Bagi pasien cerebral edema atau pembengkakan otak akan mengalami sejumlah gejala seperti tekanan pada mata dan kepala. Untuk meredakan gejala tersebut, dokter mungkin akan memberikan obat manitol. Seperti apa dosis dan efek sampingnya? Ketahui selengkapnya berikut ini.
Manitol atau mannitol adalah obat golongan diuretik. Obat ini membantu mengurangi penumpukan cairan di tubuh dan menurunkan tekanan darah tinggi.
Obat ini berfungsi untuk mengurangi tekanan dalam kepala karena pembengkakan (edema) di otak. Obat ini juga dapat digunakan untuk menurunkan tekanan bola mata akibatglaukoma.
Selain itu, obat ini membantu mendorong tubuh pasiengagal ginjal akut untuk menghasilkan lebih banyak urine.
Meningkatnya produksi urine akan membuat kandungan air di sel otak dan bola mata berkurang, sehingga tekanannya pun perlahan akan menurun.
Dosis mannitol
Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan obat manitol di Indonesia tersedia dalam infus 100 ml, 250 ml, dan 500 ml, serta tablet effervescent.
Pemberian dosis manitol berdasarkan kondisi dan penyakit pasien dapat dibedakan sebagai berikut.
Mengurangi tekanan cerebral edema, intrakranial, dan intraokular.
Dewasa: 1,5 – 2 gram/kg berat badan. Diberikan melalui infus ke secara intravena (pembuluh darah vena) selama 30 – 60 menit.
Pengobatan pasien gagal ginjal
Dewasa: 50 – 200 gram, diberikan selama 24 jam. Pemberian melalui infus dan kecepatan pemberian disesuaikan dengan jumlah urine yang keluar per jam.
Anak-anak: 0,25 – 2 gram/kg berat badan.
Aturan pakai manitol
Obat manitol diberikan melalui jalur infus (intravena) minimal selama 30 menit. Pemberian lewat infus dapat membantu mempercepat penyerapan obat ke dalam aliran darah.
Lantaran melalui infus, maka penggunaannya perlu pengawasan dokter. Dokter akan menentukan aturan pemakaian obat Anda.
Jika perlu, mintalah dokter atau apoteker Anda untuk menjelaskan mengenai pemakaian obat manitol.
Pastikan untuk memberi tahu dokter bagaimana respons tubuh Anda selama perawatan. Dokter mungkin menghentikan pengobatan untuk sementara waktu atau mengurangi dosis mannitol, jika Anda mengalami efek samping obat.
Efek samping mannitol
Setiap obat pada dasarnya berpotensi menyebabkanefek samping obat. Meski begitu, tidak semua orang merasakan efek samping.
Efek samping obat ini pun dapat berkisar dari yang ringan hingga berat.
Efek samping umum
Jenis efek samping mannitol yang sering terjadi:
sering buang air kecil,
haus terus,
merasa mual dan ingin muntah,
demam,
badan lemas,
sakit kepala ringan, dan
pusing.
Efek samping serius
Pada kasus yang serius, obat manitol bisa menyebabkan efek samping seperti:
bengkak di tangan atau kaki,
rasa gelisah yang tidak biasa,
berkeringat deras,
sesak napas parah bahkan meski hanya melakukan aktivitas ringan,
batuk dengan lendir yang tebal dan berbusa,
jantung berdebar kencang atau tidak beraturan, dan
sakit atau sulit buang air kecil.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat manitol
Beri tahu dokter jika Anda alergi terhadap manitol atau salah satu bahan di dalamnya.
Anda perlu memberitahu dokter jika pernah atau sedang mengalami:
Pasien anak-anak di bawah usia 2 tahun dan lanjut usia, lebih mungkin mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Selain itu, pasien lanjut usia juga cenderung mengalami masalah ginjal, jantung, atau paru-paru.
Oleh karena itu, perlu kehati-hatian pemberian dosis bagi pasien untuk mencegah efek samping parah dan overdosis.
Anda harus tahu bahwa manitol dapat membuat Anda mengantuk, pusing, pingsan, atau penglihatan kabur.
Jangan mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin dan alat berbahaya sampai Anda tahu bagaimana tubuh merespons obat ini.
Simpan obat dalam suhu antara 20 – 25° Celsius. Lindungi obat mannitol dari paparan cahaya langsung.
Fakta penting!
Anda juga perlu tahu bahwa manitol dapat menyebabkan pusing, sakit kepala ringan, dan pingsan. Ketika Anda bangun terlalu cepat dari posisi berbaring.
Untuk menghindari masalah ini, bangunlah dari tempat tidur secara perlahan, letakkan kaki Anda di lantai selama beberapa menit sebelum berdiri.
Apakah obat manitol aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Situs EMC Inggris menjelaskan bahwa belum ada data riset atau ilmiah mengenai penggunaan manitol pada wanita hamil.
Selain itu, belum ada data dari penelitian pada hewan sehubungan dengan efek manitol pada kehamilan atau perkembangan janin.
Namun, Anda disarankan untuk tidak menggunakan mannitol selama kehamilan kecuali jelas diperlukan.
Meski belum ada informasi tentang kemunculan manitol dalam ASI. Anda tetap disarankan untuk tidak menggunakan mannitol selama menyusui.
Interaksi mannitol dengan obat lain
Penggunaan mannitol bersama obat-obatan berikut ini dapat menimbulkan interaksi obat.
Penggunaan dengan digoxin akan meningkatkan risiko terjadinya gangguan elektrolit.
Pemakaian bersama obat antibiotik aminoglikosida, cyclosporine, atau obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID), seperti naproxen atau aspirin, akan meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal.
Pemakaian bersama obat antikoagulan akan menurunkan efektivitas obat-obat tersebut.
Penggunaan dengan tubokurarin dan obat pelemas otot lain justru akan meningkatkan efektivitas obat-obat tersebut.
Konsultasikan kepada dokter mengenai riwayat penyakit, kondisi kesehatan, dan rencana kehamilan Anda sebelum menjalani pengobatan ini.
Hal tersebut untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi nantinya.
Kalkulator BMI (IMT)
Gunakan kalkulator ini untuk memeriksa Indeks Massa Tubuh (IMT) dan mengecek apakah berat badan Anda ideal atau tidak. Anda juga dapat menggunakannya untuk memeriksa indeks massa tubuh anak.
Laki-laki
Wanita
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Sumber
Tenny, S., Patel, R., Thorell, W. (2022). Mannitol. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar