Dimsum adalah makanan khas Tiongkok yang dibuat dari tepung dengan isian ayam, udang, atau ikan. Makanan ini kerap dipilih sebagai opsi makanan sehat karena pengolahannya dikukus tidak digoreng. Lantas, berapa kalori dimsum?
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Dimsum adalah makanan khas Tiongkok yang dibuat dari tepung dengan isian ayam, udang, atau ikan. Makanan ini kerap dipilih sebagai opsi makanan sehat karena pengolahannya dikukus tidak digoreng. Lantas, berapa kalori dimsum?
Dimsum yang biasa dijumpai di pasaran umumnya berupa siomay kukus. Namun, Anda juga bisa menemukan ragam lainnya, seperti gyoza dan cikuwa.
Anda bahkan juga bisa menemukan sajian lainnya, seperti bakpao hingga beberapa jenis gorengan. Kalori dimsum bergantung pada jenis dan ukurannya. Berikut rinciannya.
Hanya beberapa jenis dimsum yang baik untuk diet, yaitu dimsum ayam, dimsum udang, chikuwa, bakpao, ketan daun teratai, dan kue lobak.
Dimsum siomay ayam dan udang dianjurkan saat diet karena tidak digoreng dan jumlah kalori yang terkandung cukup rendah. Jadi, Anda bisa mengonsumsinya sebanyak 3 – 5 buah dalam seporsi.
Sebaiknya tetap pilih dimsum yang dikukus. Hindari jenis dimsum yang digoreng karena relatif lebih tinggi kalori.
Namun, batasilah konsumsi dimsum sebanyak 1 – 2 buah dalam sekali makan berat saat ingin menurunkan berat badan.
Bila Anda ingin mencoba ketan kukus, pastikan konsumsilah sebagai pengganti nasi, bukan makanan pendamping. Konsumsilah sebanyak satu porsi setiap kali makan berat.
Ketan memiliki zat gizi yang menyerupai nasi sehingga cocok menggantikan peran makanan pokok.
Hanya konsumsi bakpao sebagai camilan sehingga Anda bisa mengonsumsinya sebanyak 1 – 2 kali saja dalam sehari.
Perlu diketahui, prinsip utama menurunkan berat badan adalah defisit kalori, yaitu asupan kalori yang masuk lebih kecil daripada jumlah kalori yang keluar untuk beraktivitas fisik.
Anda bisa mengurangi porsi makan agar asupan kalori berkurang. Oleh karena itu, Anda bisa memilih dimsum kukus dan mengurangi jumlahnya agar asupan kalori terkendali.
Selain memperhatikan porsi, beberapa cara penyajian bisa mengontrol jumlah kalori dimsum. Tak hanya itu, penyajian yang tepat bisa membuat dimsum menjadi lebih bergizi. Bagaimana caranya?
Saus cocolan bisa memperkaya rasa dimsum. Namun, saus kaya akan gula, garam, dan lemak yang bisa menambah kalori dimsum dalam seporsi.
Asupan gula dan garam bisa meningkatkan nafsu makan sehingga Anda rentan mengonsumsi makanan dalam jumlah besar. Bila tidak diimbangi dengan olahraga, hal ini tentu bisa membuat berat badan bertambah.
Kementerian Kesehatan RI juga menganjurkan untuk membatasi asupan gula, garam, dan lemak untuk kurangi risiko masalah kesehatan kronis, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Isian dimsum umumnya berupa udang atau ayam. Pada dasarnya, keduanya kaya protein yang baik untuk pembentukan dan regenerasi sel-sel tubuh.
Namun, akan lebih baik bila Anda menambahkan sayuran, seperti potongan wortel, bayam, atau daun bawang pada isian dimsum.
Sayuran menambah asupan serat, vitamin, dan mineral sehingga dimsum lebih kaya gizi. Selain itu, serat bisa membuat Anda kenyang lebih lama. Jadi, Anda bisa menjaga nafsu makan dan asupan kalori bisa terjaga.
Anda sebenarnya boleh-boleh saja mengonsumsi dimsum goreng untuk mengurangi hasrat berlebih. Hanya saja, pastikan jumlahnya dibatasi sebaik mungkin.
Bila ingin mengonsumsi berbagai jenis dimsum yang disajikan, pastikan Anda memilih dimsum kukus lebih banyak daripada dimsum goreng untuk menjaga asupan kalori harian.
Anda bisa mencoba perbandingan 1:3 untuk yang digoreng dan dikukus.
Jumlah kalori dimsum bergantung pada jumlah porsi dan cara memasak. Bila digoreng dan tinggi gula, kalori akan meningkat. Namun, dimsum kukus biasa memiliki kalori yang tidak terlalu tinggi.
Selalu penuhi kebutuhan gizi harian dengan mengonsumsi sayur, lauk-pauk, dan makanan pokok dalam sehari.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar