Asupan oksigen yang terhambat karena sesak napas dapat mengganggu kinerja organ tubuh lainnya. Salah satu obat yang bisa membantu melancarkan pernapasan adalah salbutamol.
Salbutamol adalah obat untuk mengatasi penyempitan saluran pernapasan (bronkospasme) karena asma, emfisema, alergi, dan bronkitis kronis.
Obat ini bekerja dengan cara merilekskan otot-otot saluran pernapasan sehingga Anda bisa bernapas dengan lebih lancar.
Selain mengatasi bronkospasme karena gangguan pernapasan, salbutamol juga kerap digunakan untuk mencegah sesak napas akibat olahraga.
Dosis salbutamol
Salbutamol termasuk dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Berikut adalah dosis umum penggunaan salbutamol untuk mencegah dan mengatasi bronkospasme sesuai sediaannya.
1. Tablet
Dewasa: 4 mg sebanyak 3–4 kali sehari. Dapat ditingkatkan menjadi 8 mg sebanyak 3–4 kali sehari.
Anak-anak (2–6 tahun): 1–2 mg sebanyak 3–4 kali sehari.
Anak-anak (6–12 tahun): 2 mg sebanyak 3–4 kali sehari.
Di atas 12 tahun: 2–4 mg sebanyak 2–4 kali sehari.
2. Inhaler
Dewasa (di atas 12 tahun): satu kali hirup (100 mcg). Dapat ditingkatkan menjadi dua kali hirup (200 mcg).
Anak-anak (4–11 tahun): satu kali hirup (100 mcg). Dapat ditingkatkan menjadi dua kali hirup (200 mcg).
3. Inhaler (mencegah sesak napas karena olahraga atau alergen)
Dewasa (di atas 12 tahun): satu kali hirup (100 mcg). Dosis dapat ditingkatkan menjadi dua kali hirup (200 mcg).
Anak-anak (4–11 tahun): satu kali hirup (100 mcg). Dosis dapat ditingkatkan menjadi dua kali hirup (200 mcg).
4. Sirup
Dewasa: 10 ml sebanyak 3–4 kali sehari. Dapat ditingkatkan menjadi 20 ml sebanyak 3–4 kali sehari.
Anak-anak (2–6 tahun): 2,5–5 ml sebanyak 3–4 kali sehari.
Anak-anak (6–12 tahun): 5 ml sebanyak 3–4 kali sehari.
Di atas 12 tahun: 5–10 ml sebanyak 3–4 kali sehari.
5. Nebulizer
Dewasa: 2,5–5 mg sebanyak 4 kali sehari atau setiap 20–30 menit jika dibutuhkan.
Anak-anak (di bawah 15 tahun atau di bawah 15 kg): 2,5 mg sebanyak 4 kali sehari atau setiap 20–30 menit jika dibutuhkan.
Dosis obat untuk orang tua mungkin akan dikurangi hingga setengahnya, tergantung dengan kondisi kesehatan pasien.
Aturan pakai salbutamol
Setiap merk dari salbutamol mungkin memiliki aturan pakai yang berbeda. Selalu ikuti aturan pakai obat dari dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan.
Berikut adalah aturan pakai salbutamol secara umum berdasarkan sediaannya.
1. Inhaler
Melansir dari laman National Health Services, berikut adalah aturan pakai obat asma dalam bentuk inhaler.
Pastikan corong isap berada dalam keadaan bersih dan kering.
Hirup obat dari inhaler, lalu tahan selama 10 detik sebelum mengembuskan napas. Beri jeda 1 menit jika Anda perlu menghirup obat lebih dari satu kali.
Konsultasikan kembali ke dokter jika Anda membutuhkan inhaler lebih dari 4 kali (800 mcg) dalam sehari.
Inhaler untuk anak-anak
Jika anak-anak kesulitan memakai inhaler, Anda bisa memakaikannya spacer sebagai alat bantu. Spacer adalah alat berbentuk tabung yang akan memperpanjang lubang isap inhaler dengan mulut.
2. Nebulizer
Pastikan perangkat nebulizer yang mencakup kompresor udara, corong isap, tabung kompresor, dan wadah obat dalam keadaan bersih.
Meski bisa digunakan di rumah, nebulizer biasanya diberikan saat di rumah sakit. Berikut adalah cara menggunakannya.
Masukkan cairan obat sesuai dosis ke dalam wadah.
Sambungkan corong isap ke wadah obat, lalu pasang selang penyambung.
Nyalakan mesin kompresor. Letakkan masker ke mulut, lalu hirup obat secara perlahan selama 5–15 menit atau sampai obat habis.
3. Sirup dan tablet
Salbutamol tablet atau sirup dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Pastikan aturan pakainya dengan dokter atau apoteker Anda.
Pada bentuk sediaan sirup, gunakan sendok takar supaya dosisnya tepat. Sementara pada sediaan tablet, jangan mengunyah atau menghancurkannya. Telan obat dalam bentuk utuh dengan bantuan air.
Jika ada dosis yang terlewat, minum obat sesegera mungkin. Namun, jika sudah mendekati waktu minum dosis selanjutnya, lewati dosis yang terlupakan. Jangan menggandakan dosis obat selanjutnya.
Efek samping obat salbutamol
Berikut adalah efek samping umum dari penggunaan salbutamol yang biasanya akan membaik dengan sendirinya.
Setiap orang mungkin merasakan efek samping yang berbeda. Hubungi dokter jika Anda merasa tidak nyaman usai minum obat.
Peringatan dan perhatian saat pakai salbutamol
Sampaikan pada dokter jika Anda memiliki alergi terhadap salbutamol atau bahan lain di dalamnya. Dokter mungkin akan mengganti salbutamol dengan obat lain dengan manfaat serupa.
Selain itu, pastikan dokter mengetahui riwayat kesehatan Anda. Beberapa kondisi kesehatan berikut mungkin dipertimbangkan sebelum Anda mendapat obat.
Hipertiroid: salbutamol akan meningkatkan aktivitas kelenjar tiroid sehingga meningkatkan risiko tirotoksikosis (timbulnya gejala klinis akibat kadar hormon tiroid yang tinggi).
Diabetes: obat ini dapat meningkatkan kadar gula darah sehingga membahayakan pasien diabetes. Penggunaan salbutamol juga berisiko menyebabkan komplikasi yang disebut ketoasidosis diabetik.
Riwayat penyakit jantung: meningkatkan risiko masalah jantung, seperti angina.
Simpan obat pada suhu ruangan dan jauhkan dari cahaya langsung atau tempat lembap.
Buang obat sesuai dengan petunjuk dokter jika sudah tidak digunakan atau kedaluwarsa. Jangan membuang obat di toilet atau saluran pembuangan tanpa instruksi khusus.
Apakah obat salbutamol aman untuk ibu hamil?
Penggunaan salbutamol mungkin menimbulkan efek samping bagi ibu hamil, tetapi hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
Jika Anda perlu menggunakan obat tertentu ketika hamil atau berencana hamil, pertimbangkan dahulu manfaat dan risikonya bersama dokter.
Salbutamol diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Bagi Anda yang sedang menyusui, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya.
Interaksi salbutamol dengan obat lain
Sampaikan pada dokter terkait obat-obatan yang sedang atau pernah Anda konsumsi, termasuk obat herbal maupun nonresep.
Penggunaan beberapa jenis obat secara bersamaan mungkin meningkatkan risiko efek samping atau mengurangi efektivitas satu sama lain.
Berikut adalah beberapa obat-obatan yang mungkin berinteraksi dengan salbutamol.
Obat hipertensi seperti methyldopa, guanethidine, dan diuretik karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Obat antidiabetes karena dapat meningkatkan kadar gula darah.
Obat untuk depresi seperti monoamine oxidase inhibitors (MAOI), tricyclic antidepressants, dan amitriptyline.
Obat untuk masalah pernapasan seperti theophylline.
Digoxin atau obat untuk penyakit jantung.
Xanthines, aminophylline, atau obat untuk asma lainnya.
Salbutamol merupakan obat untuk melegakan saluran pernapasan yang menyempit akibat asma dan gangguan pernapasan lainnya.
Karena obat ini termasuk dalam golongan obat keras, pastikan Anda telah berkonsultasi kepada dokter sebelum menggunakannya.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Salbutamol: Inhaler to relieve asthma and breathlessness. (2018, October 17). nhs.uk. Retrieved 30 March 2023 from https://www.nhs.uk/medicines/salbutamol-inhaler/
Salbutamol tablets BP 4 mg. national agency for food & drugs administration control. Retrieved 30 March 2023 from https://www.nafdac.gov.ng/wp-content/uploads/Files/SMPC/a_v6/SmPC-SALBUTAMOL.
Versi Terbaru
18/04/2023
Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri
Ditinjau secara medis olehApt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm