Otot sternokleidomastoid merupakan salah satu jenis otot dalam sistem otot manusia yang sering kali tidak disadari keberadaannya. Namun, tahukah Anda bahwa otot yang berada di leher ini memiliki fungsi vital dalam aktivitas sehari-hari manusia?
Sebenarnya, apa fungsi otot sternokleidomastoid? Ketahui jawabannya melalui ulasan di bawah ini.
Apa itu otot sternokleidomastoid?
Otot sternokleidomastoid atau sternocleidomastoid adalah otot terbesar di bagian leher depan manusia dan berperan penting dalam pergerakan kepala serta leher.
Otot yang dikenal dengan sebutan musculus sternocleidomastoideus (SCM) ini berbentuk panjang dan terletak tepat di bawah kulit, sehingga sangat mudah diraba di kedua sisi leher.
Otot sternokleidomastoideus terdiri dari dua bagian yang bekerja sama sebagai otot berpasangan, yaitu di sisi kanan dan kiri leher.
Nama sternokleidomastoid berasal dari tiga titik utama tempat otot ini melekat, yaitu sebagai berikut.
- Sterno, yang mengacu pada sternum (tulang dada). Bagian ini disebut kepala sternal, yang bermula di tulang dada dan naik ke arah leher.
- Cleido, yang merujuk pada klavikula (tulang selangka). Bagian ini disebut kepala klavikular, yang berasal dari tengah tulang selangka di kedua sisi tubuh dan bergabung dengan kepala sternal.
- Mastoid, yang mengacu pada prosesus mastoid, bagian dari tulang temporal di belakang telinga. Ini adalah titik akhir dari otot SCM.
SCM terdiri dari serat otot yang tersusun dalam barisan paralel. Sekitar 60% seratnya adalah serat putih anaerobik, yang menghasilkan kontraksi kuat tetapi cepat lelah.
Sisanya, sekitar 40%, adalah serat merah aerobik, yang lebih tahan lama karena menggunakan oksigen untuk energi.
Seiring bertambahnya usia, proporsi serat merah meningkat dibandingkan serat putih.
Fungsi otot sternokleidomastoid
Otot sternokleidomastoid memiliki peran penting dalam pergerakan leher dan kepala serta membantu fungsi tubuh lainnya.
Cara kerja otot ini terlihat saat seseorang melakukan gerakan berikut.
- Menoleh ke kanan atau kiri, menggerakkan kepala untuk melihat ke samping.
- Memiringkan kepala ke bahu, memungkinkan telinga mendekat ke bahu.
- Menengadahkan kepala, mengangkat dagu ke atas.
- Menundukkan kepala, membawa dagu mendekati dada.
Selain itu, melansir dari Cleveland Clinic, sternocleidomastoid juga dapat membantu manusia dalam beberapa hal berikut.
1. Menjaga postur tubuh
SCM membantu menstabilkan leher dan kepala serta menjaga keseimbangan posisi tubuh meskipun tidak sedang bergerak.
2. Membantu pernapasan
Otot ini bekerja sama dengan otot leher lainnya untuk mengangkat tulang dada (sternum) dan tulang selangka saat menarik napas dalam.
Gerakan ini memperbesar ruang di dalam rongga dada, sehingga paru-paru dapat mengembang dan mengambil lebih banyak udara.
3. Mendukung gerakan mengunyah
SCM membantu menstabilkan sendi temporomandibular yang menghubungkan rahang dengan tengkorak. Jenis sendi ini memungkinkan seseorang membuka dan menutup mulut saat makan dan berbicara.
Mengingat fungsi otot di leher ini sangat kompleks, penting untuk menjaganya agar tetap fleksibel dan kuat guna menghindari ketegangan atau nyeri leher.
Bagaimana cara memijat otot sternokleidomastoid?
- Duduk atau berdiri dalam posisi rileks.
- Temukan otot ini dengan memutar kepala ke samping agar lebih menonjol.
- Gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mencubit otot dengan lembut, lalu lepaskan perlahan.
- Lakukan pijatan memanjang dari belakang telinga ke tulang selangka dengan gerakan halus atau gunakan gerakan melingkar kecil untuk meredakan ketegangan.
- Hindari tekanan berlebihan karena otot ini dekat dengan saraf dan pembuluh darah.
- Setelah selesai, lakukan peregangan dengan memiringkan kepala ke samping selama beberapa detik untuk hasil maksimal.
Gangguan yang dapat terjadi pada otot sternokleidomastoid
Gangguan yang dapat terjadi pada otot sternokleidomastoid meliputi berbagai kondisi yang dapat menyebabkan nyeri, kekakuan, dan keterbatasan gerakan leher.
Berikut adalah beberapa gangguan yang sering memengaruhi otot SCM.
1. Sternocleidomastoid syndrome
Sindrom sternokleidomastoid merupakan kondisi akut atau kronis yang menyebabkan leher kaku, nyeri, serta gejala lainnya.
Kondisi ini terjadi akibat terbentuknya titik-titik pemicu (trigger points) pada bagian otot SCM yang mengalami ketegangan.
Otot sternokleidomastoideus rentan terhadap ketegangan dan cedera, yang akhirnya menyebabkan perkembangan titik-titik pemicu di berbagai area otot.
2. Gangguan sendi temporomandibular
Gangguan sendi temporomandibular (TMJ) adalah kondisi yang terjadi ketika otot dan ligamen yang menyokong sendi temporomandibular mengalami iritasi atau cedera.
Meskipun tidak semua kasus TMJ berkaitan langsung dengan otot SCM, ketegangan atau gangguan pada otot ini dapat menyebabkan rasa nyeri yang berhubungan dengan kondisi ini.
3. Tortikolis
Tortikolis adalah kondisi di mana otot SCM yang pendek dan tegang menyebabkan kepala secara alami miring atau berputar ke satu sisi.
Ada beberapa jenis tortikolis, salah satunya adalah tortikolis kongenital. Ini merupakan jenis tortikolis paling umum, tetapi biasanya sudah ada sejak lahir.
Selain gangguan di atas, musculus sternocleidomastoideus juga dapat mengalami cedera akibat aktivitas fisik yang berlebihan, postur tubuh yang buruk, serta trauma seperti whiplash akibat kecelakaan kendaraan bermotor.
Dalam kasus yang lebih jarang, otot ini juga bisa terkena atrofi (penyusutan) atau pertumbuhan tumor.
Menjaga kesehatan otot sternokleidomastoid sangat penting untuk mendukung fungsi leher dan kepala dalam aktivitas sehari-hari.
Jika mengalami nyeri atau gangguan yang berkepanjangan, sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kesimpulan
- Otot sternokleidomastoid adalah otot utama di bagian depan leher yang berperan penting dalam pergerakan kepala dan leher, seperti menoleh, menunduk, menengadah, dan memiringkan kepala.
- Selain itu, otot ini berkontribusi dalam menjaga postur tubuh, membantu pernapasan, serta mendukung gerakan mengunyah.
- SCM rentan mengalami gangguan seperti sindrom sternokleidomastoid, gangguan sendi temporomandibular, dan tortikolis, yang dapat menyebabkan nyeri dan keterbatasan gerak.
- Faktor seperti postur yang buruk, cedera, dan ketegangan berlebihan dapat memengaruhi kesehatan otot ini.
[embed-health-tool-bmi]