backup og meta

Intip 5 Cara Orangtua Mengelola Obesitas pada Anak

Intip 5 Cara Orangtua Mengelola Obesitas pada Anak

Obesitas tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak pun dapat mengalami kondisi ini. Peran orang tua sangat penting dalam menjaga pola hidup sehat yang membantu anak mengatasi kondisi obesitasnya. Ketahui berbagai langkah yang bisa dilakukan orangtua dalam mengelola obesitas pada anak.

Tips mengelola obesitas pada anak

Meski dapat terjadi pada anak-anak, kabar baiknya obesitas bisa dicegah dan dikelola.

Anak dengan obesitas perlu menjalani perawatan dari dokter dan mendapatkan pengawasan dari orangtua agar ia bisa mencapai berat badan yang sehat.

Jika tidak, obesitas akan dimilikinya hingga ia dewasa. Buruknya, berbagai komplikasi penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke akan meningkat.

Tidak hanya itu saja, kesehatan mental anak dengan obesitas pun bisa terpengaruh. Anak bisa saja merasa minder, mengalami diskriminasi, perundungan, atau mengalami depresi akibat kondisi tubuhnya ini.

Oleh karena itu, orangtua memiliki peran penting untuk membantu si kecil mengelola kondisinya tersebut.

1. Menjaga pola makan anak

kandungan susu soya adalah yang baik untuk anak

Pola makan yang buruk menjadi salah satu penyebab obesitas pada anak. Ia mungkin saja punya kebiasaan makan berlebihan.

Bisa juga keseringan mengonsumsi minuman dan makanan tinggi kalori, seperti makanan cepat saji, makanan manis, atau minuman soda.

Cara efektif untuk mengelola obesitas pada anak adalah mengurangi porsi makannya. Anda bisa mengakalinya dengan menggunakan piring yang berukuran lebih kecil.

Coba atur juga jam makan anak agar ia tidak terlalu sering makan. Latih anak untuk makan dengan tenang, tidak sambil melakukan aktivitas lain yang memecah konsentrasinya.

Kemudian, perhatikan juga pilihan menu makanan sehat anak. Pastikan ia mendapatkan gizi seimbang dari makanan yang disajikan.

Usahakan si kecil mendapatkan sebagian besar kalori dari makanan yang lebih sehat seperti buah dan sayuran, dan makanan bertepung seperti roti, kentang, pasta, dan nasi merah.

Selain itu, jangan menyimpan camilan tinggi gula dan minum bersoda di rumah.

National Health Service menyebutkan bahwa konsumsi jus buah, jus sayuran, atau smoothie tidak boleh lebih dari 150 ml per hari.

Menentukan porsi dan menu makan anak obesitas mungkin sulit bagi Anda. Jadi, jangan sungkan untuk melakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter anak atau ahli gizi anak.

2. Dorong anak lebih aktif bergerak dan ajak anak berolahraga

Agar kalori dari makanan terpakai dengan optimal dan tidak jadi timbunan lemak, dorong anak untuk lebih aktif bergerak.

Manajemen anak obesitas ini penting dilakukan untuk membuat pola makan sehat yang dijalani memberikan hasil yang lebih efektif.

Anak harus berusaha untuk mendapatkan setidaknya 60 menit aktivitas fisik sehari untuk kesehatan yang baik, tetapi tidak harus sekaligus.

Beberapa aktivitas singkat 10 menit, atau bahkan 5 menit, sepanjang hari bisa sama baiknya dengan peregangan selama satu jam.

Untuk anak yang lebih kecil, pilihlah permainan aktif, seperti permainan bola, permainan kejar-kejaran, mengendarai skuter, dan menggunakan ayunan taman bermain, dan jungkat-jungkit.

Pada anak-anak yang lebih besar, aktivitasnya dapat mencakup mengendarai sepeda, bermain skateboard, berjalan kaki ke sekolah, melompat-lompat, berenang, menari, dan seni bela diri.

Selain aktivitas di atas, Anda bisa mengajak anak untuk melakukan olahraga bersama. Pilihannya bervariasi, mulai dari joging, berenang, hingga olahraga permainan.

Meningkatkan aktivitas menjadi langkah jitu mengelola berat bandan anak obesitas jadi lebih ideal.

3. Kurangi screen time dan perbaiki kualitas tidur anak

mengurangi waktu anak menonton tv

Di samping membuat anak lebih banyak bergerak, mengelola anak obesitas juga perlu dilakukan dengan mengurangi waktu yang mereka habiskan untuk duduk atau berbaring di siang hari.

Bantu anak-anak Anda menghindari terlalu lama duduk dan berbaring karena ini membuat mereka lebih cenderung menambah berat badan.

Batasi waktu yang mereka habiskan untuk menonton TV, bermain video game, dan bermain di perangkat elektronik.

Tidak ada aturan pasti durasi screen time anak, tetapi para ahli menyarankan agar anak-anak menonton televisi tidak lebih dari 2 jam setiap hari.

Mengurangi screen time bisa membantu anak untuk tidur lebih baik. Pasalnya, kurang tidur bisa membuat nafsu makan anak jadi lebih tinggi.

Di samping itu, hal ini mempengaruhi suasana hati dan perilaku anak.

Bila nafsu makan anak tinggi ditambah perilakunya kurang kooperatif, Anda bisa kesulitan untuk mengelola berat badan anak.

Untuk itulah, penting kembali mengatur jadwal kegiatan anak agar ia tidak kebanyakan duduk atau berbaring.

4. Jangan mengkritik atau membandingkan anak

Anak dengan obesitas, rentan mengalami diskriminasi atau bullying di lingkungan rumah atau sekolah. Kondisi ini bisa memperburuk kesehatan mentalnya.

Jika sampai terjadi, cara mengelola obesitas pada anak tentu akan lebih kompleks karena yang dihadapi bukan hanya obesitasnya saja, tapi trauma atau masalah mental yang si kecil alami.

Oleh sebab itu, Anda sebagai orangtua perlu memahami mereka. Ketimbang mengkritik berat badannya yang berlebihan, lebih baik memberi motivasi anak untuk semangat lebih semangat mengatasi obesitas.

Jangan pula membandingkan anak dengan anak-anak seusianya dalam konteks merendahkan harga diri anak.

Sebaliknya, berikanlah penjelasan yang bisa diterima anak yang sekaligus bisa membuatnya lebih termotivasi seperti contoh berikut.

“Lihat, Nak, anak itu larinya kencang sekali, ya. Kalau lomba di sekolah, pasti menang. Kamu mau seperti itu juga? Kalo iya, kamu harus banyak bergerak supaya badannya lebih enteng ketika lari.”

5. Jadi panutan bagi anak

Cara tepat mengatasi obesitas adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup jadi lebih sehat.

Meskipun kelihatannya mudah, penerapannya membutuhkan usaha keras karena harus membangun kebiasaan.

Agar anak terpacu untuk melakukan segala perubahan pola hidup sehat untuk mengelola obesitas, orangtua perlu menjadi panutannya.

Jika Anda meminta anak untuk lebih aktif bergerak, Anda juga ikut turun tangan untuk aktif bergerak atau melakukan berbagai aktivitas bersamanya.

Penerapan pola makan yang baik pun demikian. Jangan sampai, Anda mengarahkan anak untuk mengurangi konsumsi makanan ringan, tapi Anda sendiri malah ngemil makanan yang tidak sehat.

Anak-anak akan mempelajari berbagai perubahan baik tersebut dari orang-orang sekelilingnya, terutama Anda.

Jadi, pastikan juga untuk ikut menjalankan gaya hidup yang sehat agar berat badan tetap terkendali.

Membantu anak melawan obesitas tidak hanya mengandalkan dokter atu usaha anak saja, tapi juga Anda yang mendampingi mereka.

Jika Anda mengalami kesulitan dalam menerapkan tips di atas, jangan sungkan untuk konsultasi lebih lanjut dengan dokter.

Kesimpulan

Orangtua memainkan peran penting untuk mencapai keberhasilan mengelola obesitas pada anak. Ini karena orangtua adalah sosok yang paling dekat dan penting bagi anak.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

NHS. (n.d.). NHS choices. Retrieved June 3, 2022, from https://www.nhs.uk/live-well/healthy-weight/childrens-weight/overweight-children-advice-for-parents/

Report of the commission on ending childhood obesity – apps.who.int. (n.d.). Retrieved June 3, 2022, from https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/259349/WHO-NMH-PND-ECHO-17.1-eng.pdf?sequence=1

The emotional toll of obesity. HealthyChildren.org. (n.d.). Retrieved June 3, 2022, from https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/obesity/Pages/The-Emotional-Toll-of-Obesity.aspx

Versi Terbaru

27/06/2022

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

9 Cara Hidup Sehat untuk Mencegah Obesitas

Mengenal 6 Jenis Obesitas Berdasarkan Penyebabnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 27/06/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan