Umumnya pengobatan kolesterol tinggi dilakukan dengan mengubah pola makan, olahraga rutin, dan minum obat. Salah satu jenis obat yang mungkin diresepkan adalah fenofibrate. Ketahui dosis, cara penggunaan, dan efek sampingnya berikut ini.
Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Umumnya pengobatan kolesterol tinggi dilakukan dengan mengubah pola makan, olahraga rutin, dan minum obat. Salah satu jenis obat yang mungkin diresepkan adalah fenofibrate. Ketahui dosis, cara penggunaan, dan efek sampingnya berikut ini.
Golongan obat: fibrat.
Merek dagang fenofibrate: Generik, Profibrat 200 M, Trolip 100, Trolip 300, Fenosup Lidose, Evothyl 100, Hicholfen 300, Yosenob 300, Hicholfen 100, Hyperchol 300, Hyperchol 100, dan sebagainya.
Fenofibrate (fenofibrat) adalah obat yang menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dan meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam darah.
Obat ini bekerja dengan mempercepat proses alami tubuh, yaitu meningkatkan enzim yang memecah lemak dalam darah.
Penumpukan kolesterol dan lemak di sepanjang dinding arteri (proses yang dikenal sebagai aterosklerosis) menghambat aliran darah.
Fenofibrate menurunkan kadar zat lemak dalam darah sehingga bisa mencegah atau memecah penumpukan kolesterol.
Selain pola makan yang benar, seperti diet rendah lemak, olahraga rutin dan berhenti merokok dapat mengoptimalkan kinerja obat ini.
Data BPOM menunjukkan fenofibrate di Indonesia tersedia dalam sediaan kapsul dan kaplet salut selaput, mulai dari 100 mg, 145 mg, 160 mg, 200 mg, hingga 300 mg.
Pemberian dosis berdasarkan kondisi dan penyakit pasien dapat dibedakan sebagai berikut.
Sebagai obat tambahan selama diet, dosis disesuaikan dengan respons tubuh pasien.
Pemberian awal dosis untuk dewasa, 200 mg sekali sehari dan jika perlu dapat ditingkatkan menjadi 267 mg sekali sehari.
Dosis maksimal 200 mg sekali sehari.
Sebagai obat tambahan selama diet, dosis disesuaikan dengan respons tubuh pasien.
Pemberian awal dosis untuk dewasa adalah 200 mg sekali sehari. Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan menjadi 267 mg sekali sehari. Dosis maksimal 200 mg sekali sehari.
Fenofibrate biasanya perlu diminum sekali sehari. Telan seluruh tablet atau kapsul seutuhnya, jangan membelah, mengunyah, atau menghancurkannya.
Beberapa produk fenofibrate mungkin harus dikonsumsi bersama makanan. Tanyakan kepada dokter atau apoteker jika Anda tidak tahu aturan minum obat yang tepat.
Ikuti petunjuk pada label resep dengan hati-hati dan mintalah dokter atau apoteker jika Anda kurang mengerti.
Jangan menggandakan dosis obat atau meminumnya lebih dari yang ditentukan oleh dokter.
Dokter dapat menambah atau mengurangi dosis obat tergantung pada hasil tes laboratorium Anda.
Dokter mungkin meminta Anda untuk berhenti minum fenofibrat jika hasil tes tidak menunjukkan perbaikan setelah 2 bulan.
Jangan berhenti minum obat ini tanpa berbicara dengan dokter Anda.
Sama halnya dengan penggunaan obat pada umumnya, penggunaan obat ini juga mungkin menyebabkan efek samping obat.
Efek samping obat pun dapat berkisar dari yang ringan hingga berat.
Jenis efek samping fenofibrat yang sering terjadi:
Pada kasus yang serius, fenofibrat bisa menyebabkan efek samping seperti:
Beri tahu dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap produk fenofibrate atau bahan apa pun dalam produk fenofibrate.
Jika Anda menggunakan resin asam empedu seperti cholestyramine, colesevelam, atau colestipol, minumlah 1 jam setelah atau 4 – 6 jam sebelum minum fenofibrat.
Beri tahu dokter jika Anda pernah menderita penyakit ginjal, hati, atau kantong empedu. Dokter mungkin akan memberi tahu untuk tidak mengonsumsi obat ini.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda pernah minum alkohol dalam jumlah besar.
Anda juga perlu memberi tahu dokter apabila pernah menderita diabetes atau hipotiroidisme (hormon tiroid rendah).
Menurut situs DailyMed keamanan obat ini pada wanita hamil masih belum diketahui.
Tidak ada studi memadai dan terkontrol yang menguji efek penggunaan fenofibrate pada wanita hamil.
Obat ini bisa digunakan selama kehamilan hanya jika manfaatnya lebih besar dari risikonya, dan tidak ada obat alternatif yang lebih aman.
Tidak diketahui apakah fenofibrat muncul ke dalam ASI. Namun, ada potensi efek samping yang serius pada bayi yang disusui.
Untuk itu, Anda perlu berhenti menyusui atau menghentikan pengobatan selama mengonsumsi obat ini.
Interaksi obat mungkin mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius.
Konsultasikan kepada dokter mengenai riwayat penyakit, kondisi kesehatan, dan rencana kehamilan Anda sebelum menjalani pengobatan.
Hal tersebut untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi nantinya.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.
Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar