Penggunaan serum anti bisa ular sangat penting dalam penanganan kasus gigitan ular berbisa. Berikut ini adalah informasi lengkap mengenai manfaat, dosis, dan efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan obat ini.
Golongan obat: antivenom/antivenin
Merek dagang serum anti bisa ular: Biosave
Apa itu serum anti bisa ular?
Serum anti bisa ular atau snake venom antiserum adalah obat yang digunakan untuk melawan efek bisa yang disebabkan oleh gigitan ular berbisa.
Pada umumnya, serum ini terbuat dari antibodi atau imunoglobulin yang dihasilkan oleh hewan lain, seperti kuda atau domba, yang telah diimunisasi dengan bisa ular tersebut.
Antibodi dalam plasma darah hewan tersebutlah yang dimanfaatkan sebagai serum anti bisa ular.
Snake venom antiserum bekerja dengan menghentikan penyebaran bisa dan melawan efek berbahaya yang ditimbulkan oleh bisa ular dalam tubuh manusia.
Secara umum, serum ini termasuk dalam golongan obat keras. Pemberiannya harus dilakukan oleh tenaga medis di fasilitas pelayanan kesehatan.
Dosis serum anti bisa ular
Di Indonesia, serum anti bisa ular (ABU) umumnya bersifat polivalen atau dapat menetralisasi berbagai bisa ular yang banyak menyebabkan kasus gigitan ular berbisa.
Biosave, produk ABU dari Biofarma, memberikan kekebalan terhadap bisa ular yang bersifat neurotoksik (merusak sistem saraf), seperti ular kobra (Naja sputatrix) dan ular belang (Bungarus fasciatus).
Selain itu, antivenom ini juga efektif untuk bisa ular hemotoksik (merusak sel darah), seperti ular tanah (Agkistrodon rhodostoma) yang banyak ditemukan di Indonesia.
Serum berbentuk cairan diberikan secara intravena (IV), baik melalui suntik atau infus, dengan dosis yang sama pada dewasa dan anak-anak. Berikut adalah ketentuan pemberiannya.
- Suntik bolus IV: antivenom yang tidak diencerkan dapat diberikan melalui injeksi intravena secara perlahan, dengan kecepatan tidak lebih dari 2 ml/menit.
- Infus IV: dua vial (10 ml) antivenom diencerkan dalam 100 ml larutan NaCl 0,9%, kemudian diinfuskan selama 30 menit. Pemberian bisa diulang setiap 6–8 jam bila masih terdapat gangguan akibat efek bisa ular.
Tahukah Anda?
Aturan pakai serum anti bisa ular
Pemberian antivenom harus dilakukan oleh tenaga medis profesional. Hal ini karena dosis dan metode pemberian yang benar penting untuk mengoptimalkan efektivitasnya.
Idealnya, serum harus diberikan setidaknya 4 jam setelah gigitan ular. Hal ini akan membantu mencegah komplikasi, seperti kerusakan jaringan dan gangguan peredaran darah.
Sebagai pertolongan pertama gigitan ular, penting untuk mengenal ciri-ciri ular yang menggigit diri Anda atau korban serta membatasi gerakan pada area yang terkena gigitan.
Informasi ini akan membantu tenaga medis menentukan jenis, dosis, dan cara pemberian serum yang tepat.
Setelah pemberian snake venom antiserum, tenaga medis akan terus memantau kondisi Anda atau korban serta memberikan perawatan medis lanjutan sesuai kebutuhan.
Selalu ikuti panduan tenaga medis selama menjalani tindakan ini. Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, segera konsultasikan dengan dokter Anda.
Efek samping serum anti bisa ular
Nyeri pada area bekas suntikan merupakan efek samping yang kerap terjadi setelah pemberian suntik atau infus serum anti bisa ular.
Pemberian serum pun berisiko memicu reaksi alergi parah (anafilaksis) selama beberapa jam setelah pemberian. Oleh sebab itu, dokter selalu menyediakan obat epinefrin selama perawatan.
Anda juga berisiko mengalami serum sickness yang terjadi antara 4–10 jari setelah dosis obat.
Segera hubungi dokter bila Anda mengalami gejala yang berkaitan dengan serum sickness, seperti:
- demam,
- merasa tidak enak badan,
- ruam dan kulit gatal,
- sesak napas,
- nyeri pada persendian, dan
- pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).
Penting untuk Anda pahami bahwa tidak semua orang mengalami efek samping. Mungkin ada beberapa efek samping yang belum disebutkan pada daftar di atas.
Apabila memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, segera konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.