Osteoporosis adalah penyakit gangguan muskuloskeletal yang banyak dialami oleh wanita dan lanjut usia (lansia). Namun, bukan berarti penyakit ini tidak bisa menyerang pria dan anak muda. Apa sebenarnya penyebab dari penyakit pengeroposan tulang ini, dan apa saja faktor risikonya? Simak penjelasannya berikut ini.
Penyebab terjadinya osteoporosis
Sering kali osteoporosis dianggap sebagai bagian dari proses penuaan. Sebenarnya pernyataan tersebut tidak sepenuhnya salah. Akan tetapi, bukan berarti saat Anda menua, sudah pasti akan mengalami osteoporosis.
Penyebab osteoporosis memang bukan pertambahan usia, karena penyakit tersebut mungkin tidak terjadi jika Anda merawat kesehatan tulang sejak dini. Ya, terjadinya penyakit yang mengganggu sistem gerak pada manusia ini tergantung pada tingkat kepadatan tulang Anda saat masih muda, hingga bertambahnya usia.
Pada dasarnya, akan terjadi proses regenerasi pada tulang di dalam tubuh. Artinya, saat tulang yang sudah tua rusak atau patah, tulang akan tumbuh kembali sebagai pengganti. Saat masih di usia muda, proses ini terjadi lebih cepat. Bahkan, tulang pengganti yang baru membuat massa tulang meningkat.
Namun, proses ini akan melambat setelah Anda melalui usia kisaran dua puluhan. Seiring pertambahan usia, massa tulang juga akan lebih mudah menghilang atau menurun.
Oleh sebab itu, semakin tinggi massa tulang yang Anda miliki saat masih berusia muda, semakin terjaga tingkat kepadatan tulang dan semakin kecil risiko mengalami osteoporosis saat bertambah usia.
Faktor risiko osteoporosis
Ada beberapa hal yang dapat memengaruhi potensi Anda mengalami osteoporosis, mulai dari faktor yang bisa dikendalikan, hingga yang tidak bisa dikendalikan.
Faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan
Beberapa faktor yang tidak bisa dikendalikan, antara lain:
1. Jenis kelamin wanita
Meski bukan penyebab dari osteoporosis, tapi risiko Anda mengalami penyakit kelainan tinggi akan lebih tinggi jika berjenis kelamin perempuan. Bahkan, menurut Osteoporosis Australia, wanita akan kehilangan kurang lebih 2% dari massa tulangnya selama beberapa tahun setelah mengalami menopause.
Selain itu, kegiatan menyusui juga diduga dapat meningkatkan risiko wanita mengalami osteoporosis. Pasalnya, menyusui dapat menekan metabolisme kalsium, sehingga berpengaruh langsung terhadap metabolisme tulang.
2. Pertambahan usia
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pertambahan usia bukan penyebab dari osteoporosis. Namun, semakin tua usia Anda, semakin tinggi pula risiko mengalami penyakit ini.
3. Riwayat kesehatan keluarga mengalami osteoporosis
Jika Anda memiliki saudara atau orangtua yang mengalami osteoporosis, risiko Anda mengalami kondisi ini juga meningkat.
4. Ukuran tubuh yang kecil
Ukuran tubuh yang kecil, baik pada pria maupun wanita, dapat meningkatkan risiko osteoporosis, khususnya saat usia bertambah.
Faktor risiko yang bisa dikendalikan
Selain beberapa faktor risiko di atas, ada pula faktor risiko yang masih mungkin dikendalikan dengan bantuan dari dokter, antara lain:
1. Ketidakseimbangan hormon
Meski bukan penyebab dari osteoporosis, kadar hormon yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah di dalam tubuh dapat memengaruhi risiko mengalami penyakit pengeroposan tulang ini. Beberapa hormon tersebut ialah:
- Hormon estrogen pada wanita yang menurun setelah menopause, berpotensi melemahkan tulang.
- Penurunan hormon testosteron pada pria seiring bertambahnya usia, juga dapat mempercepat proses menurunnya kepadatan tulang.
- Hormon tiroid yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang.
2. Kadar kalsium yang rendah
Kadar kalsium di dalam tubuh sangat penting untuk kesehatan tulang. Jika tubuh Anda terus-menerus mengalami kekurangan kalsium, bisa saja kondisi ini meningkatkan faktor penyebab terjadinya osteoporosis.
Asupan kalsium yang terlalu rendah dapat mempercepat proses penurunan kepadatang tulang, sehingga risiko mengalami patah tulang dan hilangnya massa tulang pun meningkat. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya osteoporosis, biasanya Anda akan disarankan untuk meningkatkan asupan kalsium dalam tubuh.
3. Operasi yang berkaitan dengan pencernaan
Menjalani operasi pengangkatan usus atau yang berkaitan dengan perut dan pencernaan dapat membatasi tubuh Anda dalam penyerapan nutrisi, termasuk kalsium. Sedikitnya kalsium yang terserap ke dalam tubuh mungkin memengaruhi kadar kalsium di dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
4. Penggunaan obat-obatan tertentu
Penggunaan obat-obatan tertentu juga bisa menjadi faktor risiko berpotensi menjadi penyebab dari osteoporosis. Beberapa di antaranya adalah:
- Obat-obatan steroid, seperti kortikosteroid.
- Obat-obatan untuk mengatasi kejang.
- Obat-obatan kanker.
- Obat yang digunakan untuk mengatasi refluks lambung.
Oleh sebab itu, penyakit ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa atau lansia, tapi osteoporosis bisa terjadi pada anak muda, remaja, hingga anak-anak.
5. Penyakit atau kondisi kesehatan tertentu
Ada beberapa kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami osteoporosis, di antaranya adalah:
- Penyakit kanker
- Penyakit lupus
- Rheumatoid arthritis
- Penyakit ginjal atau liver
Jika Anda mengalami salah satu masalah kesehatan di atas, cobalah untuk berkonsultasi kepada dokter apakah ada cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya.
6. Jarang berolahraga
Beberapa pilihan gaya hidup yang tak sehat juga dapat menjadi risiko penyebab terjadinya osteoporosis. Salah satunya adalah terlalu sering duduk atau tidur-tiduran tanpa melakukan aktivitas fisik seperti olahraga.
Untuk melakukannya, Anda tidak perlu memilih olahraga yang terlalu berat. Mulailah dari jenis olahraga yang ringan, karena yang penting adalah tubuh tetap bergerak aktif. Dengan begitu, Anda telah berupaya mencegah terjadinya ostoeoporosis.
7. Kebiasaan merokok
Merokok memang bukan kebiasaan yang baik untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh. Buktinya, selain berbahaya untuk kesehatan paru dan jatung, kegiatan ini rupanya juga tak baik untuk kesehatan tulang.
Merokok memang tidak menjadi penyebab utama dari osteoporosis, tapi aktivitas ini dapat melemahkan tulang Anda. Oleh karena itu, lebih baik hentikan kebiasaan yang memang tidak baik untuk Anda.
Apabila Anda mulai merasakan gejala osteoporosis, lebih baik periksakan kesehatan tulang ke dokter. Jika Anda memang mengidap osteoporosis, dokter akan membantu untuk menentukan pengobatan untuk pengeroposan tulang yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Selain untuk memperlambat proses osteoporosis dan mencegah patah tulang, pengobatan juga wajib dilakukan untuk menghindari terjadinya komplikasi dari osteoporosis. Maka itu, selalu praktikkan gaya hidup untuk kesehatan tulang, seperti mengonsumsi makanan penguat tulang dan lakukan senam sehat untuk tulang.
[embed-health-tool-bmi]