backup og meta

5 Alasan Ibu Rumah Tangga Rentan Alami Stres

5 Alasan Ibu Rumah Tangga Rentan Alami Stres

Banyak orang berpikir menjadi ibu rumah tangga merupakan tugas mudah. Pekerjaan yang biasa dilakukan ibu rumah tangga seperti membersihkan rumah dan menyiapkan makanan banyak dinilai sebagai pekerjaan yang umum dan bisa dikerjakan hampir semua orang. Namun, tahukah Anda bahwa pekerjaan rumah bisa menimbulkan stres bagi ibu rumah tangga?

Berbagai alasan ibu rumah tangga rentan stres

Stres merupakan respons tubuh terhadap peristiwa atau aktivitas sehari-hari dalam hidup seseorang. Respons ini bisa memberi dampak positif, seperti untuk mencapai tujuan hidup.

Di sisi lain, stres juga bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan jiwa, seperti stres menambah berat badan. Bahkan, bila sudah kronis, stres akan sulit diatasi dan bisa memakan korban jiwa.

Dalam rumah tangga, wanita atau istri lebih rentan stres daripada laki-laki atau suami. Seorang istri, terutama ibu rumah tangga, memiliki tanggung jawab penuh dalam mengurus keluarga berikut dengan rumahnya.

Tanggung jawab ini terkadang membuatnya tertekan hingga bisa mengalami stres. Berikut beragam alasan mengapa ibu rumah tangga rentan mengalami stres.

1. Melakukan pekerjaan fisik secara terus menerus

Pekerjaan rumah tangga, seperti membersihkan rumah, memasak, belanja, mengurus suami, dan mengurus anak, termasuk ke dalam kegiatan atau pekerjaan fisik. Pekerjaan-pekerjaan ini kerap dilakukan bersamaan, seperti belanja sambil mengasuh anak atau memasak sambil menggendong anak.

Meski bisa beristirahat di rumah selagi bekerja, ibu rumah tangga harus tetap waspada sepanjang hari jika terjadi situasi yang tidak terduga, seperti anak menangis atau kondisi lain.

Semua aktivitas fisik yang dilakukan ibu rumah tangga bisa membuatnya merasa kelelahan. Faktor terlalu lelah karena tugas tanpa henti ini bisa menyebabkan stres pada ibu rumah tangga.

Apalagi, ibu rumah tangga tidak memiliki jadwal tertentu dalam bekerja. Ia mulai bekerja sejak bangun tidur hingga akan kembali tidur untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia pun melakukannya setiap hari, bahkan ketika akhir pekan.

2. Memiliki sedikit waktu untuk dirinya sendiri

Dengan pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus, ibu rumah tangga sulit memiliki waktu luang untuk dirinya. Seluruh waktunya diberikan untuk anak dan keluarga sehingga terkadang ia lupa untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.

Padahal, semua orang butuh waktu untuk bersantai, beristirahat, atau menyegarkan diri. Minimnya waktu luang ini dapat membuat seseorang rentan terhadap stres.

Adapun stres yang kronis bisa meningkatkan risiko buruk terhadap kesehatan jiwa dan fisiknya, seperti kecemasan, depresi, penyakit jantung, gangguan pencernaan, hingga masalah tidur. Itu sebabnya penting untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri atau me time, termasuk bagi ibu rumah tangga.

3. Mengerjakan aktivitas mental dan pemikiran yang terus menerus

Bila berpikir ibu rumah tangga hanya mengerjakan pekerjaan fisik, itu salah besar. Seorang ibu rumah tangga juga perlu berpikir dalam melaksanakan pekerjaannya.

Sang ibu tentu harus memutar otak saat menghitung pengeluaran dan pemasukan rumah tangga, mengatasi masalah yang dialami anak, atau memikirkan menu masakan anak dan keluarga setiap harinya. Hal-hal tersebut pun bisa semakin buruk bila memiliki masalah finansial dalam keluarga.

Aktivitas mental tersebut pun bisa menyebabkan seorang ibu rumah tangga kelelahan. Kondisi ini akan mengurangi konsentrasi seorang ibu rumah tangga dan berpengaruh pada ketidakstabilan emosinya atau stres.

4. Menganggap tidak mendapat pengakuan di masyarakat

Saat ini, sudah banyak wanita yang bekerja di luar rumah sebagai pekerja kantoran, meski sudah menikah dan memiliki anakDengan adanya kondisi tersebut, banyak wanita yang mulai merasa bahwa pekerjaan rumah tak lagi menyenangkan.

Belum lagi mendengar orang-orang yang kerap menganggap remeh ibu rumah tangga. Akhirnya, ada sebagian yang mulai berpikir bahwa hal yang mereka lakukan sehari-hari terasa sia-sia dan tidak diakui di masyarakat.

Pemikiran seperti itu akhirnya bisa menyebabkan seorang ibu rumah tangga stres. Ia pun merasa kesepian karena berpikir dirinya terisolasi di rumah.

5. Mendapatkan penghakiman yang berlebihan

Seorang ibu rumah tangga bertanggung jawab pada setiap urusan keluarganya. Dengan alasan ini, apa yang dipakai anak, bagaimana anak bertindak, dinilai sebagai tanggung jawab ibunya.

Hal inilah yang kerap membuat ibu rumah tangga stres. Ia kerap mendapat penghakiman dari orang lain bila ada yang salah pada anaknya, seperti bila anak terlalu kurus atau memakai baju yang kotor.

Menjalankan peran ibu rumah tangga tidak semudah yang banyak dipikirkan orang pada umumnya. Ada berbagai pekerjaan yang perlu dilakukan ibu rumah tangga dengan tanggung jawab yang tidak sedikit.

Setelah mengetahui berbagai alasan di atas, maka Anda sedapat mungkin menghindarinya atau membantu pasangan Anda di rumah untuk menghindari penyebab stres tersebut.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

The Stress of Being A Housewife. (2020). Exploring Your Mind. Retrieved 18 January 2022, from https://exploringyourmind.com/stress-being-housewife/

Women and Stress. (2020). Cleveland Clinic. Retrieved 18 January 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/5545-women-and-stress

Why Women Need More Me-Time. (2015). Psychology Today. Retrieved 18 January 2022, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/minding-the-body/201506/why-women-need-more-me-time-and-how-they-can-claim-it

 

 

Versi Terbaru

09/02/2022

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Stres Bisa Memicu Kelelahan, Ini Cara Mengatasinya

Kenapa Kita Suka Tanpa Sadar Menghela Napas Saat Merasa Stres?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 09/02/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan