Berbagai pengobatan dibutuhkan untuk membunuh atau menghentikan pertumbuhan sel kanker yang terjadi di prostat. Salah satunya adalah pemberian obat bicalutamide (bikalutamid) yang dikonsumsi secara oral. Ketahui aturan pakai obat ini melalui ulasan berikut.
Golongan obat: Antihormon
Merek dagang: Bicastra, Diproca, Biluron 150, Biluron 50, Promod 50, Calutami 150, Calutami 50, Casodex
Apa itu obat bicalutamide?
Bicalutamide (bikalutamid) adalah obat yang digunakan untuk mengobati kanker prostat. Obat ini termasuk ke dalam kelas yang disebut dengan antiandrogen nonsteroid.
Fungsi obat bicalutamide yaitu untuk menghentikan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker dengan menghalangi efek androgen (hormon pria), seperti testosteron.
Obat ini bisa digunakan tersendiri atau bersama dengan obat lain yang disebut luteinizing-hormone releasing hormone (LHRH).
Pemberian bikalutamid dengan LHRH digunakan untuk mengobati kanker prostat metastasis, yaitu kanker prostat yang sudah menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Bikalutamid juga bisa diberikan bersamaan dengan pengobatan kanker prostat lainnya, seperti radioterapi atau pembedahan.
Dokter juga mungkin meresepkan obat bicalutamide untuk kegunaan lainnya. Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
Dosis obat bicalutamide
Obat bikalutamid tersedia dalam bentuk tablet salut selaput 50 mg dan 150 mg yang digunakan secara oral (minum).
Adapun dosisnya tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Melansir MIMS.com, berikut adalah gambaran dosis obat bicalutamide.
Kanker prostat stadium lanjut
Pada kondisi ini, dosis obat, yaitu 50 mg sekali sehari dalam kombinasi dengan terapi analog LHRH atau operasi pengangkatan testis.
Pengobatan harus dimulai bersamaan dengan terapi analog LHRH atau operasi pengangkatan testis, atau setidaknya 3 hari sebelum terapi LHRH.
Kanker prostat stadium lanjut lokal
Pada kondisi ini, dosis obat yaitu 150 mg sekali sehari yang dilanjutkan selama minimal 2 tahun atau sampai perkembangan penyakit.
Obat diberikan sebagai pengobatan tunggal atau terapi tambahan radioterapi pada pasien dengan risiko kekambuhan yang tinggi.
Kanker prostat stadium lanjut lokal nonmetastasis
Dosis obat yaitu 150 mg sekali sehari dan dilanjutkan selama minimal 2 tahun atau sampai perkembangan penyakit.
Ini utamanya diberikan pada pasien yang tidak bisa menjalani prosedur bedah pengangkatan testis atau pengobatan kanker lainnya.
Obat ini tidak boleh diberikan kepada wanita atau anak-anak. Pada pria dewasa pun, dosis obat bisa berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan penyakitnya.
Pastikan Anda selalu mengikuti petunjuk dokter ketika mengonsumsinya.
Aturan pakai obat bicalutamide
Bikalutamid merupakan obat resep dokter.
Oleh karena itu, pastikan Anda selalu mengikuti aturan minum obat yang dokter berikan atau sesuai dengan petunjuk yang tertera pada label kemasan.
Jangan pernah mengurangi atau melebihkan dosis obat, atau meminumnya lebih sering dari yang dokter tentukan.
Hal yang pasti, bilakutamid merupakan obat yang dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Telan utuh obat dengan segelas air putih.
Usahakan Anda meminumnya pada sekitar waktu yang sama setiap hari, baik pagi atau malam.
Bila Anda lupa atau melewatkan satu dosis obat, konsumsi obat ini sesegera mungkin setelah Anda mengingatnya.
Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Intinya, jangan menggandakan dosis obat Anda.
Perlu Anda ketahui, bikalutamid bersama dengan LHRH dapat membantu menghentikan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, tetapi tidak menyembuhkan kanker prostat.
Oleh karena itu, pastikan Anda terus mengonsumsi obat ini sesuai jangka waktu yang telah dokter tetapkan untuk Anda.
Jangan pernah berhenti konsumsi obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter meski Anda sudah merasa lebih baik.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut mengenai aturan minum obat ini.
Efek samping obat bicalutamide
Bikalutamid dapat menimbulkan efek samping pada beberapa orang. Berikut adalah beberapa efek samping obat bicalutamide yang umum.
- Pusing.
- Mengantuk.
- Otot melemah.
- Nyeri otot atau sendi.
- Sakit punggung atau panggul.
- Sakit kepala.
- Sesak napas.
- Batuk.
- Sembelit.
- Mual.
- Diare.
- Sakit perut.
- Perut bergas.
- Hot flashes.
- Ruam.
- Rambut rontok.
- Berat badan turun atau naik.
- Nafsu makan turun.
- Sulit tidur.
- Kesemutan di tangan atau kaki.
- Pertumbuhan rambut yang berlebihan.
- Bengkak di pergelangan kaki, kaki, atau tangan.
- Sering buang air kecil, terutama saat malam hari.
- Sulit mendapatkan atau mempertahankan ereksi.
- Nyeri saat buang air kecil.
Selain yang umum, efek samping obat yang lebih serius juga bisa terjadi. Bila Anda mengalami efek samping di bawah ini sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter.
- Nyeri dada.
- Kulit atau mata menguning.
- Urine berwarna gelap atau ada darah dalam urine.
- Kelelahan yang ekstrem.
- Kulit pucat serta tangan dan kaki dingin.
- Sesak napas, batuk, atau demam yang memburuk.
- Perdarahan atau memar yang tak biasa.
Selain itu, Anda pun harus segera pergi ke rumah sakit jika muncul reaksi alergi setelah mengonsumsi obat ini.
Misalnya, ruam dan gatal-gatal, pembengkakan pada wajah atau mulut, serta sulit bernapas.
Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter Anda.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat bicalutamide
Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini jika memiliki riwayat alergi terhadap obat bikalutamid atau kandungan lain yang terdapat di dalamnya.
Informasikan juga kepada dokter jika Anda memiliki kondisi medis tertentu untuk memastikan apakah obat ini aman untuk Anda.
Ini terutama bila Anda memiliki satu di antara beberapa kondisi medis di bawah ini.
- Penyakit jantung.
- Diabetes.
- Penyakit hati.
- Riwayat keluarga dengan osteoporosis.
- Penyalahgunaan alkohol.
- Kelainan elektrolit.
Pada kondisi di atas, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis obat bikalutamid atau memantau kondisi Anda terkait kemungkinan munculnya efek samping.
Cara menyimpan obat
Sementara itu, terkait dengan penyimpanan obat, simpan obat ini dalam wadah yang sudah tersedia sejak Anda mendapatkannya.
Pastikan wadah tertutup rapat. Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap, seperti di kamar mandi.
Jauhkan pula obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Simpan pada suhu ruangan dan tidak lebih dari 30° Celsius.
Buang sisa obat yang sudah tidak terpakai atau yang sudah habis masa berlakunya. Namun, jangan buang obat ini ke dalam toilet atau sampah rumah tangga Anda.
Lebih baik, kembalikan obat yang sudah tidak terpakai ini ke klinik, rumah sakit, atau apotek untuk dibuang sesuai ketentuan pembuangan limbah medis.
Selalu perhatikan instruksi pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda mengenai bagaimana cara aman membuang obat ini.
Apakah obat bicalutamide aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori X menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
Artinya, obat ini sudah terbukti dapat berisiko pada janin bila dikonsumsi oleh ibu hamil.
Meski demikian, perlu Anda pahami, obat bikalutamid hanya untuk digunakan pada pria. Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh wanita, termasuk yang sedang hamil atau menyusui.
Jika Anda tak sengaja menggunakan obat ini saat hamil atau menyusui, segera konsultasikan kepada dokter Anda.
Interaksi obat bicalutamide dengan obat lain
Beri tahu dokter mengenai semua obat yang sedang Anda konsumsi. Ini termasuk obat resep, obat yang bisa dibeli bebas di apotek, serta suplemen dan juga obat herbal.
Pasalnya, beberapa obat dapat berinteraksi dengan bikalutamid yang bisa meningkatkan risiko efek samping atau mengurangi efektivitas obat.
Berikut adalah beberapa obat yang mungkin dapat berinteraksi dengan bicalutamide.
- Obat-obatan untuk pilek atau alergi, seperti terfenadine atau astemizole.
- Obat gangguan asam lambung cisapride.
- Pengencer darah, seperti warfarin.
- Ciclosporin, yaitu obat yang digunakan dalam transplantasi organ atau gangguan kekebalan tertentu.
- Obat untuk detak jantung tidak teratur, seperti quinidine, disopyramide, atau amiodarone.
- Antibiotik moxifloxacin.
- Methadone.
- Obat-obatan untuk gangguan mood.
- Obat golongan calcium channel blockers, seperti amlodipine, diltiazem, atau felodipine.
- Penurun kolesterol, seperti atorvastatin, lovastatin, dan simvastatin.
Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan bikalutamid. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-bmi]