backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Sendi Bunyi "Krek", Apakah Berbahaya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 01/02/2023

Sendi Bunyi "Krek", Apakah Berbahaya?

Anda mungkin pernah mendengar sendi mengeluarkan bunyi saat melakukan gerakan tertentu. Bahkan, Anda mungkin menjadi ketagihan mendengar bunyi “krek” setiap meregangkan sendi yang terasa pegal linu dan kaku.

Namun, apakah sendi bunyi adalah suatu hal yang wajar dan tidak berbahaya? Mengapa sendi bisa berbunyi? Nah, temukan jawabannya di bawah ini.

Apa yang dimaksud dengan sendi bunyi?

Sendi bunyi terjadi ketika muncul bunyi “krek” atau seperti menggerinda ketika melakukan gerakan tertentu. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut juga dengan krepitasi atau krepitus.

Bunyi krepitasi sering kali muncul di persendian jari, lutut, pergelangan kaki, leher, bahu, siku, serta punggung. Biasanya, bunyi ini terjadi ketika Anda melakukan hal-hal berikut.

  • Meretakkan ruas-ruas jari.
  • Meregangkan punggung.
  • Menekukuk lutut, berdiri dari duduk, atau naik turun tangga.
  • Menggerakkan bahu.
  • Memutar kepala.
  • Memutar pergelangan kaki.

Bahkan, terkadang, bunyinya bisa sangat keras hingga terdengar oleh orang yang ada di sekitar Anda.

Adapun kondisi ini bisa terjadi pada siapa pun dan usia berapa pun. Namun, sendi lebih sering bunyi seiring dengan pertambahan usia.

Apakah sendi berbunyi berbahaya?

Sendi berbunyi

Pada dasarnya, sendi yang berbunyi merupakan kondisi yang umum. Persendian yang bunyi pun normal terjadi serta tidak berbahaya selama tidak menimbulkan rasa nyeri.

Ini artinya, Anda tidak perlu khawatir jika persendian Anda mengeluarkan suara “krek” secara tiba-tiba setelah Anda melakukan pergerakan tertentu.

Meski begitu, sendi bunyi yang terjadi terus menerus dan disertai dengan rasa sakit atau pembengkakan bisa menandakan suatu masalah yang serius.

Pada kondisi ini, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Hal tersebut menandakan Anda mengalami cedera atau masalah persendian tertentu yang membutuhkan perawatan.

Apa penyebab sendi berbunyi?

Sendi adalah sambungan dari beberapa tulang. Secara umum, terdapat dua jenis sendi, yaitu sendi mati dan sendi gerak.

Jenis sendi yang bisa mengeluarkan bunyi adalah sendi gerak, seperti ruas-ruas jari, punggung, leher, lutut, pergelangan kaki, dan bahu.

Ada beberapa alasan mengapa sendi bisa berbunyi “krek”, seperti berikut ini.

1. Terjadi pengeluaran udara dari cairan

Cairan sinovial yang terdapat pada sendi berfungsi sebagai pelumas. Nah, cairan ini mengandung oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida.

Saat sengaja ingin membuat bunyi “krek” dari persendian, Anda meregangkan kapsul sendi.

Pada saat itu, terjadi pelepasan gas yang terkandung dalam cairan dan berlangsung sangat cepat hingga membentuk gelembung.

Jika ingin mengulang bunyi yang sama lagi, Anda perlu menunggu beberapa saat hingga gas kembali ke dalam cairan sinovial.

2. Pergerakan sendi, tendon, dan ligamen

Saat sendi bergerak, posisi tendon pun bergeser sedikit keluar dari posisi awal. Nah, saat tendon kembali ke posisi semula, Anda mungkin akan mendengar bunyi “krek”.

Pada waktu yang bersamaan, ligamen akan semakin menegang. Hal ini sering terjadi pada sendi lutut atau pergelangan kaki dan bisa menimbulkan bunyi yang sama.

3. Permukaan sendi yang kasar

Bagi penderita arthritis, sendi dalam tubuhnya akan lebih sering mengeluarkan bunyi “krek”.

Hal ini terjadi karena hilangnya tulang lunak yang halus dan permukaan sendi yang menjadi kasar.

Adapun beberapa kondisi berikut ini bisa menjadi penyebab dari sendi berbunyi yang menimbulkan rasa sakit cukup serius.

Bagaimana cara mengatasi sendi yang sering bunyi?

Pada dasarnya, sendi bunyi pada kondisi normal tak membutuhkan perawatan apa pun. Jika butuh, pengobatan rumahan sudah cukup untuk meredakan gejalanya.

Misalnya, Anda bisa beristirahat serta kompres es, kompresi (menekan), dan mengangkat bagian tubuh yang terkena.

Namun, pada kondisi tertentu, pengobatan medis mungkin diperlukan. Ini terutama jika sendi sering bunyi terkait dengan kondisi medis tertentu dan menimbulkan rasa sakit.

Adapun jenis pengobatan yang diberikan tergantung pada kondisi medis yang Anda miliki. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang mungkin dokter berikan.

  • Penyangga atau belat, untuk membantu menyelaraskan lutut, bahu, atau siku, sehingga cedera sembuh.
  • Terapi fisik.
  • Penggunaan alat ortotik, seperti sisipan khusus di sepatu untuk meredakan nyeri dan membantu Anda tetap aktif.
  • Obat pereda nyeri.
  • Operasi, seperti artroskopi untuk mengobati PF atau penggantian sendi.

Jadi, bolehkah membunyikan sendi secara sengaja?

sendi sering bunyi

Pada dasarnya, sendi yang mengeluarkan bunyi saat melakukan peregangan tidak akan menyebabkan masalah serius pada sistem gerak tubuh.

Jadi, sekali dua kali melakukannya mungkin tak akan memberi dampak yang besar.

Namun, sebaiknya Anda jangan terlalu sering melakukannya dan tetap berhati-hati saat meretakkan jari atau meregangkan tubuh untuk mengeluarkan bunyi pada persendian.

Jangan meregangkan tubuh atau menekan ruas jari terlalu kuat. Perhatikan juga arah retakkan ruas jari Anda.

Cleveland Clinic menyebut, jika Anda melakukan kesalahan dalam membunyikan sendi, hal ini akan menimbulkan nyeri pada persendian.

Pada kondisi ini, Anda mungkin mengalami cedera ligamen atau bahkan jari Anda terkilir.

Sementara itu, sebuah studi pun menunjukkan bahwa sendi bunyi akibat sering meretakkan ruas jari dapat merusak jaringan lunak sendi.

Hal ini dapat menyebabkan cengkeraman yang lemah serta tangan yang bengkak.

Jadi, daripada sengaja menghasilkan bunyi “krek” saat melakukan peregangan, lebih baik untuk memperbanyak aktivitas fisik setiap kali merasakan pegal.

Semakin aktif Anda bergerak, akan semakin banyak persendian melumasi dirinya sendiri sehingga tidak akan menimbulkan bunyi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 01/02/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan