Sebagai makhluk sosial, terkadang Anda membutuhkan validasi dari orang lain. Karena itu, Anda kerap berusaha memenuhi keinginan orang lain agar bisa diterima menurut standard mereka. Namun, ada kalanya hal ini malah membuat Anda jadi kehilangan jati diri dan kendali atas hidup. Bagi Anda yang sedang merasakannya, melatih sense of self mungkin dapat membantu Anda.
Apa itu sense of self?
Sense of self adalah persepsi tentang hal-hal yang mendefinisikan diri Anda; bagaimana sudut pandang Anda terhadap perilaku, kemampuan, dan karakteristik yang Anda punya.
Ciri-ciri kepribadian, selera, kepercayaan, kode moral, dan hal-hal yang memotivasi Anda, semuanya membentuk citra diri atau identitas Anda sebagai pribadi.
Menurut Carl Rogers, pencetus teori psikologi humanistik, konsep sense of self terdiri dari tiga unsur utama berikut.
- Diri yang ideal: mengacu pada gambaran kepribadian yang ingin Anda miliki.
- Citra diri: mengacu pada bagaimana Anda melihat diri Anda pada saat ini.
- Harga diri: mengenai seberapa besar Anda menyukai, menerima, dan menghargai diri sendiri.
Persepsi tentang diri sendiri tidak langsung terbentuk begitu saja. Prosesnya terjadi secara perlahan.
Berbagai pengalaman hidup yang dilalui akan membuat Anda belajar lebih banyak tentang siapa diri Anda. Seiring bertambahnya usia, persepsi diri pun menjadi lebih rinci dan terorganisir.
Pembentukan persepsi diri tak lepas dari interaksi Anda dan orang lain, seperti keluarga dan teman dekat. Selain itu, paparan media televisi, media massa, maupun media sosial juga berperan penting dalam perjalanan pencarian jati diri Anda.
Pentingnya punya sense of self
Orang-orang dengan sense of self yang baik tahu betul tentang jati dirinya dan cenderung lebih percaya diri, sebab mereka mengerti akan kemampuan yang dimilikinya.
Adanya persepsi diri yang kuat membuat Anda lebih memahami seluruh sisi diri. Hal ini dapat mendorong perkembangan Anda sebagai manusia. Anda jadi tahu sifat baik yang ingin dipertahankan dan sifat buruk yang harus Anda perbaiki.
Atau, Anda mungkin merasa tidak puas dengan aspek-aspek tertentu dari kemampuan Anda. Ketika Anda memiliki sense of self, Anda akan lebih mudah membenahi kekurangan tersebut.
Di sisi lain, kurangnya sense of self sering kali membuat Anda sulit menentukan hal apa yang Anda inginkan. Anda cenderung mudah merasa ragu-ragu saat harus membuat pilihan yang penting.
Selain itu, Anda juga jadi lupa menyenangkan diri sendiri karena terlalu sering menuruti permintaan orang lain.
Bukan tak mungkin jika hal ini akan menjadikan Anda sebagai pribadi yang mudah disetir dan terlalu bergantung pada perkataan orang lain.
Bagaimana cara membangun sense of self?
Meski telah dewasa, mengenal diri sendiri dan membangun kepercayaan diri nyatanya masih terasa sulit untuk sebagian orang. Memang, proses pencarian jati diri dapat menjadi perjalanan yang sangat panjang dan bahkan bisa memakan waktu seumur hidup.
Hal ini akan semakin sulit ketika Anda tumbuh dan hidup dalam budaya yang menekankan harus seperti apa Anda bertindak dan berperilaku setiap saat.
Namun, bukan berarti sense of self mustahil untuk Anda capai. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membangunnya.
1. Luangkan waktu untuk lebih dekat dengan diri sendiri
Anda tentu kenal istilah tak kenal maka tak sayang. Istilah ini tampaknya juga berlaku dalam proses pembentukan persepsi diri. Bila ingin mengenal pribadi Anda, coba lebih sering menghabiskan waktu sendirian.
Lakukan banyak kegiatan tanpa ditemani orang lain, misalnya menonton film, memasak, atau mencoba hal-hal baru. Seiring waktu, Anda akan menemukan hal-hal baru yang Anda sukai dan yang tidak.
Bangunlah hubungan emosional dengan diri sendiri, tuangkan emosi dan perasaan Anda dalam jurnal atau sesekali melakukan self-talk. Melalui cara ini, Anda dapat lebih memahami kecenderungan emosi serta pola pikir terhadap hal-hal yang terjadi dalam hidup Anda.
2. Buat keputusan untuk diri sendiri
Mungkin Anda terbiasa membiarkan orang-orang terdekat membuat keputusan untuk hidup Anda, baik tentang pilihan pendidikan, karir, atau tempat tinggal.
Terlalu sering menuruti dikte dari orang lain membuat Anda ketakutan atau tidak nyaman saat harus membuat keputusan untuk diri sendiri. Anda dirundung rasa ragu dan khawatir akan memilih keputusan yang salah.
Padahal, dengan memiliki kendali atas hidup, Anda lebih memiliki kesadaran untuk bertanggung jawab dengan keputusan Anda.
Jadi, mulailah untuk menentukan apa yang Anda inginkan. Lakukan sesuatu karena Anda mau melakukannya, bukan karena diminta oleh orang lain.
3. Menentukan nilai pribadi
Prinsip hidup termasuk dalam salah satu aspek sense of self yang penting. Setiap orang memiliki kepercayaan dan kompas moralnya masing-masing mengenai hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Misalnya, ada orang-orang yang merasa bahwa hewan memiliki hak untuk tetap hidup sebagaimana manusia. Maka dari itu, mereka sebisa mungkin menghindari konsumsi makanan yang mengandung sumber hewani.
Nilai-nilai seperti inilah yang dapat membantu Anda menetapkan batasan dalam hubungan, terutama sampai sejauh mana Anda akan bertindak.
Dalam ranah sosial, prinsip yang dipegang teguh akan menghindari Anda dari interaksi dengan orang lain yang mungkin bisa memberikan dampak negatif untuk Anda.
Ingat, nilai yang Anda anut belum tentu sama dengan orang lain. Jadi, jangan memaksakan kehendak dan pemahaman Anda pada orang yang tidak sejalan. Jangan langsung menarik diri dari hubungan pertemanan hanya karena mereka memiliki prinsip yang berbeda.