Pernahkah Anda diresepkan obat diuretik atau water pills? Salah satu jenis obat diuretik ini adalah furosemide. Ketahui kegunaan obat furosemide ini dan apa saja efek samping yang bisa muncul.
Furosemide atau furosemid adalah obat golongan diuretik.
Obat ini bekerja untuk mengurangi cairan berlebih dalam tubuh (edema) yang disebabkan oleh kondisi seperti gagal jantung, penyakit hati, dan gagal ginjal.
Furosemide menyebabkan Anda menjadi lebih sering buang air kecil. Ini untuk membantu membuang air dan garam yang berlebihan dari tubuh Anda.
Obat ini juga dapat digunakan untuk menurunkan kadar kalsium yang tinggi dalam darah (hiperkalsemia).
Obat ini juga digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, serta membantu pasien transplantasi ginjal.
Dosis furosemid
Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan obat furosemid di Indonesia tersedia dalam tablet salut selaput 40 mg dan cairan injeksi 10 mg.
Pemberian dosis furosemid berdasarkan kondisi dan penyakit pasien dapat dibedakan sebagai berikut.
Edema paru akut
Dewasa (injeksi intravena): injeksi 40 mg disuntikkan perlahan melalui selang infus selama 1 − 2 menit. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 80 mg apabila dibutuhkan.
Edema karena sirosis, gagal jantung kongestif, atau penyakit ginjal
Dewasa (injeksi intravena): injeksi 20 – 50 mg, diberikan secara perlahan melalui infus. Dosis bisa ditingkatkan 20 mg setiap 2 jam apabila diperlukan. Dosis maksimal 1.500 mg per hari.
Dewasa (oral): dosis awal sebanyak 40 mg per hari. Jika pasien menunjukkan perbaikan, dosis bisa dikurangi menjadi 20 – 40 mg setiap 2 hari sekali. Pada kasus edema berat, dosis dapat diberikan hingga maksimal 80 mg per hari.
Anak-anak (injeksi intravena): 0,5 – 1,5 mg/kg berat badan per hari. Dosis maksimal 20 mg per hari.
Anak-anak (oral): 1 – 3 mg/kg berat badan per hari. Dosis maksimal sebanyak 40 mg per hari.
Oliguria (kurangnya produksi urine) karena gagal ginjal
Dewasa (oral): dosis awal mulanya 250 mg. Dosis bisa diulang setiap 4 – 6 jam, jika diperlukan. Dosis maksimal sebanyak 1500 mg per hari.
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Dewasa (oral): 40 – 80 mg per hari, bisa dikombinasikan dengan obat antihipertensi.
Aturan pakai furosemide
Furosemide dalam sediaan tablet diminum sekali atau dua kali sehari.
Minum tablet secara utuh, jangan memotong, membelah, atau menghancurkan tablet.
Ketika digunakan untuk mengobati edema, furosemid dapat diminum setiap hari atau hanya pada hari-hari tertentu dalam seminggu.
Bila digunakan untuk mengobati hipertensi, minum furosemid pada waktu yang sama setiap hari.
Ikuti aturan minum obat Anda dengan hati-hati dan mintalah dokter atau apoteker untuk menjelaskan bagian yang tidak Anda mengerti.
Furosemid mengontrol tekanan darah tinggi dan edema tetapi tidak menyembuhkan kondisi ini.
Terus minum furosemide bahkan jika Anda merasa sehat. Jangan berhenti minum obat furosemide tanpa berbicara dengan dokter Anda.
Efek samping furosemid
Setiap obat pada dasarnya berpotensi menyebabkanefek samping obat. Meski begitu, tidak semua orang merasakan efek samping.
Efek samping obat ini pun dapat berkisar dari yang ringan hingga berat.
Efek samping umum
Jenis efek samping furosemide yang sering terjadi:
diare atau sembelit,
nyeri perut,
pusing, sensasi berputar, dan
gatal atau ruam ringan.
Efek samping serius
Pada kasus yang serius, obat furosemid pembekuan darah bisa menyebabkan efek samping seperti:
mual dan muntah, berat badan turun, nyeri badan, baal (kebas),
lebih jarang atau tidak buang air kecil sama sekali,
nyeri dada, masalah pernapasan, dan
kulit pucat, memar, serta perdarahan yang tidak biasa.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat furosemide
Beri tahu dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap furosemid, obat sulfonamida, atau bahan apa pun dalam tablet atau larutan furosemide.
Beri tahu dokter jika Anda memiliki penyakit ginjal. Dokter mungkin memberi tahu Anda untuk tidak menggunakan furosemide.
Bicarakan dengan dokter jika Anda pernah atau pernah memiliki kondisi apa pun yang menghambat proses pengosongan kandung kemih.
Kondisi tersebut meliputi diabetes, asam urat, lupus eritematosus sistemik (kondisi peradangan kronis), atau penyakit hati.
Apabila akan menjalani operasi, beri tahu dokter bahwa Anda menggunakan furosemide.
Furosemid dapat menyebabkan pusing, sakit kepala ringan, dan pingsan ketika Anda bangun terlalu cepat dari posisi berbaring.
Keluhan ini biasa terjadi ketika Anda pertama kali mulai menggunakan furosemid.
Untuk menghindari masalah ini, bangunlah dari tempat tidur secara perlahan, letakkan kaki Anda di lantai selama beberapa menit sebelum berdiri.
Simpan obat dalam suhu antara 15 – 30 °Celsius. Lindungi obat furosemid dari paparan cahaya langsung.
Penting Anda ketahui
Hindari paparan sinar matahari yang tidak perlu atau berkepanjangan. Kenakan pakaian pelindung, kacamata hitam, dan tabir surya. Furosemid dapat membuat kulit Anda sensitif terhadap sinar matahari.
Apakah obat furosemide aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Meski begitu, dokter hanya akan meresepkan obat ini untuk mengatasi kondisi medis tertentu.
Jika Anda berencana hamil atau sudah hamil, bicarakan dengan dokter apakah mengonsumsi furosemid cukup aman.
Tidak diketahui berapa banyak furosemide yang masuk ke dalam ASI tetapi kemungkinan jumlahnya sedikit.
Hal ini kemungkinan tidak menyebabkan efek samping pada bayi, tetapi furosemide dapat mengurangi jumlah ASI yang Anda hasilkan.
Interaksi obat furosemid dengan obat lain
Penggunaan furosemide bersama obat-obatan berikut ini dapat menimbulkan interaksi obat.
Kerusakan pada telinga dapat berisiko meningkat bila digunakan dengan antibiotik golongan polymyxin, aminoglikosida, cisplatin, vancomycin, atau ethacrynic acid
Risiko kerusakan ginjal meningkat jika dipakai bersama antibiotik golongan sefalosporin.
Berisiko menimbulkan hiperkalemia jika dipakai bersama obat diuretik hemat kalium, seperti spironolactone.
Meningkatnya risiko kerusakan jantung bila dipakai bersama dengan antipsikotik, antihistamin, atau obat glikosida jantung seperti digoksin.
Efektivitas furosemid dapat menurun apabila digunakan dengan obat golongan antiradang nonsterois (NSAID), seperti ibuprofen dan asam mefenamat.
Risiko terjadinya hiponatremia akan meningkat apabila furosemide digunakan bersama carbamazepine.
Penggunaan bersama sucralfate, cholestyramine, dan colestipol dapat menurunkan penyerapan furosemide. Minumlah 2 jam sebelum atau setelah Anda menggunakan furosemid.
Tekanan darah terlalu rendah dapat terjadi apabila digunakan dengan obat ARB atau antidepresan MAOI dan antihipertensi ACE inhibitor.
Konsultasikan kepada dokter mengenai riwayat penyakit, kondisi kesehatan, dan rencana kehamilan Anda sebelum menjalani pengobatan ini.
Hal tersebut untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi nantinya.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
About furosemide. (2022). National Health Services. Retrieved July 7, 2022 from, https://www.nhs.uk/medicines/furosemide/about-furosemide/
Furosemide. (2017). MedlinePlus. Retrieved July 7, 2022 from, https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682858.html
Furosemide. (n.d.). MIMS. Retrieved July 7, 2022 from, https://www.mims.com/indonesia/drug/info/furosemide?mtype=generic
How and when to take furosemide. (2022). National Health Services. Retrieved July 7, 2022 from, https://www.nhs.uk/medicines/furosemide/how-and-when-to-take-furosemide/
Pregnancy, breastfeeding and fertility while taking furosemide. (2022). National Health Services. Retrieved July 7, 2022 from, https://www.nhs.uk/medicines/furosemide/pregnancy-breastfeeding-and-fertility-while-taking-furosemide/