Di tengah maraknya tren es kopi susu gula aren, kopi mainstream seperti cappuccino tampaknya tidak pernah sepi peminat. Nah ketimbang minum cappuccino racikan kedai yang tinggi gula, yuk coba bikin sendiri versi lebih sehat!
Asal-usul cappuccino
Cappuccino pertama kali muncul sebagai ‘kapuziner’ di kedai kopi Vienna, Austria pada tahun 1700-an. Kapuziner dideskripsikan sebagai kopi dengan krim dan gula. Beberapa literatur juga ada yang menyebutkan bahwa minuman ini dicampur dengan sedikit rempah.
Kapuziner memiliki warna cokelat mirip dengan jubah yang dikenakan oleh biarawan Capuchin (dibaca Kapuzin) di Vienna. Nah, dari sinilah nama cappuccino berasal. Dalam bahasa Italia, ‘Capuchin’ secara harfiah berarti kerudung atau tudung, dan itu mencerminkan lapisan busa susu yang menutupi kopinya. nama yang diberikan kepada para biarawan Capuchin untuk jubah berkerudung mereka.
Meskipun nama ‘Kapuziner’ digunakan di Vienna, cappuccino sendiri sebenarnya diciptakan di Italia, dan nama itu diadaptasi menjadi ‘Cappuccino.’ Cappuccino pertama kali dibuat pada awal 1900-an. Tak lama setelahnya, mesin espresso populer pada tahun 1901.
Setelah Perang Dunia II, cara membuat cappuccino mengalami beberapa perbaikan dan penyederhanaan di Italia. Hal ini terjadi berkat perkembangan mesin espresso yang lebih baik, sehingga memudahkan para barista untuk meracik kopi.
Dari sinilah, formula cappuccino yang kini Anda sering minum sehari-hari berasal. Kopi ini disajikan dengan kombinasi espresso, susu yang sudah dipanaskan (steam milk), dan buih susu (milk foam) tebal di atasnya.
Cappuccino hanya diminum pada pagi hari
Di negara asalnya, kopi ini hanya disajikan pada pagi hari untuk sarapan. Menurut masyarakat di sana, minum secangkir kopi ini di pagi hari sudah cukup mengenyangkan untuk mengganjal perut karena kandungan susu di dalamnya.
Hal ini lah yang menjadi alasan kenapa banyak kopi di Italia hanya menjual kopi cappuccino sampai pukul 10 pagi dan sudah tidak menerima pesanan lagi pada sore maupun malam hari. Lain halnya di Indonesia. Anda bisa menikmati secangkir kopi ini pada pagi, siang, maupun malam hari.
Bagi sejumah orang, kopi jenis ini disukai karena memiliki cita rasa yang creamy dan foamy. Ketika Anda menyeruput segelas kopi ini, mulut Anda akan dipenuhi oleh busa susu yang tebal.
Kemudian secara perlahan, busa susu yang tercampur dengan susu dan espresso akan menghilang di mulut. Sekiranya begitulah sensasi yang akan Anda dapatkan jika meminum kopi ini.
Kandungan nutrisi dalam cappuccino
Cappuccino adalah minuman kopi yang dibuat dari kombinasi espresso dan steamed milk, lalu di atasnya dilapisi buih susu tebal. Berbeda dengan espresso yang hampir nol gizi, segelas cappuccino mengandung sejumlah nilai gizi tambahan yang berasal dari susu, seperti kalori, lemak, dan karbohidrat. Meski begitu, tentu komponen gizi yang ada di dalam kopi ini akan bervariasi pada jenis susu yang digunakan nantinya.
- Segelas cappuccino ukuran Tall (12 oz.) dengan susu full-fat bisa mengandung hingga 110 kalori, 6 gram lemak (4 gram lemak jenuh), dan 6 gram protein.
- Segelas cappuccino ukuran Tall (12 oz.) tanpa gula dengan susu kedelai mengandung 80 kalori, 3 gram protein, dan 2 gram lemak.
- Segelas cappuccino berukuran Tall (12 oz) yang diracik dengan susu tanpa lemak mengandung 90 kalori dan 7 gram protein.
Bahan rempah seperti bubuk kayu manis dan pala memang terkadang ditambahkan untuk perasa tambahan. Namun, rempah tersebut umumnya tidak memberikan kalori tambahan pada kopi yang Anda minum.
Jika Anda menambahkan gula atau bahkan krimer, maka kalori dan lemak yang dikandung dalam kopi ini juga tentu akan lebih banyak. Sementara kandungan kafein dalam segelas kopi ini ukuran Tall rata-rata 75 mg.
Kopi ini tidak dianggap sebagai minuman padat gizi, namun mengandung vitamin A, zat besi, dan kalsium yang lumayan tinggi. Lagi-lagi, mengingat kopi ini mengandung susu, maka susu yang terkandung di dalamnya lah yang berkontribusi memberikan asupan nutrisi—meski pun tidak begitu banyak.
Segelas cappuccino ukuran Tall (12 oz.) tanpa gula dengan susu kedelai mengandung 6 persen dari total rekomendasi vitamin A, 16% kalsium, dan 3 persen zat besi. Jika cappuccino yang Anda konsumsi dibuat dengan susu tanpa lemak, maka mengandung 9% vitamin A dan 20 persen kalsium dari total kebutuhan harian. Sementara cappuccino dengan susu full-fat mengandung 5 persen vitamin A dan 23% kalsium dari total rekomendasi harian.
Vitamin A merupakan vitamin larut dalam lemak yang membantu dalam metabolisme sel, sedangkan kalsium berperan untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Zat besi mengangkut oksigen melalui darah.
Tips membuat cappuccino yang sehat
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kopi ini merupakan perpaduan antara kopi dan susu. Untungnya, tidak ada kriteria khusus terkait jenis susu yang harus digunakan dalam membuat secangkir kopi ini. Semua jenis susu bisa Anda gunakan. Meski begitu, masing-masing susu akan memberikan rasa berbeda pada minuman yang akan Anda minum nantinya.
Jika Anda salah satu penikmat cappuccino, tapi ingin minum versi yang lebih sehat, sebaiknya pilihlah susu yang rendah lemak (low fat milk). Sementara bagi Anda yang ingin mencoba cappuccino tapi alergi terhadap susu sapi, Anda tak perlu khawatir.
Anda bisa menikmati secangkir cappuccino dengan aman menggunakan campuran susu kedelai atau susu almond. Selain lebih ramah di pencernaan, kedua susu ini juga tentu lebih sehat karena menggandung lemak dan kalori yang lebih sedikit ketimbang susu sapi biasa.
Cara membuat cappuccino tanpa mesin kopi
Cappuccino adalah salah satu jenis kopi yang disajikan menggunakan bahan dasar kopi espresso. Ketimbang harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli cappuccino di kedai kopi, Anda bisa loh membuatnya sendiri di rumah.
Eits, jangan mengira kalau Anda akan menggunakan kopi instan. Anda harus tahu bahwa kopi instan biasanya ditambahi gula atau pemanis buatan. Asupan gula yang berlebih dalam tubuh bisa menyebabkan gangguan metabolisme, nafsu makan sulit dikendalikan, dan naiknya gula darah hingga kencing manis (diabetes tipe 2).
Berikut cara mudah membuat cappuccino tanpa mesin kopi:
Espresso
Jangan cemas tak punya mesin kopi espresso, karena Anda tetap bisa membuat secangkir cappucino hangat atau panas tanpa mesin kopi. Jika Anda tak memiliki mesin kopi espresso, Anda bisa menggunakan alat-alat lain seperti classic drip, moka pot, french press, dan lain sebagainya.
Namun, jika Anda juga tak punya berbagai alat tersebut, Anda tak perlu khawatir. Anda tetap bisa, kok, menyeruput secangkir cappuccino dengan nikmat. Anda bisa menggunakan kopi tubruk, alias kopi bubuk sesuai yang Anda suka.
Masaklah air sampai mendidih, lalu diamkan setidaknya selama 1 menit. Setelah itu, siram air panas ke dalam cangkir yang sudah diberi kopi bubuk. Aduk-aduk dan diamkan beberapa saat sampai ampas kopi turun. Ketika ampas kopi sudah dipastikan turun semua, barulah pindahkan air kopi ke gelas lainnya.
Agar kopi benar-benar terpisah dari ampasnya, Anda juga bisa melakukan metode saring kopi dengan kertas filter atau kain kering. Pertama-tama rekatkan kain atau kerta filter ke bibir gelas menggunakan karet.
Lalu masukkan bubuk kopi ke dalam penyaring. Secara perlahan, siramlah pinggiran kertas filter atau kain dengan sedikit air panas untuk sekedar meratakan basahnya.
Jika sudah agak meresep, siram kembali kopi bubuk dengan air panas secara perlahan-lahan. Setelah memenuhi isi gelas, lepaskan kain atau kertas filter dari gelas.
Foam susu
Setelah urusan espresso terselesaikan, ada satu “PR’ lagi yang harus Anda kerjakan, yaitu membuat foam susu. Membuat foam susu sebenarnya tidak memerlukan peralatan yang mewah. Anda bisa memanfaatkan alat-alat yang ada di rumah.
Meski tak ada aturan baku jenis susu apa yang dibutuhkan untuk membuat cappuccino, alangkah baiknya jika Anda menggunakan susu rendah lemak. Selain karena lebih sehat, susu ini juga pilihan baik untuk Anda yang sedang berdiet. Anda juga bisa menggunakan susu nabati lainnya, seperti susu kedelai maupun susu almond.
Berikut langkah-langkah mudah membuat dan foam susu:
- Rebus segelas (250 m) susu putih rendah lemak dalam api sedang. Panaskan sampai mendidih atau berbuih.
- Pindahkan susu rebusan tadi ke dalam sebuah termos yang tahan panas. Pastikan termos tertutup rapat.
- Kocok termos dengan cepat dan berulang-ulang selama 30 detik atau sampai susu berbusa banyak.
- Foam susu siap digunakan.
Resep cappuccino ala rumahan
Setelah semua bahan sudah tersedia, berikut panduan membuat cappuccino yang bisa Anda coba di rumah.
- Siapkan cangkir kopi kesukaan Anda.
- Masukkan espreso yang telah Anda buat tadi.
- Tuang susu cair ke dalam cangkir.
- Tambahkan foam susu di secukupnya.
- Taburkan kayu manis, pala, atau bubuk cokelat di atas foam sebagai garnishnya.
- Cappuccino siap untuk dinikmati.
- Anda juga bisa menikmati kopi ini secara dingin dengan menambahkan es batu secukupnya.
Jadi, terbukti, ‘kan kalau Anda bisa menikmati secangkir cappuccino hangat/dingin tanpa harus keluar rumah? Selamat mencoba resep di atas, ya!
Ingat! Minum cappucino jangan pakai gula
Banyak literatur menyatakan bahwa kopi merupakan salah satu minuman yang menawarkan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Namun, hati-hati. Seiring dengan tren minum kopi yang semakin beragam, kini secangkir kopi yang Anda pesan justru bisa membahayakan kesehatan Anda.
Konsumsi gula dalam dosis kecil tidak terlalu harus dikhawatirkan. Sayangnya, kebanyakan dari kita makan gula terlalu banyak setiap harinya. Ketika Anda memesan secangkir es cappuccino dengan tambahan gula, sirup, atau whipped cream di atasnya, bisa dibayangkan banyak asupan gula yang Anda dapatkan dari satu minuman itu saja? Belum lagi kalau Anda makan nasi dan ngemil jajanan lainnya. Yap, itulah mengapa Anda disarankan untuk memesan kopi jenis apa pun tanpa tambahan gula.
Jika Anda tetap memilih minuman kopi trendi yang dibubuhi gula, sirup, ataupun whipped cream, maka risiko bahaya kesehatannya akan jauh lebih besar dari manfaatnya. Tak hanya soal asupan kalori yang berlebih saja, namun risiko kenaikan gula darah yang signifikan juga menghantui Anda. Minum kopi kekinian dengan berbagai tambahan bahan-bahan yang disebutkan tadi menambah asupan lemak serta gula dalam tubuh Anda.
Setiap satu sendok tambahan pemanis dalam secangkir cappuccino Anda dapat meningkatkan surplus kalori di tubuh. Asupan kalori berlebih ini dapat memicu penumpukkan sel lemak dalam tubuh. Misalnya, hari ini Anda minum secangkir cappuccino dengan sirup vanila mengandung 150 kalori.
Meski terdengar sepele, namun dengan tambahan begitu banyak gula dan sirup, asupan kalori dari kopi ini sudah melampaui apa yang tubuh benar-benar butuhkan untuk mendukung berat tubuh ideal Anda. Jika kebiasaan minum kopi ini Anda lakukan terus-terusan, kemungkinan besar berat badan Anda justru mengalami kenaikan drastis. Tak hanya itu, risiko Anda terkena penyakit kronis, termasuk diabetes tipe 2 juga akan semakin tinggi.
Jadi, bijak-bijaklah dalam menikmati secangkir kopi yang akan Anda minum, ya!
[embed-health-tool-bmi]