Peradangan pada usus besar dapat menyebabkan luka dan gejala yang sangat menyakitkan. Terkadang, radang usus terjadi karena infeksi bakteri. Untuk mengatasinya, dokter bisa memberikan obat antibiotik seperti vancomycin.
Golongan obat: antibiotik
Merk dagang: Vancep, Vancodex
Apa itu obat vancomycin?
Vancomycin (vankomisin) adalah obat antibiotik yang termasuk dalam golongan glikopeptida. Obat ini bekerja untuk membunuh bakteri penyebab penyakit.
Vancomycin sediaan oral biasanya digunakan untuk mengobati diare dan kolitis (radang usus besar) yang disebabkan oleh bakteri Clostridium difficile.
Terkadang, obat juga diresepkan dokter untuk mengobati penyakit enterokolitis (radang saluran cerna) karena bakteri Staphylococci.
Ketika diminum, vankomisin hanya akan membunuh bakteri di usus. Jadi, obat ini tidak akan mengobati infeksi di bagian tubuh lainnya.
Namun, perlu diketahui bahwa saat ini, vankomisin dalam sediaan oral (minum) belum tersedia di Indonesia. Antibiotik ini umumnya diberikan melalui injeksi (suntikan).
Vankomisin sediaan injeksi bisa digunakan untuk mengatasi infeksi pada berbagai bagian tubuh. Biasanya, injeksi vankomisin diberikan bila infeksi bersifat serius dan tidak berhasil diobati dengan jenis obat lainnya.
Dosis obat vancomycin
Dosis obat akan ditentukan oleh dokter berdasarkan usia pasien dan kondisi yang ingin ditangani. Berikut dosis umum obat oral berdasarkan penyakitnya.
Kolitis dan diare karena bakteri Clostridium difficile
- Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun: dosis awal sebesar 125 mg, diberikan setiap 6 jam selama 10 hari. Bila kasusnya serius, dosis ditingkatkan menjadi 500 mg, diminum setiap 6 jam sekali selama 10 hari. Dosis maksimal adalah 2.000 mg per hari.
- Anak-anak di bawah 12 tahun: dalam bentuk larutan, diminum sebanyak 10 mg/kg setiap 6 jam selama 10 hari.
Enterokolitis akibat bakteri Staphylococcus
- Dewasa: 500 mg sampai 2.000 mg, dibagi menjadi 3–4 dosis, diminum selama 7–10 hari.
- Anak-anak: 40 mg/kg, dibagi menjadi 3–4 dosis selama 7–10 hari. Dosis maksimal adalah 2.000 mg per hari.
Untuk obat sediaan cairan injeksi, pemberiannya akan dilakukan oleh dokter dan petugas kesehatan dengan disuntikkan perlahan atau melalui infus.
Aturan pakai obat vancomycin
Obat harus diminum sesuai dengan aturan dari dokter. Jangan minum obat dengan dosis yang kurang atau lebih dari yang sudah ditentukan.
Obat oral tersedia dalam bentuk kapsul dan cairan. Untuk obat kapsul, cukup telan obat seutuhnya dengan bantuan air minum. Bila menggunakan obat cair, kocok botol dengan baik sebelum diminum agar cairan tercampur secara merata.
Dokter akan memberi tahu Anda mengenai jangka waktu perawatan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Pastikan Anda benar-benar minum obat sesuai dengan durasi yang telah ditetapkan.
Jangan menghentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter. Sekalipun Anda sudah merasa sehat, menghentikan konsumsi antibiotik sembarangan malah akan membuat infeksi tak terkendali.
Vancomycin bekerja lebih efektif bila diminum pada waktu yang sama setiap harinya. Agar lebih mudah, pasang peringatan pada jam-jam ketika Anda harus minum obat.
Bila Anda melewatkan satu dosis, segera minum obat ketika Anda ingat. Namun, jika ini terjadi saat waktu minum obat sudah mendekati dosis selanjutnya, lewati dosis yang sudah terlewat.
Minumlah dosis obat selanjutnya seperti biasa. Jangan menggandakan dosis obat dalam keadaan apa pun.
Efek samping vankomisin
Seperti obat-obatan lainnya, vancomycin juga dapat menimbulkan berbagai efek samping, di antaranya:
- saikt perut,
- sakit tenggorokan,
- demam,
- menggigil,
- reaksi alergi seperti gatal-gatal, ruam kulit, dan sesak napas,
- kemerahan pada kulit,
- nyeri otot dada dan punggung,
- perdarahan atau memar yang tidak biasa,
- pusing,
- penglihatan kabur, serta
- telinga berdenging.
Bila Anda merasakan efek samping di atas, terutama ketika gejalanya tidak menghilang, segera hubungi dokter. Dapatkan pertolongan sesegera mungkin bila Anda mengalami kesulitan atau hilang pendengaran setelah minum obat.
Peringatan dan perhatian saat pakai vancomycin
Penggunaan obat tidak disarankan bagi Anda yang memiliki alergi terhadap antibiotik, obat pada umumnya, atau bahan-bahan lainnya yang mungkin terkandung dalam obat.
Ada baiknya Anda juga memberi tahu dokter bila memiliki jenis alergi lainnya, seperti makanan, bahan pengawet, atau pewarna, untuk mengantisipasi risiko efek samping.
Beri tahu juga bila Anda:
- pernah mengidap penyakit radang usus lain seperti penyakit Crohn,
- memiliki riwayat penyakit kolitis ulserativa,
- memiliki gangguan pendengaran, atau
- pernah atau sedang mengidap penyakit ginjal.
Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum memberikan vancomycin kepada anak atau orang lanjut usia. Anak-anak dan lansia mungkin lebih rentan mengalami efek samping.
Jika Anda akan menjalani operasi, termasuk operasi kecil dan perawatan gigi, beri tahu dokter atau dokter gigi Anda bahwa Anda sedang mengonsumsi obat ini.
Apakah obat ini aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Obat vancomycin biasanya tidak disarankan selama kehamilan, kecuali jika benar-benar dibutuhkan. Penggunaannya pun harus dilakukan dengan pemantauan ketat dari dokter. Ini dilakukan guna mengurangi risiko keracunan pada janin.
Bila Anda sedang dalam masa menyusui, Anda juga harus berkonsultasi kepada dokter perihal penggunaan obat selama menyusui guna memastikan keamanannya.
Interaksi obat vancomycin dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Berikut adalah beberapa efek dari interaksi obat vankomisin dengan obat lain.
- Dapat meningkatkan efek beracun pada ginjal bila digunakan dengan obat antibiotik lainnya seperti aminoglikosida.
- Berisiko menyebabkan gangguan pendengaran bila dikonsumsi bersamaan dengan obat pereda nyeri golongan NSAID.
- Memperpanjang dan meningkatkan efek relaksan otot bila digunakan bersama dengan obat pelemas otot seperti vecuronium.
Masih ada berbagai interaksi lain yang belum disebutkan. Oleh karena itu, pastikan Anda memberi tahu dokter terkait semua obat-obatan, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda minum.
Informasi ini penting guna menghindari terjadinya interaksi obat.
[embed-health-tool-bmi]