backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Bolehkah Minum Obat dengan Air Dingin? Apakah Ada Dampaknya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Bolehkah Minum Obat dengan Air Dingin? Apakah Ada Dampaknya?

    Aturan dalam meminum obat merupakan hal penting dan harus selalu dipatuhi. Entah itu obat yang didapat dari dokter atau obat yang Anda peroleh dari apotek. Anda harus selalu membaca aturan pakai sebelum mengonsumsi obat jenis apapun. Selain itu, biasanya cairan juga dibutuhkan saat mengonsumsi obat untuk membantu mendorong agar lebih mudah ditelan. Namun, adakah aturan khusus mengenai hal ini? Apakah boleh minum obat dengan air dingin?

    Alasan sebaiknya tidak minum obat dengan air dingin

    Anda mungkin bertanya, bagaimana temperatur air yang sebaiknya digunakan saat minum obat. Sayangnya, sulit untuk menemukan penelitian ilmiah yang membahas hal ini karena terlalu banyak jenis obat di luar sana dengan aturan pakai yang berbeda-beda.

    Apabila membahas mengenai temperatur air yang baik saat minum obat, perlu diingat bahwa obat diserap saat melalui selaput di lambung dan usus. Agar proses penyerapan terjadi secara optimal, kondisi organ dalam harus berada dalam situasi yang baik, termasuk suhu atau temperatur.

    Ketika Anda minum obat dengan air dingin, suhu dalam perut jadi menurun (dingin). Ini dapat menghambat proses pelarutan obat sehingga menyebabkan penyerapan obat tidak optimal.

    Selain itu, tubuh otomatis akan cenderung berfokus pada menstabilkan suhu yang menurun akibat air dingin dibandingkan berkonsentrasi pada proses penyerapan obat yang dikonsumsi.

    Mungkin hampir semua orang mengerti jika sebuah zat akan lebih mudah larut dalam suhu yang lebih hangat. Oleh karena itu, obat akan lebih mudah larut dan diserap tubuh ketika diminum dengan air hangat atau air dengan temperatur normal.

    Namun perlu diingat, sebaiknya minum air hangat bukan air panas. Karena jika terlalu panas, air dapat merusak kandungan pada obat yang dikonsumsi.

    Lebih baik kurangi kebiasaan minum air dingin

    Minum air dingin entah itu saat mengonsumsi obat atau tidak memberikan efek pada tubuh. Sebuah penelitian menemukan bahwa minum air dingin membuat lendir hidung lebih kental sehingga sulit untuk melewati saluran pernapasan.

    Sebagai perbandingan, para peneliti membuktikan bahwa sup hangat dan air panas dapat membantu seseorang lebih mudah bernapas. Jadi jika Anda sedang terkena pilek atau flu, minum air dingin dapat menyebabkan hidung tersumbat lebih parah. 

    Hal yang perlu diperhatikan sebelum minum obat

    Selain menghindari minum obat dengan air dingin, sebelum minum obat untuk mengatasi penyakit atau kondisi kesehatan apapun, selalu perhatikan hal berikut ini:

  • Minum obat sesuai preskripsi dari dokter, termasuk waktu dan batas pengobatan.
  • Baca aturan pakai pada kemasan atau informasi produk. Lalu lihat kemungkinan efek samping, peringatan, dan pencegahan. Meski sebagian besar efek samping muncul ketika Anda baru memulai pengobatan, mungkin terjadi pengecualian. Segera hubungi dokter jika mengalami efek samping yang tidak biasa.
  • Ketahui dan mengerti cara kerja obat dalam tubuh, entah itu obat preskripsi atau yang Anda peroleh dari apotek.
  • Terus jalani pengobatan sebelum Anda mendapat izin untuk berhenti dari dokter. Berhenti minum obat sebelum waktunya dapat menyebabkan penyakit datang kembali dan lebih sulit disembuhkan atau menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
  • Berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai minum obat preskripsi atau jenis apapun.
  • Meski menyegarkan, air dingin tidak dapat diminum dalam segala situasi dan kondisi, apalagi saat minum obat. Proses penyerapan obat untuk mengatasi kondisi esehatan yang Anda alami dapat mengalami hambatan sehingga pengobatan tidak optimal.

    Sebaiknya, minum obat menggunakan air dengan temperatur normal atau hangat. Lalu kurangi kebiasaan bergantung pada air dingin. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan