backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Terapi Psikodinamika, Terapi Bicara untuk Pahami Pikiran dan Emosi

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 06/12/2023

Terapi Psikodinamika, Terapi Bicara untuk Pahami Pikiran dan Emosi

Penyakit mental bisa mengikis kualitas hidup hingga membuat seseorang merasa tak berharga dan memutuskan untuk mengakhiri hidup. Orang dengan gangguan mental perlu memperoleh dukungan psikologis, salah satunya melalui terapi psikodinamika. 

Apa itu terapi psikodinamika?

Anda mungkin sering kali mendengar istilah terapi perilaku kognitif untuk mengatasi gangguan mental. Tidak terbatas itu saja, ada juga terapi yang disebut terapi psikodinamika.

Terapi psikodinamika (psychodynamic therapy) adalah bentuk terapi bicara mendalam menurut teori dan prinsip psikoanalitik. 

Psikoanalitik merupakan metode yang membantu seseorang untuk memahami kekuatan bawah sadarnya, yang lebih berperan dalam mengontrol pikiran, perilaku, dan emosi.

Dilansir dari laman American Psychological Association (APA), terapi ini akan membuat pasien melakukan refleksi diri dan berfokus pada hubungan dengan dunia di sekelilingnya. 

Meski tidak selalu, kebanyakan praktik terapi ini berdurasi lebih pendek daripada terapi psikoanalitik dengan jumlah sesi yang juga lebih sedikit.

Manfaat terapi psikodinamika

andrologi

Tujuan dari terapi bicara ini adalah untuk membentuk proses psikologis di dalam diri seseorang.

Hal inilah yang kemudian membantu meringankan gejala penyakit mental dan meningkatkan kualitas hidup pasien di tengah masyarakat.

Terapi psikodinamika biasanya digunakan untuk mengobati depresi, serangan panik, gangguan kecemasan, dan gangguan psikologis serius lainnya. 

Jenis terapi ini dilakukan pada orang yang kehilangan makna dalam hidup atau mengalami kesulitan dalam membangun atau mempertahankan hubungan dengan orang lain di sekitarnya.

Depresi dapat membuat pengidapnya terus-menerus merasa sedih. Di sisi lain, serangan panik dan gangguan kecemasan kerap membuat pengidapnya sulit menjalani aktivitas tertentu.

Apabila dibiarkan, kualitas hidup mereka akan makin menurun sehingga dapat memicu keinginan untuk melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri.

Beberapa studi menunjukkan bahwa terapi psikodinamika juga dapat menjadi bagian dari perawatan kecanduan, gangguan kecemasan sosial, dan gangguan makan.

Proses terapi psikodinamika

Terapi ini berfokus dalam mengenali, mengakui, memahami, mengekspresikan, dan mengatasi perasaan atau emosi negatif dalam diri pasien.

Hal ini akan membantu meningkatkan pengalaman serta hubungan interpersonal pasien. Terapi ini dilakukan dengan mendorong pasien untuk berbicara secara terbuka.

Konselor atau psikolog akan mengajak pasien untuk berbicara bebas tentang hal apa pun yang terlintas dalam pikirannya, termasuk masalah saat ini, ketakutan, keinginan, impian, dan fantasi.

Melalui pembicaraan ini, pasien akan dapat memahami diri, belajar membangun hubungan, dan mempertahankan hubungan tersebut agar menjadi lebih baik lagi.

Terapi psikodinamika membantu pasien memahami asal-usul kesulitan yang tidak dapat diatasinya sendiri, mengenali sumber masalah, hingga mencari cara untuk mengatasinya.

Efektivitas terapi psikodinamika

konselor psikologi

Jonathan Shedler, PhD, psikologis dan profesor dari University of Colorado Denver School of Medicine, AS, menjelaskan efektivitas terapi psikodinamika dalam penelitiannya.

Bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa terapi psikodinamika sangat efektif. Manfaat terapi ini setidaknya sama besar dengan psikoterapi lain dan bertahan lama.

Jonathan Shedler, PhD

Untuk mencapai kesimpulan tersebut, Shedler meninjau delapan analisis meta yang terdiri dari 160 studi mengenai terapi ini, ditambah dengan sembilan analisis meta tentang perawatan psikologis dan obat antidepresan.

Shedler berfokus pada ukuran efek, yakni mengukur perubahan yang pasien alami pascaterapi. Ukuran efek 0,80 dianggap sebagai efek besar dalam penelitian psikologis dan medis.

Satu analisis meta dengan 1.431 pasien yang mengidap berbagai masalah mental dan menjalani terapi psikodinamik menunjukkan ukuran efek sebesar 0,97.

Hasil tersebut diperoleh dari pasien yang menjalani psikoterapi setidaknya satu kali seminggu dan berlangsung kurang dari setahun.

Pada penelitian lebih lanjut, ukuran efek ini mengalami peningkatan 50% menjadi 1,51 setelah pasien dievaluasi ulang dalam sembilan bulan atau lebih hingga terapi terakhir.

Masih perlu studi lebih lanjut untuk menilai efektivitas terapi pada pengidap penyakit mental. Ini karena kebanyakan penelitian hanya menyoroti depresi dan gangguan kecemasan.

Terapi psikodinamika mungkin masih terbilang jarang dilakukan, sebab belum semua penyedia layanan kesehatan mental menerapkannya.

Untuk memahaminya lebih jauh, tidak ada salahnya bila Anda berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental mengenai perawatan ini.

Kesimpulan

  • Terapi psikodinamika adalah salah satu bentuk terapi psikologis melalui refleksi diri dan bicara terbuka untuk membantu meringankan gejala penyakit mental.
  • Jenis terapi ini biasanya ditujukan bagi seseorang yang merasa kehilangan makna hidup dan kesulitan untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.
  • Sejumlah masalah mental yang bisa ditangani terapi ini adalah depresi, serangan panik, gangguan kecemasan, gangguan makan, dan kecanduan.
  • Meski tidak seumum terapi perilaku kognitif (CBT), terapi ini terbukti mampu meningkatkan hubungan dan kualitas hidup pengidap gangguan mental.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 06/12/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan