Tidak sekadar memengaruhi citra tubuh, obesitas juga menyebabkan banyak masalah kesehatan, seperti diabetes dan penyakit jantung. Dalam penegakan diagnosisnya, dokter akan mencari tahu klasifikasi obesitas yang dialami pasien. Apa saja tingkatannya?
Klasifikasi obesitas setelah pengukuran IMT
Obesitas adalah penumpukan lemak berlebihan di tubuh akibat ketidakseimbangan energi dalam waktu lama.
Ketidakseimbangan energi yang dimaksud adalah energi yang dihasilkan tubuh dengan energi yang digunakan.
Tingkat obesitas dapat ditentukan lewat banyak cara, salah satunya menurut Kementerian Kesehatan RI adalah dengan perhitungan indeks massa tubuh (IMT).
Pengukuran tingkat obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) mengikuti rumus berikut.
Indeks massa tubuh (IMT) = berat badan (kg) : tinggi badan (m)²
Berdasarkan pengukuran IMT ini, obesitas terbagi dalam dua klasifikasi.
1. Obesitas I
Jika hasil perhitungan IMT Anda berada di antara 25 hingga 29,9, angka tersebut menunjukkan bahwa Anda mengalami obesitas tingkat 1.
2. Obesitas II
Apabila hasil perhitungan IMT Anda lebih dari 30, Anda masuk dalam klasifikasi obesitas tingkat 2.
Pembagian kategori obesitas oleh Kemenkes RI ini berbeda dengan WHO. Klasifikasi obesitas menurut WHO terbagi menjadi 3 tingkatan berikut.
- Obesitas 1 dengan IMT sebesar 30 atau lebih dari 30.
- Obesitas 2 dengan IMT sebesar 35 sampai 39,9.
- Obesitas ekstrem atau obesitas tingkat 3 dengan IMT lebih dari 40.
Sebelumnya, ada juga obesitas tingkat III yang disebut dengan obesitas morbid. Dalam bahasa medis, “morbiditas” merujuk pada risiko kesehatan yang terkait.
Dokter menyebut obesitas kelas III sebagai “morbid” karena kemungkinan besar akan mengalami sejumlah masalah kesehatan yang berdampak fatal.
Namun, penggunaan istilah morbid tidak digunakan lagi karena konotasi negatifnya.
Cara lain mengukur tingkat obesitas
Mendeteksi obesitas lewat perhitungan IMT memang bisa dilakukan secara mandiri.
Namun, hasil perhitungan IMT bisa tidak akurat untuk semua orang, contohnya atlet berotot. Massa otot yang besar bisa memengaruhi nilai IMT seseorang.
Jadi, IMT atlet bisa saja masuk dalam kategori obesitas meskipun tidak memiliki kelebihan lemak.
Untuk menentukan klasifikasi obesitas secara lebih tepat, rangkaian pemeriksaan menyeluruh seperti di bawah ini bisa dilakukan.
1. Mengecek riwayat kesehatan
Dokter mungkin meninjau riwayat berat badan, upaya penurunan berat badan, aktivitas fisik dan kebiasaan olahraga, pola makan dan kontrol nafsu makan.
Begitu juga dengan kondisi lain terkait penggunaan obat-obatan dan tingkat stres akan dipantau oleh dokter dalam pemeriksaan.
Selain itu, dokter bisa meninjau riwayat kesehatan keluarga untuk mengetahui apakah Anda mungkin memiliki faktor genetik obesitas.
2. Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan untuk mengetahui klasifikasi obesitas bisa meliputi pengukuran tinggi badan, pengecekan detak jantung dan paru-paru, dan memeriksa perut Anda.