Rahang merupakan bagian yang penting untuk mengoptimalkan fungsi tubuh. Tanpa kondisi rahang yang baik, beberapa fungsi penting tubuh, seperti makan dan berbicara, dapat terganggu. Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan gangguan pada rahang, salah satunya yaitu dislokasi rahang. Apa yang dimaksud dengan dislokasi rahang? Apakah ini merupakan kondisi yang bebahaya? Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Apa itu dislokasi rahang?
Dislokasi rahang adalah kondisi ketika rahang bagian bawah bergeser atau miring dari posisi normal. Pergeseran ini bisa terjadi pada salah satu atau kedua sisi rahang.
Tulang rahang terdiri dari rahang atas (maxilla) dan rahang bawah (mandibula).
Rahang berfungsi menjaga agar gigi tetap pada posisi normal dan membantu proses berbicara, mengunyah, dan menelan.
Sementara itu, sendi yang menghubungkan setiap sisi rahang dan tulang tengkorak disebut dengan sendi temporomandibular (TMJ). Sendi ini terletak di depan tiap sisi telinga.
Dislokasi terjadi ketika mandibula bergeser dari sendi ini. Kondisi rahang geser ini cukup sering terjadi.
Berdasarkan Radiopaedia, ada sekitar 7% populasi dunia yang mengalami kondisi ini.
Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja di semua kelompok usia. Namun, penderita paling banyak berusia 20—40 tahun.
Dengan pengobatan yang tepat, rahang yang geser bisa sembuh dengan baik. Hanya saja, itu tidak menutup kemungkinan rahan akan berkeser kembali.
Apa tanda dan gejala dislokasi rahang?
Segera setelah mengalami pergeseran, otot rahang akan mengalami kram atau tegang.
Hal ini menyebabkan rahang tidak dapat kembali terhubung dengan sendi. Akibanya, Anda mengalami gejala berikut ini.
- Rahang terlihat miring (wajah tidak simetris).
- Kesulitan menutup mulut akibat rahang kaku.
- Sakit atau nyeri di rahang atau wajah, tepatnya di depan telinga atau di bagian yang terdampat dan bisa bertambah parah jika bergerak.
- Mengiler.
- Kesulitan berbicara.
- Rasa tidak nyaman saat mengunyah.
- Rahang bawah yang terlihat maju ke depan.
- Gigi atas dan bawah yang tidak sejajar seperti biasanya.
Apa penyebab dislokasi rahang?
Penyebab dislokasi rahang yaitu pergerakan mulut tertentu yang menyebabkan sendi dan otot rangan terlalu tegang dan tidak bisa kembali ke posisi normal.
Biasanya, kondisi ini terjadi jika Anda membuka mulut terlalu lebar atau kuat. Beberapa gerakan yang bisa memicu rahang geser atau miring, meliputi:
- makan makanan yang keras,
- menguap terlalu lebar,
- tertawa terlalu keras,
- muntah terlalu kuat,
- berciuman,
- prosedur di dokter gigi yang mengharuskan mulut membuka terlalu lama, dan
- bruxism atau kebiasaan menggesekan gigi atas dan bawah.
Namun, benturan yang kuat, seperti akibat cedera atau kecelakaan, juga bisa menjadi penyebabnya.
Bagaimana cara mendiagnosis dislokasi rahang?
Dokter akan mulai memeriksa dislokasi rahang dengan menanyakan riwayat kesehatan Anda, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk melihat kondisi rahang secara langsung.
Untuk memastikan kondisinya, dokter mungkin juga akan melakukan tes pemindaian dengan foto Rontgen.
Apa pengobatan untuk dislokasi rahang?
Pengobatan perlu segera dilakukan untuk mengembalikan rahang yang miring agar kembali ke posisi normal.
Jika kondisi rahang yang geser maupun miring sudah cukup parah saat Anda menuju ke rumah sakit, sebaiknya tahan rahang dengan tangan atau kain di bagian bawah rahang yang diikatkan ke kepala.
Hal ini bertujuan untuk menjaga posisi rahang. Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mangatasi dislokasi rahang, yaitu sebagai berikut.
1. Terapi manual
Melansir dari University of Florida Health, bila pergeseran rahang tidak terlalu parah, dokter mungkin bisa mengembalikannya ke posisi semula secara manual dengan melakukan terapi menggunakan jempol.
Berikut langkah-langkah untuk melakukan terapi dengan jempol.
- Dokter akan meminta Anda untuk duduk atau berbaring.
- Dokter harus berdirir sejajar di depan Anda.
- Dokter meletakan masing-masing jempol pada kedua pipi Anda.
- Dokter akan menggerakan rahang secara manual untuk mengembalikannya ke posisi normal.
Untuk melakukan terapi ini, obat bius (anastesi) dan obat relaksan otot (muscle relaxant) mungkin diperlukan untuk membantu membuat otot rahang mengendur atau lebih rileks.
2. Terapi tabung
Selain dengan jempol, dokter juga bisa melakukan terapi dengan bantuan tabung yang menyerupai suntikan 5—10 cc.
Dokter akan meminta Anda menggigit tabung dengan gigi gerham pada sisi rahang yang geser.
Lalu, Anda perlu menggeser tabung dengan gigi searah jarum jam untuk dislokasi rahang kiri, atau berlawanan denagn jarum jam untuk dislokasi rahang kanan.
Tabung akan berputar dan mendorong rahang ke posisi semula.
3. Alat penyangga rahang
Bila diperlukan, dokter akan memasangkan alat bantu untuk menjaga rahang tetap pada posisi normal untuk sementara waktu.
Biasanya dokter, menggunakan perban pada rahang untuk mencegahnya kembali terbuka.
4. Operasi
Jika dislokasi rahang yang dialami cukup parah, dokter mungkin perlu melakukan operasi rahang.
Cara ini dilakukan terutama jika kondisi rahang yang miring maupun geser sering mengalami kekambuhan.
5. Penanganan mandiri
Setelah mendapat penanganan secara medis, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan secara mandiri untuk mengatasi kondisi ini dan mencegah pergeseran rahang bertambah parah, yaitu sebagai berikut.
- Makan makanan yang lembek, seperti bubur, telur, dan sayur berkuah.
- Minum obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen.
- Kompres rahang dengan kompres dingin atau hangat selama 10 hingga 20 menit setiap 2 atau 3 jam.
- Pijat otot rahang yang terasa sakit.
- Cari cara agar rahang bisa terasa lebih rileks.
Selain itu, hindari juga hal-hal yang bisa membuat dislokasi rahang kambuh kembali, seperti berikut ini.
- Mengunyah permen karet atau ujung pulpen.
- Menggigit makanan dengan gigi bagian depan.
- Menguap terlalu lebar.
- Menggigit kuku.
- Mengatupkan gigi atas dan bawah, selain saat makan.
- Menopang dagu dengan tangan.
Kapan harus ke dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami dislokasi rahang.
Pemeriksaan perlu dilakukan untuk mengatasi kondisi ini. terutama jika Anda mengalami gejala berikut.
- Tidak dapat makan atau minum.
- Rasa sakit hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Rasa sakit mengganggu waktu tidur
- Rasa sakit atau tidak nyaman terus-menerus kambuh.
Dengan melakukan penanganan yang baik, Anda bisa menghindari komplikasi yang mungkin terjadi akibat dislokasi rahang.
[embed-health-tool-bmi]