Estriol adalah obat untuk mengatasi hormon estrogen rendah pada wanita. Memasuki masa menopause, dokter mungkin menyarankan Anda untuk menggunakan obat ini. Bukan hanya mengatur fungsi organ reproduksi, obat ini juga bisa membantu fungsi organ tubuh penting lainnya.
Golongan obat: Estrogen
Merek dagang: Ovestin
Apa itu estriol?
Estriol adalah obat hormonal yang dapat menggantikan kekurangan hormon estrogen pada tubuh.
Obat ini biasanya ditujukan pada wanita dengan kadar hormon estrogen yang rendah, misalnya di usia menopause atau memiliki masalah kesuburan.
Obat ini dapat berupa obat minum ataupun krim yang dioleskan di area vagina.
Kegunaan estriol
Obat ini dapat digunakan untuk terapi pengobatan dan perawatan tertentu, antara lain.
- Digunakan untuk terapi penggantian hormon estrogen pada wanita menopause.
- Sebagai terapi kesuburan pada wanita yang mengalami masalah leher rahim (serviks).
- Terapi untuk mengatasi vaginitis atau kerusakan jaringan akibat menopause.
Dosis estriol
Dosis obat ini perlu disesuaikan dengan tujuan pengobatan atau perawatan. Simak penjelasan berikut.
Terapi penggantian hormon pada wanita menopause
Untuk terapi penggantian hormon, Anda biasanya diberikan estriol oral (obat minum) dengan dosis berikut, melansir situs MIMS Indonesia.
- 0,5 sampai 3 mg per hari selama 1 bulan, kemudian dilanjutkan dengan 0,5 sampai 1 mg per hari.
- 0,25 sampai 2 mg per hari dikombinasikan dengan estrogen natural lainnya.
- Anda mungkin membutuhkan tambahan obat lainnya yang dikonsumsi bersamaan seperti progesteron.
Meningkatkan kesuburan
Pada wanita yang memiliki masalah kesuburan atau kerusakan pada jaringan serviks, dokter mungkin akan memberikan estriol oral untuk mengatasinya dengan dosis berikut.
- 0,25 sampai 1 mg per hari selama hari ke-6 sampai hari ke-15 siklus menstruasi.
- Dosis tersebut akan dinaikkan setiap bulan sampai ditemukan dosis yang memberikan efek paling optimal.
Mengatasi vaginitis
Wanita menopause berisiko mengalami vaginitis atau atrofi vagina akibat kerusakan jaringan. Dokter mungkin akan memberikan estriol topikal untuk mengatasinya.
Teradapat dua bentuk sediaan estriol topikal yaitu berupa krim dan berupa pessary/ovula. Dokter akan memberikannya dengan dosis berikut.
- Bila berupa krim, kekuatan yang digunakan yaitu 0,01% sampai 0,1%.
- Bila menggunakan pessary, dosisnya 500 mikrogram sekali sehari.
- Kemudian secara perlahan, turunkan pemakaiannya menjadi 2 kali dalam seminggu.
Aturan pakai estriol
Estriol oral (obat minum) dikonsumsi dengan cara diminum sebelum makan atau setelah makan. Pastikan Anda mengonsumsinya sesuai dosis yang dianjurkan.
Adapun estriol krim dipakai dengan cara dioleskan tipis-tipis ke bibir vagina. Sementara estriol pessary/ovula cara pakainya dengan memasukkannya ke dalam vagina.
Efek samping estriol
Beberapa orang yang mengonsumsi obat ini baik yang oral maupun krim topikal, mungkin akan mengalami efek samping seperti:
- payudara mengeras atau terasa nyeri,
- mual,
- keluar bercak darah dari vagina,
- retensi cairan, dan
- hipersekresi serviks.
Peringatan dan perhatian saat pakai estriol
Selain memperhatikan efek sampingnya, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut saat mengonsumsi obat ini.
Kontraindikasi
Obat ini tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh orang yang mengalami kondisi berikut:
- sedang hamil,
- menderita penyakit trombosis,
- menderita tumor terkait estrogen,
- dicurigai mengidap tumor terkait estrogen,
- perdarahan vagina, serta
- memiliki riwayat gejala otosklerosis yang tidak terdiagnosis saat hamil atau saat penggunaan obat steroid.
Peringatan penggunaan
Anda perlu waspada saat mengonsumsi obat ini bila mengalami kondisi-kondisi berikut:
- trombosis,
- kelainan liver (hati) yang parah,
- porfiria,
- memiliki riwayat pruritus yang parah saat mengonsumsi obat steroid atau saat hamil,
- tubuh menguning akibat kolestasis,
- menderita herpes gestationis atau otosklerosis, dan
- sedang menyusui.
Apakah obat ini aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Sesuai penjelasan di atas, penggunaan estriol baik secara oral maupun krim topikal tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui.
Interaksi estriol dengan obat lain
Melansir situs MIMS Indonesia, Anda perlu berhati-hati bila mengonsumsi obat ini bersamaan dengan obat-obatan lainnya karena dapat menimbulkan interaksi.
- Efikasi estriol mungkin akan berkurang bila digunakan bersamaan dengan karbon aktif, barbiturates, carbamazepine, griseofulvin, hydantoin dan rifampicin.
- Konsumsi obat ini mungkin mengubah efikasi obat antikoagulan yang Anda konsumsi.
- Konsumsi obat ini dapat meningkatkan efek farmakologis dari succinylcholine, theophyllines dan troleandomycin.
Selain interaksi obat, penggunaan obat ini juga berisiko memengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium Anda, seperti:
- mengurangi respon terhadap metyrapone test,
- memengaruhi hasil tes fungsi tiroid, dan
- memengaruhi hasil tes toleransi glukosa.
Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter atau apoteker bila ada pertanyaan mengenai obat ini.
[embed-health-tool-bmi]