backup og meta

Lenograstim

Lenograstim

Pasien kanker umumnya setelah menjalani perawatan kemoterapi mengalami kondisi neutropenia (sel darah putih rendah). Untuk mengatasi hal itu, biasanya pasien diberikan obat lenograstim.

Seperti apa aturan minum dan efek sampingnya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.  ​​

Golongan obat: hematopoietik

Merek dagang lenograstim: Granocyte 34

Apa itu obat lenograstim?

Lenograstim adalah obat golongan hematopoietik yang berfungsi untuk membantu tubuh pasien membuat lebih banyak sel darah yang melawan infeksi.

Lenograstim mendorong sumsum tulang untuk membuat lebih banyak sel yang disebut ‘sel induk darah’. Kemudian membantu mengubah sel darah muda ini menjadi sel darah yang berfungsi penuh.

Lenograstim diberikan kepada pasien yang mengalami neutropenia atau jumlah neutrofil rendah, setelah menjalani kemoterapi untuk kanker. 

Ketika Anda memiliki jumlah neutrofil yang rendah, tubuh akan menjadi lebih mudah terkena infeksi. 

Secara khusus, lenograstim akan membantu memproduksi lebih banyak sel darah putih atau neutrofil.

Neutrofil adalah salah satu jenis darah putih yang bekerja untuk memerangi infeksi. 

Dosis lenograstim

Irinotecan

Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan lenograstim di Indonesia tersedia dalam serbuk injeksi dengan ukuran 263 mcg (mikrogram).

Pemberian dosis berdasarkan kondisi dan penyakit pasien dapat dibedakan sebagai berikut. 

Neutropenia setelah transplantasi sumsum tulang

  • Dewasa (infus intravena)

Lenograstim diberikan lewat infus intravena sebesar 150 mcg/m2 luas permukaan tubuh setiap hari selama 30 menit, atau melalui injeksi subkutan (jaringan bawah kulit).

Pemberian obat dimulai sehari setelah transplantasi sumsum tulang dan dilanjutkan hingga jumlah neutrofil stabil. Durasi maksimal 28 hari.

  • Anak usia > 2 tahun

Sama dengan dosis orang dewasa.

Mobilisasi sel-sel progenitor darah tepi untuk transplantasi sel induk darah tepi

  • Dewasa (injeksi subkutan)

10 mcg/kg berat badan setiap hari selama 4 – 6 hari.

  • Setelah kemoterapi mielosupresif

150 mcg/m2 luas permukaan tubuh setiap hari, harus dimulai 1 – 5 hari setelah kemoterapi. Kemudian dilanjutkan hingga jumlah neutrofil stabil.

Neutropenia karena kemoterapi

  • Dewasa (injeksi subkutan)

Lenograstim diberikan 150 mcg/m2 luas permukaan tubuh setiap hari.

Pemberian obat dimulai tidak kurang dari 24 jam selepas kemoterapi,  dilanjutkan hingga jumlah neutrofil stabil. Durasi maksimal: 28 hari.

  • Anak usia > 2 tahun

Sama dengan dosis orang dewasa.

Neutropenia bawaan

  • Dewasa (injeksi subkutan)

Untuk kasus yang parah, dosis 150 mcg/m2 luas permukaan tubuh atau 5 mcg/kg berat badan setiap hari.

Dosis dapat ditingkatkan hingga 20 mcg/kg berat badan setiap hari. Pantau jumlah neutrofil selama 7 – 14 hari.

Dosis bisa dikurangi atau diberikan sesuai dengan respons tubuh pasien.

  • Anak usia> 2 tahun

Sama dengan dosis orang dewasa.

Aturan pakai lenograstim

Lenograstim harus diberikan di bawah pengawasan dokter spesialis onkologi atau hematologi yang berpengalaman.

Biasanya akan diberikan dalam suntikan atau infus. Namun, beberapa pasien mungkin akan diajari cara menyuntik diri sendiri.

Jika Anda memiliki pertanyaan tentang aturan minum obat ini diberikan, bicarakan dengan dokter, perawat, atau apoteker Anda.

Dokter akan menentukan dosis yang harus diberikan, tergantung pada luas permukaan tubuh atau berat badan Anda. 

Dokter mungkin perlu untuk memantau kondisi Anda selama penggunaan obat ini. Mereka akan melakukan tes darah secara teratur. 

Ini untuk memeriksa tingkat sel darah Anda (neutrofil, sel darah putih lainnya, sel darah merah, dan trombosit). 

Efek samping lenograstim

tidak enak badan

Setiap obat pada dasarnya berpotensi menyebabkan efek samping obat. Meski begitu, tidak semua orang merasakan efek samping.

Efek samping obat ini pun dapat berkisar dari yang ringan hingga berat. 

Efek samping umum

Jenis efek samping lenograstim yang sering terjadi:

  • nyeri pada tulang, otot, persendian, punggung, kaki, dan lengan,
  • sakit kepala,
  • kelelahan,
  • demam dan mual, 
  • memar,
  • nyeri di tempat suntikan, dan
  • sakit perut.

Efek samping serius

Pada kasus yang serius, obat ini bisa menyebabkan efek samping seperti:

  • nyeri di sisi kiri atas perut atau bahu kiri,
  • syok anafilaksis,
  • masalah pernapasan,
  • pembengkakan kaki karena penumpukan cairan, dan
  • kerusakan ginjal (glomerulonefritis).

Peringatan dan perhatian saat pakai obat lenograstim

obat kemoterapi kanker tenggorokan

Bicaralah dengan dokter atau apoteker jika Anda pernah memiliki riwayat penyakit alergi, infeksi, dan masalah ginjal atau hati.

Konsultasikan kepada dokter jika Anda memiliki penyakit sel sabit (cacat sel darah) karena lenograstim berpotensi menyebabkan krisis sel sabit.

Selama perawatan dengan lenograstim, dokter Anda mungkin merekomendasikan pemantauan tambahan.

Pasalnya, beberapa pasien mengalami pembekuan darah di vena dan arteri.

Gejalanya bisa termasuk demam, sakit perut, malaise, sakit punggung, dan peningkatan penanda inflamasi. Beritahu dokter Anda jika Anda mengalami gejala-gejala ini.

Peradangan pada aorta, yakni pembuluh darah besar yang membawa darah dari jantung ke tubuh, jarang dilaporkan terjadi pada pasien kanker dan pendonor yang sehat.

Bicarakan dengan dokter jika Anda atau anak Anda memiliki jenis kanker leukemia limfoblastik akut, terutama jika anak Anda berusia kurang dari 18 tahun.

Simpan lenograstim di dalam ruangan dengan suhu di bawah 30°C.

Apakah obat lenograstim aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Mengutip situs EMC Inggris, ibu yang sedang hamil, mungkin hamil, atau sedang menyusui perlu menghindari penggunaan obat ini, kecuali dokter menganjurkan. 

Jika Anda sedang hamil, menyusui, atau berencana untuk memiliki bayi, berkonsultasilah pada dokter sebelum menggunakan obat ini. 

Lenograstim tidak boleh digunakan selama masa menyusui. Masih belum diketahui apakah obat ini muncul dalam ASI.

Ringkasan

Belum ada data yang memadai dari penggunaan lenograstim pada ibu hamil. Studi pada hewan menunjukkan obat ini bisa beracun bagi janin. Namun, potensi risiko bagi manusia belum diketahui. 

Interaksi dengan lenograstim obat lain

Di bawah ini adalah berbagai interaksi obat yang bisa terjadi apabila menggunakan lenograstim bersamaan dengan obat-obatan lain.

  • Penggunaan bersama bleomycin, cyclophosphamide, dan methotrexate akan meningkatkan risiko toksisitas paru.
  • Keparahan neutropenia dapat meningkat ketika lenograstim dikombinasikan dengan topotecan.
  • Keparahan neuropati perifer (kerusakan saraf tepi) dapat meningkat bila lenograstim dikombinasikan dengan vinblastine, vincristine, vindesine, vinflunin, dan vinorelbine.

Konsultasikan kepada dokter mengenai riwayat penyakit, kondisi kesehatan, dan rencana kehamilan Anda sebelum menjalani pengobatan ini.

Hal tersebut untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi nantinya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Dunn, C. J., & Goa, K. L. (2000). Lenograstim: an update of its pharmacological properties and use in chemotherapy-induced neutropenia and related clinical settings. Drugs, 59(3), 681–717. https://doi.org/10.2165/00003495-200059030-00017

Lenograstim. (n.d.). MIMS. Retrieved June 23, 2022 from, https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lenograstim?mtype=generic

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Gejala-gejala Leukemia pada Orang Dewasa yang Perlu Diwaspadai

Ragam Obat dan Jenis Pengobatan untuk Mengatasi Leukemia


Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan