Hasil penelitian perihal imajinasi

Pada studi tersebut, tim peneliti membagi 68 peserta ke dalam tiga kelompok. Seluruh peserta mendapat sengatan listrik kecil yang tidak nyaman, tapi tidak menyakitkan. Pada saat yang sama, mereka diminta mendengarkan suara-suara tertentu.
Kelompok pertama diminta mendengarkan suara-suara yang membuat mereka teringat pada sengatan listrik sebelumnya. Kelompok kedua diminta membayangkan suara yang didengarkan oleh kelompok pertama.
Sementara itu, kelompok ketiga diminta membayangkan suara yang menyenangkan, misalnya kicauan burung atau rintik hujan. Setelah itu, tidak ada peserta yang diberikan sengatan listrik lagi.
Tim peneliti kemudian memindai otak peserta dengan MRI. Ternyata, bagian otak yang memproses suara aktif bersama bagian otak lain yang mengatur rasa takut dan risiko. Para peserta dari ketiga kelompok awalnya takut mendapatkan sengatan listrik lagi.
Namun, setelah peserta mendengarkan suara (kelompok 1) dan membayangkan suara (kelompok 2) berkali-kali tanpa disengat listrik, mereka akhirnya tidak takut lagi. Suara yang mereka dengar atau bayangkan membuat mereka lebih siap dan memusnahkan rasa takut.
Sementara itu, kelompok tiga yang hanya membayangkan suara menyenangkan masih takut dengan sengatan listrik. Otak mereka tidak mendapat peringatan seperti kelompok lainnya, jadi mereka lebih cemas karena tidak tahu kapan ‘bahaya’ akan datang.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar