Idealnya, obat yang Anda minum harus “dibilas” dengan tegukan air putih untuk memaksimalkan kemanjurannya. Namun, ada juga beberapa orang yang minum obat dengan teh hangat, entah itu teh tawar atau teh manis, untuk menyamarkan sensasi pahit dari obat tersebut.
Akan tetapi, bolehkah minum obat dengan teh dan apakah cara ini aman?
Bolehkah Anda minum obat dengan teh?
Minum obat dengan teh memang dapat membantu menyamarkan rasa pahit dari obat yang dikonsumsi. Meski demikian, hal ini tidaklah dianjurkan.
Sudah banyak pula dokter dan rumah sakit yang tidak memperbolehkan pasien minum obat pakai teh, apalagi teh hijau.
Di dalam pencernaan, senyawa kafein yang terdapat pada teh dapat berikatan dengan zat kimia dalam obat sehingga menyebabkan obat sulit dicerna.
Interaksi obat dengan kafein ini dapat menurunkan efektivitas kerja obat di dalam tubuh.
Selain itu, kafein dapat dengan dengan mudah merangsang sistem saraf pusat sehingga menimbulkan rasa gugup, sakit perut, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, peningkatan denyut jantung, dan peningkatan tekanan darah.
Efek samping kafein ini juga semakin menghambat kerja obat untuk menyasar sumber penyakit di dalam tubuh.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat pada 2007 juga melaporkan bahwa ketika teh hijau diminum dengan obat mengandung efedrin, efeknya antara lain insomnia, tremor, penurunan berat badan, dan kegelisahan.
Jenis obat yang sebaiknya tidak diminum dengan teh
Untuk menghindari interaksi obat yang merugikan, Anda harus tahu dulu apa saja obat-obatan yang tidak boleh dikonsumsi bersama teh maupun minum lainnya yang mengandung kafein.
Berikut beberapa jenis obat yang tidak boleh diminum dengan teh.
1. Obat penurun tekanan darah
Menurut salah satu penelitian dari Clinical Pharmacology & Therapeutics, minum teh hijau dapat mengurangi manfaat nadolol, salah satu obat penurun tekanan darah dari kelompok beta blocker.
Penelitian ini melibatkan sepuluh peserta yang diberikan 30 miligram (mg) nadolol. Sebagian peserta meminumnya dengan air putih, sedangkan sebagian lainnya dengan teh hijau.
Hal ini terus dilakukan selama 14 hari. Peneliti hendak melihat perbedaan efek antara kelompok yang minum teh setelah minum obat dengan kelompok yang minum air.
Usai dilakukan pemeriksaan kadar nadolol dalam darah di akhir penelitian, hasil menunjukkan bahwa kadar nadolol terlihat menurun drastis hingga 76% pada kelompok yang minum teh hijau.
Nadolol yang seharusnya bekerja dengan menurunkan beban kerja jantung dan tekanan darah menjadi terhambat akibat asupan teh hijau yang dikonsumsi secara bersamaan.
Hal ini membuktikan bahwa teh hijau menurunkan kinerja nadolol secara drastis dengan mengganggu penyerapan obat di dalam usus.