Tidak hanya digunakan sebagai bumbu dapur, jahe juga sudah lama dipercaya menjadi obat tradisional. Selain jahe putih yang mudah ditemukan di pasaran, ada pula jahe merah yang menawarkan segudang manfaat bagi kesehatan.
Apa perbedaan khasiat antara jahe merah dan jahe putih? Lalu, bagaimana cara terbaik untuk mengonsumsinya? Simak jawabannya berikut ini.
Perbedaan jahe merah dan jahe putih
Jahe merah atau Zingiber officinale var Rubrum rhizoma juga disebut dengan jahe sunti, sedangkan jahe putih lebih dikenal dengan sebutan jahe gajah atau jahe badak.
Selain dari warnanya, jahe merah dan putih memiliki perbedaan dari bentuk dan juga rasanya.
1. Bentuk dan ukuran
Berikut adalah perbedaan bentuk dan ukuran jahe merah dan putih.
Jahe merah: pendek, rimpang kecil, ruasnya cenderung rata, dan tidak terlalu mengembang.
Jahe putih: panjang, rimpang besar dan gemuk, serta lebih mengembang.
2. Rasa
Jika Anda mencicipi jahe merah dan putih, Anda bisa menemukan perbedaannya seperti berikut.
Jahe merah: lebih pahit dan pedas karena kandungan minyak atsiri yang lebih banyak dibandingkan varietas jahe lainnya.
Jahe putih: rasa pedas tidak sekuat jahe merah.
Dibandingkan dengan jahe putih, jahe merah juga memiliki waktu panen yang lebih lama.
Manfaat jahe merah untuk kesehatan
Adanya kandungan flavonoid, gingerol, serta zat antibakteri dan antiradang dalam jahe merah merupakan salah satu alasan mengapa rempah satu ini banyak digunakan untuk kesehatan.
Berikut adalah beberapa khasiat jahe merah yang bisa Anda dapatkan selama diolah secara tepat dan tidak berlebihan.
1. Mencegah gangguan pencernaan
Banyak orang mengonsumsi jahe untuk mengatasi diare. Ini karena ekstrak minyak jahe merah dipercaya dapat melindungi sistem pencernaan dari infeksi bakteri penyebab diare.
Senyawa antibakteri dalam jahe merah dapat membantu melawan bakteri seperti Escherichia coli, Salmonella enteritidis, dan Staphylococcus aureus.
Jahe merah yang ditambahkan pada makanan juga bisa digunakan sebagai pengawet alami sehingga mencegah Anda dari keracunan makanan akibat bakteri.
Ditambah lagi, rasa hangat yang didapatkan dari olahan jahe merah juga bisa membuat perut Anda terasa nyaman. Sensasi hangat tersebut juga bisa meredakan pilek dan flu.
2. Mengurangi nyeri otot dan sendi
Tidak perlu selalu dicampurkan dalam makanan atau minuman, jahe merah juga bisa memberikan manfaat dengan dijadikan kompres hangat.
Pada studi tersebut, pemberian kompres hangat jahe merah dapat meredakan nyeri otot dan sendi pada pengidap osteoarthritis setelah diberikan selama enam hari berturut-turut.
Manfaat jahe untuk mengurangi nyeri otot diperoleh dari kandungan gingerolnya. Pada suhu tinggi, gingerol akan memberikan efek menghangatkan yang cukup kuat hingga mampu meredakan nyeri.
3. Membantu meningkatkan kesuburan pria
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Lampung, pemberian jahe merah yang telah diekstrak dengan etanol dapat meningkatkan jumlah sel spermatosit dan spermatid pada tikus jantan.
Penelitian tersebut dilakukan dengan memberikan 18 mg/ml ekstrak jahe merah pada tikus jantan selama 35 hari berturut-turut.
Meski masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut pada manusia, tidak heran jika banyak yang menilai bahwa jahe merah dapat meningkatkan kesuburan pria.
Selain itu, efek afrodisiak pada minyak atsiri jahe merah juga dipercaya dapat merangsang daya seksual pria dengan cara meningkatkan aliran darah di sekitar alat kelamin.
4. Menurunkan kadar gula darah dan kolesterol
Jahe merah telah sejak lama dipercaya memiliki sifat antihiperkolesterolemia, yang berarti dapat mencegah naiknya kolesterol darah.
Konsumsi jahe disinyalir dapat menurunkan LDL (lemak jahat) dan trigliserida. Penurunan angka tersebut bahkan disertai dengan peningkatan HDL (lemak baik).
Selain itu, kandungan gingerol pada jahe merah juga dapat meningkatkan produksi insulin sehingga kadar gula darah bisa lebih terkontrol.
Dengan begitu, tidak mengherankan jika jahe merah banyak ditambahkan ke dalam obat herbal untuk diabetes.
5. Membantu menurunkan asam urat
Penumpukan kristal asam urat dapat menyebabkan peradangan pada persendian tubuh, terutama pada ibu jari kaki dan lutut.
Jahe merah ternyata berpotensi mengurangi peradangan pada sendi sekaligus membuang tumpukan asam urat sehingga sirkulasi darah menjadi lebih lancar.
Selain itu, jahe merah juga dapat menurunkan kadar prostaglandin dan leukotrien, dua senyawa yang menyebabkan nyeri dan pembengkakan.
6. Berpotensi mencegah penuaan dini
Dengan sifat anti-inflamasi dan antioksidatif yang dimilikinya, jahe merah dikenal bisa memberikan efek antipenuaan.
Paparan radikal bebas yang membuat kulit cepat kusam dan terlihat tua dapat dicegah dengan kandungan antioksidan yang ada pada jahe merah.
Meski begitu, manfaat air jahe merah untuk mencegah penuaan dini masih perlu diteliti lebih lanjut.
7. Meningkatkan kekebalan tubuh
Kandungan gingerol, shogaol, dan zat antioksidan lain yang ada pada jahe merah membuat rempah-rempah satu ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh Anda.
Selain itu, jahe merah juga kaya akan vitamin A, E, C, selenium, zat besi, dan zinc. Berkat kandungan tersebut, jahe banyak digunakan sebagai rempah untuk memperkuat kekebalan tubuh.
Tidak lupa, jahe merah juga memiliki sifat antiradang dan pereda demam. Kedua kondisi tersebut merupakan gejala umum saat sistem imun memburuk.
8. Mencegah infeksi bakteri dan virus
Manfaat jahe merah untuk kesehatan yang selanjutnya adalah mencegah infeksi bakteri dan virus.
Kandungan gingerol pada jahe merah dipercaya mampu menangkal bermacam bakteri seperti Escherichia colidan Shigella.
Jahe merah juga kerap digunakan sebagai penangkal virus alami. Maka dari itu, tidak heran jika beberapa tahun lalu, banyak yang mengonsumsi ramuan jahe agar tidak tertular COVID-19.
9. Meredakan morning sickness
Morning sickness merupakan salah satu keluhan yang banyak dirasakan ibu hamil. Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa mual dan muntah pada pagi hari.
Nah, konsumsi jahe merah bisa menjadi salah satu solusinya. Kandungan zingiberene, kurkumin, dan gingerol pada rimpang ini dipercaya bisa membantu mengatasi keluhan tersebut.
Biasanya, jahe merah aman dikonsumsi dalam bentuk rebusan. Meski begitu, bicarakan dengan dokter terlebih dahulu sebelum Anda minum obat herbal ini saat hamil.
10. Meredakan nyeri saat menstruasi
Bagi Anda yang sering merasakan nyeri saat menstruasi, minum air rebusan jahe merah mungkin bisa menjadi salah satu solusinya.
Sifat antiradang pada jahe merah diyakini dapat menghambat produksi prostaglandin. Dengan begitu, kontraksi otot rahim saat mengeluarkan darah menstruasi bisa lebih terkendali.
Untuk mendapatkan hasil maksimal, Anda bisa mengonsumsi rebusan air jahe pada awal masa menstruasi.
Tips memilih jahe merah yang bagus
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pastikan Anda memilih jahe merah dengan kualitas bagus. Berikut adalah beberapa ciri-ciri jahe merah yang berkualitas.
Kulit mengilap dan bertekstur halus. Hindari kulit yang mengerut karena berarti jahe tidak lagi segar.
Daging tebal dan terasa berat.
Memiliki aroma pedas yang khas.
Agar kesegarannya terjaga, simpan jahe merah di kulkas atau tempat yang kedap udara.
Efek samping jahe merah
Meski mengandung berbagai khasiat bagi kesehatan, Anda tidak disarankan mengonsumsi jahe merah maupun varietas jahe lainnya secara berlebihan.
Berikut ini hanyalah efek samping penggunaan jahe merah secara umum, setiap orang mungkin merasakan kondisi yang berbeda.
Sakit perut.
Kembung.
Perut mulas.
Diare.
Selain itu, jahe merah tidak disarankan bagi Anda yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah.
Selalu konsultasikan dengan dokter jika Anda ingin mengonsumsi obat herbal bersamaan dengan obat medis.
Cara mengonsumsi jahe merah
Terdapat berbagai cara untuk mendapatkan manfaat jahe merah untuk kesehatan.
Selama ini, Anda mungkin secara tidak sadar telah merasakan khasiat jahe merah melalui ronde. Pasalnya, salah satu bahan utama dari kuah ronde adalah rebusan jahe merah.
Selain menjadikannya sebagai minuman seperti ronde, Anda juga bisa menggunakannya sebagai bahan kompres hangat.
Jahe merah juga sudah banyak diolah menjadi ekstrak yang dijual dalam bentuk suplemen. Dengan begitu, Anda bisa langsung membeli suplemen dengan kandungan jahe merah di apotek.
Semua tentang jahe merah
Dibandingkan jahe putih, jahe merah memiliki ukuran yang lebih kecil, rasa yang lebih pedas, dan waktu panen yang lebih lama.
Memiliki manfaat untuk mencegah gangguan pencernaan, mengatasi nyeri, meningkatkan kesuburan pria, dan menurunkan asam urat.
Tidak disarankan untuk Anda yang sedang minum obat pengencer darah.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Busman, H. and Kanedi, M. (2016). Testicular Function of Rats Treated with Water Extract of Red Ginger (Zingiber officinale var.rubrum) Combined with Zinc. Journal of Food and Nutrition Research, Vol. 4 no. 3, pp 157-162. [online] Pubs.sciepub.com. Retrieved 09 May 2023 from http://pubs.sciepub.com/jfnr/4/3/5/.
Astuti, Ambar D. W. (2011). Efektivitas Pemberian Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale roscoe varr Rubrum) dalam Mengurangi Nyeri Otot Pada Atlet Sepak Takraw. Retrieved 09 May 2023 from http://eprints.undip.ac.id/32557/1/381_Ambar_Dwi_Widhi_Astuti_G2C007006.pdf.
Red Ginger (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) : a Review – https://pharmacologyonline.silae.it/files/archives/2017/vol2/PhOL_2017_2_A006_Suciyati_60_65.pdf.
Aphrodisiac Effects of Red Ginger (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) Essential Oil and Essential Oil Free Etanol Male Rats. Retrieved 09 May 2023 from https://jurnal.ugm.ac.id/TradMedJ/article/view/7999.
Antioxidant and Inhibitory Effects of Red Ginger (Zingiber officinale var. Rubra) and White Ginger on (2+) Induced Lipid Peroxidation in Rat Brain in vitro. Retrieved 09 May 2023 from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20598871.
Lukman, Nurna Ningsih, & Annisa Syahrani. (2022). Application of red ginger decorative compress to reduce joint pain in osteoarthritis patients in the work area Perumnas public health center Lubuklinggau. East Asian Journal of Multidisciplinary Research, 1(9), 1913-1922. Retrieved 09 May 2023 from https://doi.org/10.55927/eajmr.v1i9.1624.
Umairoh, S., Sutyarso, S., Kanedi, M., & Busman, H. (2019). Boosting sperm count using red ginger in mice induced by paraquat dichloride (1.1-dimethyl-4.4 bipyridinium). Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati, 6(2), 1-7. Retrieved 09 May 2023 from https://doi.org/10.23960/jbekh.v6i2.22.
Rahmawati, F. Y., Utami, Y. R., Az Zahra, M., & Maryati, I. (2022). Naturopathic therapy efforts: Potential Gingerol content in ginger (Zingiber officinale) as an Antidiabetic. Journal of Nursing Care, 5(1). Retrieved 09 May 2023 from https://doi.org/10.24198/jnc.v5i1.37005.
Wulandari, T. S., Nurhaniefa, A. M., Lestari, W. A. (2021). The Content Effectiveness in Red Ginger (Zingiber officinale Rosc.) Variety to Increase Immunity. Proceeding of International Conference on Education, Science and Technology. Retrieved 09 May 2023 from http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/iconest/article/view/1157.
Wijaya, Yuliana, Magdalena Agu Yosali, Noor Siti Noviani Indah Sari, Rizka Sulistyaningsih, Tety Novianty, & Eni Rizki Rahayu. (2023). The effectiveness of warm ginger therapy in overcoming emesis Gravidarum in pregnant women. Journal of Health (JoH), 10(1), 047-054. Retrieved 09 May 2023 from https://doi.org/10.30590/joh.v10n1.529.
Versi Terbaru
07/06/2023
Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri
Ditinjau secara medis olehdr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.