Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak trans dan lemak jenuh berkaitan dengan berbagai penyakit kronis. Sumber lemak ini terdapat pada daging, mentega, margarin, santan, dan makanan lain yang digoreng. Namun, sebenarnya apa perbedaan lemak jenuh dan lemak trans?
Apa perbedaan lemak jenuh dan lemak trans?
Lemak trans dan lemak jenuh dapat dibedakan berdasarkan manfaat, risiko, dan sumber makanannya.
Berikut ini adalah sejumlah perbedaaan lemak jenuh dan lemak trans yang perlu Anda ketahui.
1. Sumber lemak jenuh dan lemak trans
Lemak jenuh terdapat pada daging merah, ayam, serta produk susu, seperti keju dan es krim, santan, mentega dan margarin.
Lemak jenuh juga dapat Anda temukan pada minyak kelapa, kelapa sawit, serta minyak sudah pernah dipakai untuk menggoreng (jelantah).
Sementara itu, asam lemak trans (trans fat) terbentuk saat cairan minyak menjadi lemak padat.
Ada dua jenis dari lemak trans yang ditemukan di dalam makanan, yaitu lemak trans alami dan lemak trans buatan.
Lemak trans alami dihasilkan di dalam usus beberapa hewan sehingga terkandung dalam daging hewan dan olahannya.
Contoh makanan yang mengandung lemak trans adalah susu dan produk daging olahan, seperti nuget, sosis, dan bakso.
Lemak trans buatan berasal dari proses penambahan hidrogen pada minyak sayur untuk membuatnya lebih padat.
Lemak trans sangat umum ditemukan pada makanan olahan dan kemasan, seperti makanan beku (frozen food), keripik kentang, gorengan, dan fast food (ayam goreng, kentang goreng, dan burger).
2. Risiko lemak jenuh dan lemak trans
Lemak jenuh dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi membran sel. Namun, tingginya lemak jenuh di dalam tubuh bisa memengaruhi kesehatan.
Peningkatan lemak jenuh berkaitan dengan tingginya kadar kolesterol jahat, low-density lipoprotein (LDL), dan kolesterol baik, high-density lipoprotein (HDL).
Terlalu banyak LDL sendiri berhubungan dengan penumpukan plak di pembuluh darah. Kondisi ini bisa menyumbat aliran darah dari jantung ke otak.
Namun, peningkatan kolesterol baik (HDL) bisa membawa kolesterol berlebih kembali ke hati sehingga tidak menumpuk di dalam darah.
Sedikit berbeda dengan lemak jenuh, tingginya lemak trans berhubungan dengan meningkatnya LDL sekaligus menurunkan HDL.
Tubuh masih bisa memecah lemak jenuh menjadi komponen lemak yang lebih sederhana.
Namun, tubuh tidak memiliki enzim yang bisa memecah lemak trans. Pasalnya, lemak trans bukan merupakan lemak alami, melainkan hasil dari pemrosesan makanan.
Maka dari itu, lemak trans menyebabkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke, yang lebih tinggi dibandingkan lemak jenuh.
Kebanyakan lemak trans dalam tubuh juga meningkatkan risiko Anda terhadap diabetes tipe 2 dan peradangan.
Di sisi lain, beberapa penelitian menunjukkan tingginya lemak jenuh berdampak buruk pada penurunan nafsu makan, kondisi mental, dan metabolisme.
3. Manfaat lemak jenuh dan lemak trans
Perlu diketahui tidak semua LDL akan menimbulkan efek buruk.
LDL padat berukuran kecil bisa menembus pembuluh darah dan cepat membentuk plak kolesterol.
Ada juga LDL berukuran besar yang tidak dapat menembus pembuluh darah.
Lemak jenuh memang dapat meningkatkan jumlah kolesterol jahat (LDL). Namun, lemak jenuh memiliki manfaat yang tak banyak diketahui.
Salah satu manfaat lemak jenuh adalah mengubah LDL padat berukuran kecil menjadi LDL dengan ukuran yang lebih besar.
Akibatnya, LDL tidak dapat menembus pembuluh darah secara mudah. Plak kolesterol pun menjadi sulit terbentuk di pembuluh darah.
Kegunaan lemak trans sendiri lebih berkaitan dengan proses pembuatan makanan.
Dalam proses pembuatan makanan, kandungan lemak tak jenuh biasa diubah menjadi lemak trans melalui penambahan hidrogen (hidrogenasi).
Hal ini bertujuan untuk memadatkan struktur kimia penyusun makanan sehingga menghasilkan tekstur dan rasa yang lebih baik.