Potassium iodide digunakan untuk melindungi kelenjar tiroid dari efek radiasi berupa yodium radioaktif yang terhirup atau tertelan.
Obat ini juga berfungsi untuk mengobati kondisi lain yang ditentukan oleh dokter. Agar lebih jelas, berikut informasi mengenai obat potasium iodida atau kalium iodida yang perlu Anda perhatikan.
Golongan obat: Suplemen makanan
Merek dagang: Sediaan tablet atau larutan kalium iodida tunggal belum tersedia di Indonesia
Apa itu obat potassium iodide?
Potassium iodide bekerja untuk menghalangi yodium radioaktif memasuki kelenjar tiroid. Obat ini dapat melindungi Anda dari efek yodium radioaktif yang mungkin dilepaskan selama keadaan darurat radiasi nuklir.
Potasium iodida atau kalium iodida termasuk dalam kelas obat yang disebut obat antitiroid. Hal itu termasuk mengobati kondisi tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) dengan mengecilkan ukuran kelenjar tiroid dan mengurangi jumlah hormon yang diproduksinya.
Tidak hanya itu, obat ini juga dapat digunakan untuk meredakan gejala batuk dengan cara membantu melonggarkan dan mengencerkan dahak dari paru-paru, sehingga Anda dapat bernapas lebih mudah.
Potassium iodide atau yang dikenal sebagai ekspektoran dapat membantu untuk meredakan batuk, termasuk bagi Anda yang memiliki masalah paru-paru jangka panjang, seperti asma, bronkitis kronis, dan emfisema.
Selain kegunaan tersebut, obat potasium iodida atau kalium iodida juga mungkin digunakan untuk mengatasi kondisi medis lainnya. Tanyakan pada dokter untuk informasi lebih lanjut.
Dosis obat potassium iodide
Obat potassium iodide tersedia dalam bentuk tablet 65 mg dan 130 mg, sirup 65 mg/mL dan 325 mg/5 mL, serta larutan konsentrat 1 g/mL.
Sediaan obat tersebut umumnya dapat Anda temukan di luar negeri, terutama di Amerika Serikat. Sementara sediaan potasium iodida tunggal belum teregistrasi di Indonesia.
Adapun penentuan dosis umumnya bergantung pada kegunaan obat dan usia pasien. Namun, secara umum berikut adalah gambaran dosis dari obat potasium iodida yang dilansir dari MIMS.
1. Batuk
- Dewasa: Diminum sebagai potassium iodide saturated solution (SSKI) dengan dosis 300 atau 600 mg sebanyak 3 atau 4 kali sehari.
2. Perlindungan paparan radiasi berupa yodium radioaktif
- Dewasa: Dosis awal 130 mg sekali sehari selama 10 – 14 hari atau sesuai petunjuk dan tergantung pada risiko paparan radiasi.
- Anak: Dosis awal usia 1 bulan, yaitu 16,25 mg sekali sehari, usia >1 bulan sampai 3 tahun 32,5 mg sekali sehari, >3 – 12 tahun 65 mg sekali sehari, >12 tahun dengan berat <68 kg, yaitu 65 mg sekali sehari, >12 tahun dengan berat 68 kg, yaitu sama seperti dosis dewasa.
Dosis obat bisa berbeda pada setiap orang tergantung pada jenis penyakit, tingkat keparahan, dan respons Anda terhadap pengobatan. Pastikan Anda selalu mengikuti petunjuk dokter ketika mengonsumsinya.
Aturan pakai obat potassium iodide
Potasium iodida atau kalium iodida hadir sebagai obat cair dan tablet untuk diminum. Pastikan Anda selalu mengikuti aturan minum obat yang dokter berikan atau sesuai dengan petunjuk yang tertera pada label kemasan.
Namun, secara umum, berikut aturan minum obat potassium iodide yang sebaiknya Anda patuhi.
1. Pasien yang memakai obat ini untuk paparan radiasi
- Minum obat ini hanya bila diarahkan untuk melakukannya oleh otoritas kesehatan masyarakat negara bagian atau lokal,
- Obat ini diminum sekali sehari sampai risiko paparan radiasi yang signifikan tidak ada lagi.
- Minum sesuai dosis yang dianjurkan dokter.
2. Pasien yang memakai obat dalam bentuk larutan oral
- Obat ini harus diminum meskipun dalam botol penetes.
- Jangan gunakan jobat ika larutan berubah menjadi kuning kecoklatan.
- Obat ini dapat dicampurkan dengan air atau jus buah.
- Dapat dilarutkan dalam air hangat.
- Kocok kemasan terlebih dahulu sebelum diminum.
3. Pasien yang menggunakan obat tablet
- Sebelum diminum, larutkan setiap tablet dalam gelas (120 mL) air atau susu.
- Pastikan untuk minum seluruh obat tablet yang dilarutkan untuk mendapatkan dosis penuh obat.
Jangan menambah dosis atau minum obat ini lebih sering tanpa persetujuan dokter. Kondisi Anda tidak akan membaik dengan lebih cepat dan risiko efek samping serius mungkin meningkat.
Efek samping obat potassium iodide
Sama halnya dengan penggunaan obat lain, potassium iodida juga memiliki risiko efek samping yang mungkin dialami oleh penggunanya. Segera cari pertolongan medis apabila Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi.
Berikut adalah beberapa efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi obat pottasium iodide.
- Kelenjar bengkak.
- Rasa logam di mulut.
- Mual.
- Muntah.
- Diare.
- Sakit perut.
- Sakit kepala.
Beberapa efek samping bisa menjadi serius. Jika Anda mengalami gejala-gejala di bawah ini, hentikan penggunaan obat kalium iodida dan segera hubungi dokter.
- Ruam.
- Gatal-gatal.
- Demam.
- Nyeri sendi.
- Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, tenggorokan, tangan, atau kaki.
- Kesulitan bernapas, berbicara, atau menelan.
- Mengi.
- Sesak napas.
- Detak jantung tak teratur.
- Sakit dada.
- Benjolan di bawah kulit di pangkal leher.
Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin pula ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah kepada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat potassium iodide
Sebelum memutuskan untuk menggunakan obat, pertimbangkan dulu manfaat dan risikonya. Ini adalah keputusan yang harus dibuat setelah berdiskusi dengan dokter Anda.
Anda mungkin tidak dianjurkan untuk minum obat potassium iodide jika memiliki kondisi medis berikut.
Oleh karena itu, selalu beri tahu kepada dokter mengenai kondisi medis yang Anda miliki untuk menghindari hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
Untuk memastikan obat potasium iodida atau kalium iodida aman untuk Anda konsumsi, informasikan pula kepada dokter jika Anda pernah mengalami kondisi di bawah ini.
- Penyakit Graves.
- Tiroiditis Hashimoto (pembengkakan kelenjar tiroid).
- TBC.
- Myotonia congenita.
- Gangguan ginjal.
- Dehidrasi akut.
- Bronkitis akut.
- Penyakit addison.
Pada kondisi di atas, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis obat atau memantau kondisi Anda terkait kemungkinan munculnya efek samping.
Penyimpanan obat potassium iodide
Ada beberapa tata cara penyimpanan obat potassium iodide yang harus Anda perhatikan.
Simpan obat pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya dan kelembapan. Jangan simpan di dalam kamar mandi dan jangan dibekukan.
Obat dengan merek yang berbeda mungkin mempunyai cara penyimpanan yang berbeda. Periksa kotak produk untuk mencari tahu instruksi bagaimana cara menyimpannya atau tanyakan kepada apoteker.
Pastikan pula obat disimpan di tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan.
Dilarang membuang obat ke dalam toilet atau saluran pembuangan, kecuali diinstruksikan sebaliknya. Buang produk ini dengan benar jika sudah melewati batas waktu atau tidak dibutuhkan lagi.
Konsultasikan dengan apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal untuk detail lebih mendalam tentang bagaimana membuang produk obat secara aman.
Apakah obat potassium iodide aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori D menurut US Food and Drugs Administration (FDA). Artinya, ada bukti positif bahwa obat ini dapat membahayakan janin bila dikonsumsi saat kehamilan.
Oleh karena itu, beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berpikir Anda hamil, atau merencanakan kehamilan. Dokter akan mempertimbangkan manfaat dan risiko konsumsi obat ini sesuai dengan kondisi Anda.
Selain itu, obat ini pun tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi selama masa menyusui karena mungkin dapat membahayakan bayi. Selalu berkonsultasi kepada dokter mengenai potensi manfaat dan risiko dari obat ini sebelum mengonsumsinya.
Interaksi obat potassium iodide dengan obat lain
Meskipun obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan bersamaan, dalam kasus lain, dua obat yang berbeda dapat digunakan bersama-sama bahkan jika mungkin terjadi interaksi.
Dalam kasus ini, dokter Anda mungkin ingin mengubah dosis atau melakukan tindakan pencegahan lain.
Saat Anda mengonsumsi obat ini, sangat penting untuk memberitahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan yang tercantum di bawah.
- Acenocoumarol.
- Anisindione.
- Dicumarol.
- Fenindione.
- Fenprocoumon.
- Warfarin.
Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan obat potasium iodida atau kalium iodida. Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-bmi]