Pasien cerebral edema atau pembengkakan otak akan mengalami sejumlah gejala seperti tekanan pada mata dan kepala. Untuk meredakan gejala tersebut, dokter mungkin akan memberikan obat manitol. Seperti apa dosis dan efek sampingnya?
Golongan obat: diuretik.
Merek dagang manitol: Generik, Otsu – Manitol 20, Osmol, Infitol, Basol M20, dan Infusan M-20.
Apa itu obat manitol?
Manitol atau mannitol adalah obat golongan diuretik. Obat ini membantu mengurangi penumpukan cairan di tubuh dan menurunkan tekanan darah tinggi.
Obat ini berfungsi untuk mengurangi tekanan dalam kepala karena pembengkakan (edema) di otak.
Obat ini juga dapat digunakan untuk menurunkan tekanan bola mata akibat glaukoma.
Selain itu, obat ini membantu mendorong tubuh pasien gagal ginjal akut untuk menghasilkan lebih banyak urine.
Meningkatnya produksi urine akan membuat kandungan air di sel otak dan bola mata berkurang, sehingga mengurangi tekanan di kepala.
Dosis dan sediaan mannitol
Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan obat manitol di Indonesia tersedia dalam infus 100 ml, 250 ml, dan 500 ml.
Pemberian dosis manitol berdasarkan kondisi dan penyakit pasien dapat dibedakan sebagai berikut.
Mengurangi tekanan cerebral edema, intrakranial, dan intraokular.
- Dewasa: 1,5 – 2 gram/kg berat badan. Diberikan melalui infus secara intravena (ke pembuluh darah vena) selama 30 – 60 menit.
Pengobatan pasien gagal ginjal
- Dewasa: 50 – 200 gram, diberikan selama 24 jam. Pemberian melalui infus dan kecepatan pemberian disesuaikan dengan jumlah urine yang keluar per jam.
- Anak-anak: 0,25 – 2 gram/kg berat badan.
Aturan pakai manitol
Obat manitol diberikan melalui jalur infus (intravena) minimal selama 30 menit.
Pemberian lewat infus dapat membantu mempercepat penyerapan obat ke dalam aliran darah.
Lantaran melalui infus, penggunaannya perlu di bawah pengawasan dokter atau suster. Dokter akan menentukan aturan pemakaian obat Anda.
Pastikan untuk memberi tahu dokter bagaimana respons tubuh Anda selama perawatan.
Dokter mungkin menghentikan pengobatan untuk sementara waktu atau mengurangi dosis manitol jika Anda mengalami efek samping obat.
Efek samping manitol
Setiap obat pada dasarnya berpotensi menyebabkan efek samping obat. Meski begitu, tidak semua orang merasakan efek samping.
Efek samping obat ini pun dapat berkisar dari yang ringan hingga berat.
Efek samping umum
Jenis efek samping mannitol yang sering terjadi:
- sering buang air kecil,
- haus terus,
- merasa mual dan ingin muntah,
- demam,
- badan lemas,
- sakit kepala ringan, dan
- pusing.
Efek samping serius
Pada kasus yang serius, obat manitol bisa menyebabkan efek samping seperti:
- bengkak di tangan atau kaki,
- rasa gelisah yang tidak biasa,
- berkeringat deras,
- sesak napas parah bahkan meski hanya melakukan aktivitas ringan,
- batuk dengan lendir yang tebal dan berbusa,
- jantung berdebar kencang atau tidak beraturan, dan
- sakit atau sulit buang air kecil.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat manitol
Beri tahu dokter jika Anda alergi terhadap manitol atau salah satu bahan yang terdapat dalam obat ini.
Anda perlu memberitahu dokter jika pernah atau sedang mengalami:
- gagal jantung,
- penyakit ginjal,
- dehidrasi berat,
- edema paru (pembengkakan paru-paru),
- perdarahan otak,
- tidak bisa buang air kecil (anuria), atau
- ketidakseimbangan elektrolit.
Pasien anak-anak di bawah usia 2 tahun dan lanjut usia, lebih mungkin mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Selain itu, pasien lanjut usia cenderung mengalami masalah ginjal, jantung, atau paru-paru.
Oleh karena itu, perlu kehati-hatian pemberian dosis bagi pasien tersebut untuk mencegah efek samping parah dan overdosis.
Anda harus tahu bahwa manitol dapat membuat Anda mengantuk, pusing, pingsan, atau penglihatan kabur.
Jangan mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin dan alat berbahaya sampai Anda tahu bagaimana tubuh merespons obat ini.
Simpan obat dalam suhu antara 20 – 25° Celsius. Lindungi obat mannitol dari paparan cahaya langsung.
Perlu Anda ketahui
Manitol dapat menyebabkan pusing, sakit kepala ringan, dan pingsan, terutama saat bangun terlalu cepat dari posisi berbaring.
Untuk menghindarinya, bangunlah dari tempat tidur secara perlahan, letakkan kaki Anda di lantai selama beberapa menit sebelum berdiri.
Apakah obat manitol aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Situs EMC Inggris menjelaskan bahwa belum ada riset ilmiah mengenai penggunaan manitol pada wanita hamil.
Selain itu, belum ada data dari penelitian pada hewan sehubungan dengan efek manitol pada kehamilan atau perkembangan janin.
Namun, Anda disarankan untuk tidak menggunakan obat ini selama kehamilan kecuali di bawah pengawasan dokter.
Meski belum ada informasi tentang kemunculan manitol dalam ASI. Anda tetap disarankan untuk tidak menggunakan obat ini selama menyusui.
Interaksi manitol dengan obat lain
Penggunaan mannitol bersama obat-obatan berikut ini dapat menimbulkan interaksi obat.
- Penggunaan dengan digoksin akan meningkatkan risiko terjadinya gangguan elektrolit.
- Pemakaian bersama obat antibiotik aminoglikosida, cyclosporine, atau obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID), seperti naproksen atau aspirin, akan meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal.
- Pemakaian bersama obat antikoagulan akan menurunkan efektivitas obat-obat tersebut.
- Penggunaan dengan tubokurarin dan obat pelemas otot lain justru akan meningkatkan efektivitas obat-obat tersebut.
Konsultasikan kepada dokter mengenai riwayat penyakit, kondisi kesehatan, dan rencana kehamilan sebelum menjalani pengobatan ini.
Hal tersebut untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi nantinya.
[embed-health-tool-bmi]