Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Terapi Psikodinamika, Pengobatan Lewat Terapi Wicara Terbuka

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 02/11/2021

    Terapi Psikodinamika, Pengobatan Lewat Terapi Wicara Terbuka

    Penyakit mental bisa mengikis kualitas kehidupan pengidapnya, hingga membuat seseorang merasa tidak berharga dan memutuskan untuk mengakhiri hidup. Orang dengan gangguan mental ini perlu mendapatkan pertolongan berupa pengobatan dan dukungan. Dokter mungkin tidak hanya meresepkan obat-obatan untuk meringankan gejala, tapi juga merekomendasikan terapi seperti psikodinamika. Seperti apa terapi ini, ya?

    Apa itu terapi psikodinamika?

    Sejumlah penyakit mental biasanya diobati dengan minum obat antidepresan, obat antikecemasan, atau menjalani terapi perilaku kognitif. Tidak terbatas itu saja, ada juga terapi yang dikenal dengan nama psychodynamic therapy.

    Terapi psikodinamika adalah bentuk terapi wicara mendalam berdasarkan teori dan prinsip psikoanalitik. Psikoanalitik merupakan metode yang membantu seseorang memahami kekuatan bawah sadarnya, yang lebih berperan dalam pikiran, perilaku, dan emosi.

    Berdasarkan American Psychological Association (APA), terapi ini memiliki ciri khas membuat pasien melakukan refleksi diri dan berfokus dengan hubungan pasien dengan dunia di sekelilingnya. Meski tidak selalu, kebanyakan praktik terapi ini berdurasi lebih pendek daripada psikoanalitik dengan jumlah sesi yang juga lebih sedikit.

    Secara singkat, tujuan dari terapi ini adalah membentuk proses psikologis dalam diri pasien, sehingga ia bisa mengurangi gejala penyakit mental yang dimiliki dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya di masyarakat.

    Terapi psikodinamika biasa digunakan untuk mengobati depresi, serangan panik, gangguan kecemasan, dan gangguan psikologi serius lainnya. Terapi ini terutama diaplikasikan pada orang yang kehilangan makna dalam hidupnya, mengalami kesulitan dalam membangun atau mempertahankan hubungan dirinya dengan orang di sekitar.

    Depresi dapat membuat seseorang terus-menerus merasa sedih dan kesepian, sementara gangguan kecemasan dan serangan panik kerap mengganggu pengidapnya dalam menjalani aktivitas di situasi tertentu. Bila dibiarkan, kualitas hidup akan semakin menurun sehingga bisa memicu seseorang untuk melukai dirinya sendiri atau bunuh diri.

    Beberapa studi menunjukkan bahwa penerapan terapi juga bisa menjadi perawatan kecanduan, gangguan kecemasan sosial, dan gangguan makan.

    Seperti apa proses terapi psikodinamika?

    andrologi

    Terapi ini fokus untuk mengenali, mengakui, memahami, mengekspresikan, dan mengatasi perasaan negatif atau kontradiktif, serta emosi yang ditekan untuk meningkatkan pengalaman dan hubungan interpersonal pasien. Caranya, dilakukan dengan mendorong pasien untuk berbicara secara terbuka.

    Seorang terapis akan mengajak pasien berbicara bebas tentang apa pun yang terlintas di dalam pikiran pasien, termasuk masalah saat ini, ketakutan, keinginan, impian, dan fantasi. Lewat pembicaraan ini, pasien bisa memahami harga diri, mengoptimalkan bakat dengan kemampuan yang dimiliki, belajar mempertahankan hubungan yang dimiliki, dan membangunnya menjadi lebih baik.

    Dengan begitu, pasien dapat terbantu dalam memahami asal-usul kesulitan yang tidak mampu diatasi sendiri, dan terapis dapat mengenali sumber masalah dan membantu pasien unutuk mengatasinya. Hal ini tentunya bisa mengubah perilaku pasien dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

    Apakah terapi psikodinamika efektif?

    delirium adalah

    “Bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa terapi psikodinamika sangat efektif. Manfaatnya setidaknya sama besar dnegan psikoterapi lainnya, dan bertahan lama,” ujar penulis studi Jonathan Shedler, PhD, dari Fakultas Kedokteran Universitas Colorado Denver pada situs APA.

    Untuk mencapai kesimpulan ini, Shedler meninjau delapan meta-analisis yang terdiri dari 160 studi mengenai terapi ini, ditambah dengan 9 meta-analisis mengenai perawatan psikologis dan obat antidepresan.

    Pada peninjauan ini, Shelder berfokus pada ukuran efek, yakni mengukur jumlah perubahan yang dialami pasien setelah menjalani terapi. Ukuran efek 0,80 dianggap sebagai efek besar dalam penelitian psikologis dan medis.

    Satu meta-analisis dengan 1.431 pasien dengan berbagai masalah mental dan menjalani mengenai terapi, menunjukkan ukuran efek 0,97. Secara keseluruhan, umumnya pasien menjalani terapi sebanyak satu kali per minggu dan berlangsung kurang dari setahun. Ukuran efeknya ini mengalami peningkatan menjadi 1,51, setelah pasien dievaluasi ulang dalam sembilan bulan atau lebih hingga terapi terakhir.

    Sejauh ini, memang masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas terapi psikodinamika pada orang dengan gangguan mental lain, karena kebanyakan studi hanya menyoroti depresi dan gangguan kecemasan.

    Terapi ini mungkin masih terbilang jarang, karena belum semua instansi kesehatan terkait kesehatan mental menerapkannya. Untuk tahu lebih jauh, tidak ada salahnya jika Anda melakukan konsultasi dengan ahli mengenai perawatan ini.

    Disclaimer

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 02/11/2021

    Iklan

    Apakah artikel ini membantu?

    Iklan
    Iklan