backup og meta

Terlalu Sering Mengecek Handphone? Ini Penyebabnya

Ciri-ciriPenyebabCara mengatasi

Apakah Anda tipe orang yang sering bolak-balik mengecek handphone untuk sekadar melihat notifikasi pesan singkat atau email? Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami stres. Ketahui penyebab dan cara mengatasinya di bawah ini.

Ciri-ciri seseorang terlalu sering mengecek handphone

Menurut American Psychological Association (APA), orang yang terus-menerus mengecek HP atau handphone cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi.

Mengecek handphone sebenarnya merupakan kebiasaan umum bagi banyak orang. Ada yang menggunakannya untuk media sosial, email, mengirim pesan singkat, atau sekadar melihat unggahan foto seseorang.

Meski begitu, kebiasaan mengecek HP atau gadget dapat mengganggu kesehatan mental dan fisik bila dilakukan terlalu sering atau berlebihan.

Berikut sejumlah ciri yang bisa menandakan bahwa Anda atau orang terdekat terlalu sering mengecek gadget.

  • Merasa cemas atau gelisah saat jauh dari handphone.
  • Terbiasa untuk langsung membuka HP setelah bangun tidur pada pagi hari.
  • Selalu mengecek notifikasi padahal belum ada suara atau getaran dari ponsel.
  • Merasa perlu untuk memeriksa notifikasi pada HP setiap beberapa menit sekali.
  • Mengabaikan percakapan atau aktivitas di sekitar karena terlalu sibuk bermain HP.
  • Membuka media sosial secara berulang meskipun tidak ada unggahan baru.

Penyebab mengecek HP terus-menerus

doomscrolling

Mengecek HP secara berulang dapat terjadi karena berbagai alasan. Hal ini dapat dipicu oleh rasa ingin tahu dan kecemasan terhadap hal tertentu.

Di samping itu, kebiasaan yang melibatkan pemakaian media sosial secara berlebihan mungkin juga disebabkan oleh rasa takut akan ketinggalan informasi terbaru.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini adalah beberapa kondisi yang menyebabkan kebiasaan cek HP terlalu sering.

  • Takut ketinggalan informasi. Perasaan takut akan ketinggalan informasi terbaru atau fear of missing out (FOMO), seperti berita politik atau isu viral yang ramai dibicarakan di media sosial.
  • Menunggu notifikasi atau balasan. Menunggu chat dari teman, notifikasi grup kerja, atau update dari aplikasi tertentu bisa membuat Anda sering mengecek HP.
  • Pengaruh lingkungan. Jika orang di sekitar Anda juga sering mengecek gawai, Anda mungkin tanpa sadar mengikuti kebiasaan tersebut.
  • Kekosongan dan rasa bosan. Anda mungkin terus-menerus mengecek handphone jika tidak memiliki aktivitas lain, misalnya saat sedang menunggu antrean atau naik transportasi umum.
  • Kebiasaan scrolling tanpa tujuan. Membuka HP secara berulang dapat disebabkan oleh doomscrolling, yakni kebiasaan menggulirkan layar ponsel meskipun tidak ada informasi baru yang penting.
  • Tidak ada batas penggunaan. Tidak menetapkan jadwal atau aturan yang jelas bisa menyebabkan penggunaan HP sehari-hari menjadi tidak terkontrol.

Tahukah Anda?

Pada sebagian orang, kebiasaan sering mengecek handphone dapat dipicu oleh seolah HP bergetar meski tidak ada notifikasi. Ini disebut phantom vibration syndrome (PVS).

Cara mengatasi kebiasaan sering mengecek handphone

Kebiasaan mengecek HP secara berlebihan tidak bisa dipandang sebelah mata. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko stres dan kecemasan hingga mengganggu kualitas tidur.

Sering bermain HP untuk menonton konten berkualitas yang rendah, atau brain rot, juga berisiko menurunkan fokus dan kemampuan berpikir Anda.

Untuk menghindari bahaya sering mengecek handphone di atas, berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan.

1. Atur jadwal khusus untuk mengecek HP

bermain ponsel

Tentukan waktu-waktu tertentu untuk membuka handphone, misal hanya setiap satu jam sekali.

Dengan menerapkan cara ini, Anda dapat melatih otak agar tidak terus terpancing membuka gawai tanpa alasan yang jelas.

2. Matikan notifikasi yang tidak penting

Kebiasaan sering mengecek handphone kerap kali dipicu oleh notifikasi dari aplikasi yang tidak begitu penting, seperti media sosial, e-commerce, atau game online.

Sebaiknya, nonaktifkan pemberitahuan yang tidak mendesak agar Anda tidak gampang tergoda untuk membuka handphone setiap kali layar menyala atau perangkat bergetar.

3. Tempat HP di luar jangkauan saat tidak digunakan

Letakkan gadget jauh dari luar jangkauan tangan. Jika Anda terbiasa meletakkan handphone di atas meja, cobalah untuk meletakkannya di dalam laci selama bekerja.

Cara ini diharapkan membuat Anda lebih fokus dan mengurangi keinginan untuk mengecek HP.

4. Isi waktu dengan aktivitas positif

Guna mengatasi kecanduan gadget, Anda bisa mengalihkan waktu yang biasa digunakan untuk bermain HP dengan aktivitas lain yang lebih positif.

Membaca buku, olahraga, atau mengobrol dengan orang di sekitar akan membantu mengurangi ketergantungan Anda terhadap penggunaan perangkat elektronik.

5. Konsultasi dengan ahli bila diperlukan

Ketika Anda telah merasa sangat bergantung dan sulit mengontrol kebiasaan sering mengecek handphone, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan konselor atau psikolog.

Mereka dapat membantu menemukan akar permasalahan dan memberikan strategi yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut.

Pada dasarnya, mengecek HP bukanlah suatu hal yang salah. Meski begitu, bila Anda lakukan terlalu sering, hal ini bisa membawa dampak negatif yang serius.

Nah, dengan menerapkan berbagai langkah di atas, Anda dapat menjaga keseimbangan hidup di tengah perkembangan teknologi yang serbacepat. 

Kesimpulan

  • Terlalu sering mengecek handphone dapat meningkatkan risiko stres dan kecemasan, menurunkan fokus, hingga mengganggu kualitas tidur.
  • Kebiasaan ini dipicu oleh beberapa faktor, antara lain ketakutan akan ketinggalan informasi terbaru, rasa bosan, pengaruh lingkungan, dan tidak adanya batasan penggunaan gadget.
  • Mengatur jadwal penggunaan HP, mematikan notifikasi yang tidak penting, serta mengisi waktu dengan aktivitas positif bisa membantu mengatasi kebiasaan ini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Stress in America. (2017). American Psychological Association. Retrieved April 27, 2025, from https://www.apa.org/news/press/releases/stress/2017/state-nation.pdf

Media advisory: As a third of Americans spend four or more hours a day on social media, APA offers new polling, resources on technology use. (2024). American Psychiatric Association. Retrieved April 27, 2025, from https://www.psychiatry.org/news-room/news-releases/media-advisory-resources-on-technology-use

Social media fact sheet. (2023). Pew Research Center: Internet, Science & Tech. Retrieved April 27, 2025, from https://www.pewresearch.org/internet/fact-sheet/social-media/

Edmonds, R. (2018). Anxiety, loneliness and fear of missing out: The impact of social media on young people’s mental health. Centre for Mental Health. Retrieved April 27, 2025, from https://www.centreformentalhealth.org.uk/anxiety-loneliness-and-fear-missing-out-impact-social-media-young-peoples-mental-health/

Bowman, A. (2024). Doomscrolling: Stop the scroll, protect your mental health. Mayo Clinic Press. Retrieved April 27, 2025, from https://mcpress.mayoclinic.org/mental-health/doom-scrolling-and-mental-health/

Yousef, A. M., Alshamy, A., Tlili, A., & Metwally, A. H. (2025). Demystifying the new dilemma of brain rot in the Digital Era: A review. Brain Sciences, 15(3), 283. https://doi.org/10.3390/brainsci15030283

Shatrughan, P. (2017). Phantom Vibration Syndrome: An Emerging Phenomenon. Asian Journal of Nursing Education and Research, 7(4), 596-697. https://doi.org/10.5958/2349-2996.2017.00116.1

American Psychiatric Association. DSM-5 Task Force. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders: DSM-5.

Versi Terbaru

03/05/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

10 Dampak Negatif Penggunaan Gadget secara Berlebihan

Mengenal Smartphone Thumb: Ketika Jari Sakit Karena Smartphone


Ditinjau oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi. · Psikologi · None · Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Diperbarui 03/05/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan