1. Keaslian
Meskipun obat yang Anda beli kemasannya sama persis, Anda tak bisa memastikan apakah produk tersebut benar-benar asli. Atau obat yang Anda terima sebenarnya berbeda dengan apa yang Anda pesan, tapi Anda tak menyadarinya lantaran tak bisa cek langsung sebelum mengonfirmasi pesanan.
2. Kebersihan dan penyimpanan
Karena tidak langsung mengunjungi apotek penjual obat yang dipesan, Anda tak bisa menilai apakah apotek tersebut cukup bersih dan terpercaya. Akibatnya, Anda tak tahu bagaimana obat-obatan di apotek tersebut disimpan. Bisa saja penyimpanannya kurang berhati-hati, misalnya kena paparan sinar matahari langsung, kena udara yang sangat lembap, atau sudah disimpan terlalu lama. Ingat, efek obat akan hilang kalau tidak disimpan dengan baik.
3. Saat pengiriman
Ketika obat diantarkan, dalam proses pengiriman mungkin saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan tanpa Anda ketahui. Misalnya kalau obat disimpan di jok motor yang sangat panas. Hal ini berisiko menyebabkan obat kehilangan manfaatnya bagi tubuh Anda.
4. Konsultasi obat
Bertemu langsung dengan apoteker akan menjadi kesempatan baik untuk edukasi soal obat yang Anda konsumsi. Apoteker biasanya akan memberi anjuran yang jelas seputar penggunaan obat, efek samping, atau kontraindikasi yang mungkin muncul. Jika beli online, Anda pun tidak bisa berkonsultasi. Misalnya apakah obat Anda boleh dikonsumsi bersamaan dengan jenis obat lainnya.
5. Bentuk dan rupa obat
Kalau Anda beli obat resep dokter, Anda mungkin tidak tahu pasti seperti apa wujud obatnya. Akibatnya, ketika obat yang dikirimkan ternyata berbeda dari seharusnya karena keliru, Anda mungkin tidak menyadarinya.
6. Izin resmi
Beberapa toko obat online mungkin mencantumkan nama apotek yang menyediakan obat. Namun, apotek tersebut bisa saja belum mengantongi izin resmi dari dinas kesehatan setempat.