Pernahkah Anda membayangkan terbangun di ruang operasi? Padahal Anda telah mendapatkan bius total. Bagaimana ya hal itu bisa terjadi? Terbangun saat operasi ketika sudah mendapat bius total memang hal yang jarang ditemui.
Berdasarkan yang dikutip oleh CNN, dari sekitar 19.300 pasien bius total di UK dan Irlandia, ada satu orang yang mengalami pengalaman terbangun saat operasi. Situasi tersebut bisa dikatakan sebagai accidental awareness. Peristiwa terbangun saat operasi dikatakan sebagai situasi yang ‘tidak sengaja terjadi’. Lalu, apa yang akan terjadi saat seseorang mengalami situasi itu?
Bagaimana pasien bisa mendadak terbangun saat operasi?
Terdapat tiga jenis anestesi, yaitu anestesi lokal, anestesi regional, dan general anestesi. Saat Anda mendapat anestesi lokal, maka hanya rasa sakit saja yang tidak akan Anda rasakan, tapi Anda tetap dalam keadaan sadar. Sedangkan pada anestesi regional, Anda akan disuntikkan obat yang membuat mati rasa bagian yang akan dioperasi. Anestesi general atau bius total adalah di mana Anda tidur dan tidak merasakan sakit selama operasi.
Ahli anestesi menggunakan obat untuk merelaksasi otot sebagai bagian dari anestesi. Obat ini akan membuat Anda berhenti bernapas, sehingga ahli anestesi menggunakan ventilator (mesin pernapasan) untuk membantu Anda tetap bernapas.
Untuk beberapa operasi, obat ini penting sebab ahli bedah tidak dapat mengakses bagian tubuh tertentu tanpa obat untuk relaksasi otot. Ketika pasien mendapat obat untuk relaksasi otot tersebut, pasien tidak bisa bergerak sehingga tidak bisa memberitahu dokter apabila anestesi yang digunakan kurang (masih terasa nyeri).
Jika peralatan yang digunakan untuk memonitor tubuh berhasil memberikan tanda-tanda adanya ‘kesalahan’ pada tubuh, ahli anestesi bisa menduga bahwa ada yang tidak beres. Namun terkadang alat-alat tersebut tidak mengirimkan tanda-tanda, sehingga mendadak terbangun saat operasi pun terjadi.
Lalu, apa yang akan terjadi?
Pada sebagian kasus, terbangun saat operasi membuat Anda benar-benar mendengar apa yang terjadi di ruang operasi. Anda bisa mendengar apa yang tim dokter diskusikan dalam proses operasi. Mengerikan bukan?
Lalu apakah Anda bisa bergerak? Tidak, Anda tidak dapat bergerak karena pengaruh anestesi, hanya kesadaran Anda saja yang pulih. Ini mungkin akan melegakan sekaligus membuat Anda ngeri.
Di satu sisi, Anda tidak bisa tiba-tiba berdiri saat mendadak bangun di ruang operasi, tentu ini melegakan. Tak terbayang bukan, jika Anda tiba-tiba bangun dan berdiri? Di sisi lain, ini seperti mimpi buruk, saat Anda teriak mendengar percakapan dokter, tapi tidak satu pun mendengarnya, karena teriak tersebut hanya di benak Anda.
Pasien yang mengalami hal ini menggambarkan situasi tersebut dengan sensasi yang aneh, seperti merasa tersedak, lumpuh, nyeri, berhalusinasi, bahkan seperti mengalami peristiwa nyaris-mati (near-death experiences).
Beberapa orang bahkan menyebutkan bahwa dia dapat merasakan sentuhan. Ada juga yang mengalami sensasi nyeri bercampur kebas. Tapi kesadaran yang mendadak pulih tersebut tidak berlangsung lama, kebanyakan pasien melaporkan bahwa mereka hanya sadar sebentar saja, diperkirakan tidak lebih dari 5 menit.
Situasi ini memang mungkin terjadi, sebab proses anestesi sendiri terdiri dari ‘mengirim sinyal untuk tidur’ atau ‘mengirim sinyal untuk bangun’. Dua per tiga tahapan tersebut terjadi saat operasi dimulai atau berakhir, tapi ada yang mengalaminya saat operasi berlangsung.
Apakah dokter akan tahu kalau kita terbangun di tengah operasi?
Kita tidak tahu bagaimana proses di ruang operasi berlangsung. Tim dokter pastinya harus fokus pada tindakan operasi itu sendiri dan menjaga pasien tetap dalam keadaan stabil. Kondisi ini sulit membuat dokter menyadari jika pasien mendapatkan kesadarannya kembali. Tapi ada beberapa ciri-ciri yang bisa menunjukkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, dua hal ini bisa menjadi pertanda jika pasien terbangun.
Saat terbangun, pasien mungkin merasa cemas dan stres sehingga peningkatan denyut dan tekanan darah terjadi. Tapi obat yang Anda dapatkan sebelum dan selama operasi juga berfungsi untuk menghindarkan tubuh dari respon stres, dokter pun harus memiliki asumsi-asumsi untuk mengidentifikasi masalah tersebut.
Menurut Jaideep Pandit, konsultan anestesi di Oxford University Hospitals, yang dikutip oleh CNN, cara lain yang bisa dipakai untuk mengetahui kesadaran adalah dengan memonitor otak, yang melacak aktivitas ‘listrik’ di otak. Beberapa penelitian menunjukkan manfaatnya, namun beberapa lainnya tidak menunjukkan penurunan peristiwa terhadap ‘kesadaran tiba-tiba’ saat monitor tersebut digunakan.
Apa yang harus saya lakukan jika hal tersebut terjadi pada saya?
Anda mungkin tidak bisa berbuat apa-apa ketika terbangun saat operasi. Sebab, efek melumpuhkan dari anestesi tersebut membuat Anda tidak bisa memberi tanda pada dokter bahwa Anda terbangun. Sedangkan hal ini dapat menyebabkan efek jangka panjang, seperti cemas, gangguan tidur, kilas balik, dan mimpi buruk. Pasien yang mengalami peristiwa ini menjadi takut dan cemas saat harus mendapat anestesi total lagi.
Kebanyakan pasien juga menduga bahwa kejadian tersebut adalah hal yang normal, padahal tidak. Penelitian juga mengungkapkan bahwa kebanyakan pasien baru mengetahui bahwa yang dia alami nyata berhari-hari atau berbulan-bulan setelahnya.
Yang Anda bisa usahakan setelah operasi adalah berbicara dengan ahli anestesi. Anda bisa mendapatkan penjelasan bagaimana hal tesebut bisa terjadi. Anda juga bisa membicarakan pada psikolog atau psikiater, sebab hal tersebut dapat menyebabkan PTSD (post-traumatic stress disorder) dan depresi.
[embed-health-tool-bmi]