Diet ketogenik, yang memanfaatkan keadaan ketosis dalam tubuh, belakangan ini sedang hangat dibicarakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan berat badan. Apakah Anda pernah mendengarnya? Atau, sedang tertarik untuk mencobanya? Sebelum melanjutkan niat Anda, sebaiknya cari tahu dulu apa itu sebenarnya keadaan ketosis saat menjalankan diet ketogenik. Apakah benar memberi manfaat bagi tubuh tanpa “efek samping”?
Apa itu ketosis?
Tubuh setiap orang mungkin pernah dalam keadaan ketosis. Tubuh Anda pasti pernah mengalaminya, tapi Anda tidak menyadarinya.
Ketosis sebenarnya adalah proses metabolisme normal yang terjadi pada tubuh setiap orang. Keadaan ini terjadi ketika tubuh tidak mempunyai cukup karbohidrat dari makanan untuk memberi energi pada sel-sel. Sehingga, untuk mengatasi kekurangan ini maka tubuh menggunakan lemak untuk menyediakan energi.
Keadaan ketosis biasanya terjadi saat Anda puasa atau saat Anda sedang membatasi asupan karbohidrat (saat menjalani diet rendah karbohidrat, misalnya). Anda juga bisa menerapkan diet ketogenik -diet yang belakangan ini sedang tren- untuk mencapai keadaan ketosis dalam tubuh.
Apa saja manfaat diet ketogenik?
Beberapa manfaat dari diet ketogenik adalah:
1. Menurunkan berat badan
Karena tubuh pada akhirnya membakar lemak menjadi energi, maka ketosis sekarang ini banyak dimanfaatkan sebagai salah satu cara untuk menurunkan berat badan. Saat Anda menerapkan diet ketogenik untuk mencapai keadaan ketosis, Anda disarankan untuk mengonsumsi sedikit karbohidrat serta memperbanyak asupan lemak sehat. Dengan begitu, tubuh akan lebih banyak memanfaatkan lemak untuk menjadi sumber energi.
Penelitian dalam The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2008 pun mendukung hal ini. Penelitian membuktikan bahwa diet ketogenik dapat mengurangi rasa lapar dan menurunkan asupan makanan secara keseluruhan, sehingga dapat membantu menurunkan berat badan.
2. Mengontrol kadar gula darah
Tak hanya untuk menurunkan berat badan, ternyata ketosis bisa memberi manfaat lain, seperti untuk mengontrol kadar gula darah. Ini mungkin sangat membantu bagi Anda yang menderita penyakit diabetes.
Pada saat menerapkan diet ketogenik, tubuh hanya mendapatkan sedikit asupan karbohidrat. Sehingga, hal ini mampu membantu Anda mengontrol kadar gula darah. Saat asupan karbohidrat rendah, tubuh akan lebih mampu menggunakan karbohidrat sebagai energi. Sehingga, kadar gula tidak akan berlebihan dalam darah.
3. Membuat otak lebih fokus
Ketosis menghasilkan senyawa keton yang dapat menjadi sumber energi yang lebih tahan lama bagi otak dibandingkan glukosa. Hal ini membuat otak lebih fokus dan konsentrasi.
Saat glukosa menjadi sumber energi bagi otak, ini hanya akan bertahan selama satu sampai dua hari. Hal ini membuat kerja otak akan menurun saat cadangan glukosa sudah menipis. Sebaliknya, saat keton menjadi sumber energi bagi otak, ini akan bertahan sampai berminggu-minggu. Sehingga, kerja optimal otak akan bertahan lebih lama.
4. Mengontrol epilepsi
Sebenarnya, sebelum diet ketogenik atau keadaan ketosis dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan, diet ini dimanfaatkan untuk mengobati epilepsi terlebih dahulu. Para ahli percaya bahwa senyawa keton yang dihasilkan saat tubuh dalam keadaan ketosis dapat menjadi sumber energi bagi otak yang lebih baik daripada glukosa. Keton juga dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan.
Hal ini telah banyak dibuktikan melalui berbagai penelitian. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa diet ketogenik dapat mengurangi kejang pada pasien epilepsi.
Tak sampai situ saja, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa diet ketogenik dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, sindrom metabolik, Alzheimer, dan Parkinson.
Bahaya ketosis jika tak dilakukan hati-hati
Keadaan ketosis menghasilkan senyawa keton bagi tubuh. Keton sebenarnya dapat diterima tubuh dan tidak berbahaya jika dalam jumlah yang tidak melampaui batas. Namun, produksi keton yang berlebihan dapat membuat tubuh menjadi asam. Keadaan ini disebut dengan ketoasidosis dan dapat membahayakan kesehatan.
Ketoasidosis bisa disebabkan karena kelaparan atau saat tubuh tidak cukup menghasilkan hormon insulin (pada penderita diabetes). Keadaan ini dapat memunculkan gejala seperti haus, mulut kering, sering buang air kecil, kulit kering, kelelahan, sakit perut, muntah, kesulitan bernapas, dan kebingungan. Bahkan, ketoasidosis yang parah dapat menyebabkan koma sampai kematian.
[embed-health-tool-bmi]