahui di bawah ini.
Anak di bawah 2 tahun tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan, termasuk cokelat. Bukan hanya itu, cokelat juga mengandung kafein.
Kedua kandungan tersebut diketahui bisa menimbulkan efek negatif pada anak jika terlalu sering makan cokelat.
Cokelat boleh diberikan setelah anak berusia 2 tahun. Namun, dengan catatan anak sedang tidak mengalami gangguan pencernaan dan tidak boleh kebanyakan makan coklat.
Takaran kadar gula tambahan yang diperbolehkan untuk akan usia 2 tahun ke atas, yaitu kurang dari 25 gram atau sekitar 6 sendok teh.
Perlu diketahui juga bahwa masing-masing jenis cokelat mengandung kadar bahan yang berbeda-beda.
Dilansir dari The Children’s Nutrition, cokelat yang semakin gelap dan murni mengandung lebih sedikit gula. Berikut kadar kandungan gula pada beberapa jenis cokelat berukuran 10 gram.
Sementara itu, kandungan kafein pada cokelat yang gelap akan lebih gelap karena memiliki kadar kakao yang lebih tinggi. Kandungan kafein pada tiap jenis cokelat, yaitu sebagai berikut.
Ada berbagai efek buruk yang bisa terjadi pada anak jika terlalu sering makan cokelat. Berikut di antaranya.
Anak bisa saja mengalami sembelit atau konstipasi sebagai efek buruk akibat anak terlalu sering makan cokelat
Sebenarnya, belum ada temuan spesifik yang menyatakan bahwa banyak makan cokelat bisa membuat sembelit.
Namun, diduga kuat bahwa kandungan bahan cokelat bisa memicu terjadinya gangguan pencernaan tersebut,
Cokelat dengan isian biasanya kaya kandungan gula. Selain itu, cokelat juga mengandung kafein yang bisa jadi penyebab dehidrasi.
Kue cokelat juga umumnya mengandung susu yang bisa menyumbang lemak jenuh di dalam tubuh, tetapi memiliki serat yang lebih sedikit.
Berbagai bahan ini bisa menjadi risiko pemicu sembelit apalagi jika dikonsumsi terlalu banyak.
Jika sudah demikian, orangtua perlu membatasi atau menghentikan asupan cokelat si Kecil. Jika anak telanjur sembelit, redakan gejalanya dengan obat pencahar.
Tidak hanya pada kopi atau teh, orangtua perlu tahu bahwa cokelat juga mengandung kafein. Kafein adalah zat stimulan yang membuat seseorang bersemangat.
Jika asupan cokelat si Kecil tidak dibatasi sehingga anak makan terlalu sering, jangan heran jika efek yang terjadi yaitu anak tak kunjung merasa lelah dan sulit tidur.
Sebelum hal ini terjadi, ada baiknya orangtua membatasi asupan cokelat si Kecil agar jam tidurnya tidak terganggu.
Di balik rasanya yang manis, cokelat mengandung banyak gula. Jika dikonsumsi terlalu banyak, gula dalam cokelat bisa menimbulkan masalah kesehatan pada anak.
Anak yang sudah terbiasa mengonsumsi satu makanan tertentu dan cenderung tidak mau makan jenis lainnya bisa mengarahkannya kepada kondisi malnutrisi.
Malnutrisi tak selalu berarti anak kurang makan. Kondisi ini dapat menggambarkan ia kelebihan satu nutrisi tertentu. Jika si Kecil hobi makan cokelat setiap hari, bisa jadi ia malas untuk makan makanan yang lain.
Hal ini bisa membuat anak jadi kekurangan nutrisi penting makro dan mikro yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya.
Dampak selanjutnya yang timbul saat anak kebanyakan makan makanan manis, termasuk cokelat, adalah timbulnya gigi berlubang dan penyakit gusi.
Jika si Kecil enggan menggosok giginya, hal ini bisa memperburuk kondisi kesehatan gigi dan mulut anak.
Oleh karena itu, setelah mengonsumsi makanan lezat, seperti cokelat, ajak anak menggosok gigi dan melakukan flossing.
Selebihnya, orangtua tetap perlu membatasi asupan cokelat si Kecil.
Meski bisa memicu berbagai masalah kesehatan jika terlalu sering, makan cokelat tak selalu membawa efek buruk untuk anak.
Cokelat dapat meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga membuatnya dapat berfungsi lebih baik.
Kandungan flavonoid pada coklat yang dibuktikan pada jurnal The FASEB Journal membuktikan bahwa cokelat dapat meningkatkan memori dan fungsi kognitif.
Namun demikian, manfaat tersebut perlu diteliti lebih lanjut untuk memastikannya pada anak-anak.
Kembali lagi, meski cokelat memiliki manfaat saat dikonsumsi, jangan biarkan anak makan coklat kebanyakan ya, Bu.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar