Tidak hanya gula alami, kandungan antioksidan pada buah juga meningkat. Contohnya, buah apel dan pir. Ketika buah ini mulai matang dan warna kehijauannya memudar, kelompok nutrisi tertentu mengalami perubahan, yakni katabolit klorofil nonfluoresen (NCC).
NCC adalah antioksidan yang membuat buah apel dan pir beraroma harum dan membuat tekstur apel lebih keras sementara pir lebih lunak. Kandungan NCC yang tinggi pada kedua buah tersebut bisa bertahan dalam waktu satu minggu.
Begitu juga dengan buah anggur, beri, dan tomat yang memiliki kandungan antioksidan tertentu, seperti flavonoid dan likopennya lebih tinggi saat matang.
Kandungan vitamin juga ikut mengalami perubahan sesuai dengan kondisi buah. Contohnya, buah nanas yang matang lebih tinggi vitamin C ketimbang nanas mentah.
Mana yang lebih baik dimakan?

Berdasarkan penjelasan di atas, buah matang tentu jadi pilihan yang baik untuk dimakan. Kandungan gula alami, vitamin, antioksidan, dan air cenderung lebih banyak saat buah dalam kondisi matang ketimbang saat mentah.
Namun, ini tidak hanya dilihat dari nutrisi buah saat matang saja. Rasa, tekstur, warna, dan baunya termasuk jadi faktor pertimbangan. Anda tentu lebih menyukai buah yang teksturnya lebih lembut, baunya lebih harum, warnanya lebih menarik, dan rasanya lebih manis.
Selain itu, buah yang matang juga lebih segar dijadikan jus buah karena rasanya sudah manis tanpa perlu tambahan pemanis, seperti gula atau madu. Pada orang dengan masalah lambung, buah yang matang juga lebih aman karena tingkat keasamannya sudah berkurang.
Sumber foto: Times of India.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar