backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Smartphone Thumb: Ketika Jari Sakit Karena Smartphone

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Yuliati Iswandiari · Tanggal diperbarui 04/11/2020

    Mengenal Smartphone Thumb: Ketika Jari Sakit Karena Smartphone

    Berapa jam waktu yang Anda habiskan untuk ‘bersentuhan’ dengan smartphone setiap harinya? Sama seperti merokok, kebiasaan memegang smartphone dan menggunakannya secara berlebihan mampu merusak kesehatan secara diam-diam. Baru-baru ini sebuah penelitian menemukan sebuah ‘penyakit baru’ yang menyebabkan jari sakit akibat kebanyakan menggunakan ponsel pintar yang bernama smartphone thumb.

    Ibu jari sakit karena kebanyakan main smartphone

    Kecanduan ponsel tidak hanya mengganggu tidur, tapi juga berhubungan dengan tipe cedera otot yang dahulu hanya dialami oleh para pekerja pabrik. Rasa sakit akibat repetitive strain injuries (RSI) atau cedera otot dan saraf akibat regangan berulang ini kini punya sebutan baru. Para peneliti menyebutnya dengan sebutan smartphone thumb.

    Nama ilmiah cedera ini sebenarnya tendinitis. Kondisi ini terjadi mana kala tendon membengkok dan melentur, ibu jari pun meradang dan menyebabkan sakit pada ibi jari Anda. Menurut para dokter, semakin hari semakin banyak orang yang mengeluhkan jari sakit terutama pada ibu jari. Sebenarnya, ini bukan hal mengejutkan mengingat pengguna ponsel meningkat, mereka juga semakin banyak menghabiskan waktu dengan ponsel.

    Dr. Kristin Zhao, peneliti biomedis di Mayo Clinic Rochester, Minnesota, menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di dalam tangan hingga menyebabkan kondisi smartphone thumb. Salah satu dugaannya adalah persendian menjadi longgar dan kendur, dan karena itu gerakan tulang jadi berbeda dengan saat kondisi mereka dalam keadaan normal dan sangat mungkin menyebabkan jari sakit.

    Zhao dan tim telah mempelajari smartphone thumb selama tujuh tahun terakhir. Mereka menjelaskan bahwa gerakan yang Anda buat saat memegang ponsel memaksa jempol untuk bergerak dalam posisi yang aneh.

    Gerakan tersebut membutuhkan paksaan terhadap jempol. Para peneliti menggunakan teknik dynamic imaging untuk mengamati kondisi tulang pasien yang sehat. Sehingga nanti dapat dibandingkan kondisi tulang normal dengan yang tidak normal. Gerakan abnormal tulang pada ibu jari bisa menyebabkan timbulnya rasa sakit dan berakhir pada osteoarthritis.

    Benarkah terlalu sering menggunakan jempol saat bermain smartphone meningkatkan jumlah kasus arthritis pada ibu jari? Menurut Zhao, angka osteoartritis pada ibu jari memang tinggi, dan hal ini pasti disebabkan oleh kebiasaan buruk Anda sehari-hari.

    Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari smartphone thumb?

    Jika tidak ingin jari sakit, mulailah dengan memberi waktu istirahat untuk ibu jari Anda. Ubah metode penggunaan jemari saat berponsel. Misal menggunakan telunjuk, atau fitur voice message untuk mendikte pesan.

    Selain itu, lakukan peregangan secara rutin. Terutama untuk pergelangan tangan dan jari-jari. Ini akan membantu melemaskan otot.  Coba pikir, seberapa sering Anda memaksa sendi untuk bekerja, dan berapa waktu yang Anda berikan untuk jari-jari Anda beristirahat.

    Para peneliti menyarankan Anda untuk menggunakan stylus ketimbang jari. Hal ini bisa memberi kesempatan ibu jari untuk beristirahat. Jika ponsel pintar Anda tidak dilengkapi stylus, Anda bisa pegang ponsel secara bergantian, kadang di tangan kanan, kadang di tangan kiri. Dengan demikian tekanan dapat terbagi rata di kedua tangan.

    Cara lain yang juga bisa Anda coba adalah meletakkan ponsel di meja, lalu gunakan dengan jari. Jadi Anda membagi tugas mengirim pesan secara merata pada semua jari kecuali ibu jari. Kasus osteoarthritis pada ibu jari lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan pria. Jika Anda merasakan jari sakit dalam kurun waktu yang lama, ada baiknya segera temui dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Yuliati Iswandiari · Tanggal diperbarui 04/11/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan