backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Apa yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pemalu?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

Apa yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pemalu?

Anda pasti punya satu atau dua orang teman yang bersifat pemalu. Bahkan, mungkin diri Anda juga termasuk memiliki sifat pemalu. 

Seperti apa psikologi seorang pemalu? Apa perbedaan sifat pemalu dan introvert? Yuk, simak pembahasannya di bawah ini.

Apa definisi pemalu?

Pemalu adalah orang yang memiliki sifat gugup, khawatir, atau canggung selama berinteraksi sosial, terutama dengan orang asing yang baru dikenal.

Ada dua jenis pemalu, yakni orang yang merasa malu karena situasi tertentu dan orang yang pada dasarnya sudah memiliki sifat pemalu. 

Penting untuk membedakan rasa malu yang hanya muncul pada situasi tertentu dengan sifat pemalu sudah melekat dalam diri.

Rasa malu adalah emosi, sifat, atau insting alami manusia. Hampir semua orang pernah merasa malu setidaknya sekali dalam seumur hidup.

Hal ini bisa terjadi, misalnya saat tidak sengaja melakukan tindakan ceroboh di depan banyak orang atau berinteraksi dengan orang yang memiliki status sosial lebih tinggi atau lawan jenis.

Namun, orang yang sifat dasarnya pemalu akan merasa malu dalam berbagai macam situasi. 

Orang-orang tersebut juga kerap kali merasa khawatir tentang pandangan orang lain terhadap dirinya. Mereka juga cenderung menarik diri dari interaksi sosial.

Orang yang sangat pemalu juga bisa menunjukkan gejala fisik, seperti jantung berdebar, sakit perut, atau berkeringat, saat berinteraksi di lingkungan sosial yang baru.

Apa yang menyebabkan seseorang menjadi pemalu?

Penyebab munculnya sifat pemalu masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli. 

Thalia Eley, profesor genetika perilaku perkembangan dari King’s College London, Inggris, percaya bahwa rasa malu merupakan temperamen, dan temperamen adalah bagian dari kepribadian.

Dilansir dari situs BBC, Eley mengungkapkan bahwa sifat pemalu pada diri seseorang hanya dipengaruhi oleh genetik sebesar 30 persen. 

Eley menekankan bahwa sisanya didapatkan sebagai respons terhadap lingkungan yang memunculkan sifat tersebut.

Apakah menjadi pemalu adalah hal yang buruk?

perbedaan introvert dan pemalu

Dalam kehidupan bermasyarakat, banyak yang masih beranggapan bahwa sifat pemalu adalah kelemahan yang harus diperbaiki. 

Pasalnya, orang pemalu acapkali dianggap sulit berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain.

Anggapan tersebut memang tidak sepenuhnya salah. Namun, mengatakan bahwa sifat pemalu sebagai kelemahan juga tidak benar karena ini merupakan bentuk emosi yang sangat wajar.

Justru, sifat ini bisa mendatangkan keuntungan dalam situasi tertentu. Orang yang memiliki sifat pemalu biasanya lebih sensitif terhadap perasaan dan emosi orang lain. 

Hal ini membuat mereka menjadi pendengar yang baik, terutama ketika orang lain sedang bercerita.

Selain itu, sifat dusun (pemalu dalam bahasa Sunda) dapat mendatangkan antisipasi lebih akan sesuatu. Ini artinya, orang yang dusun memiliki kewaspadaan lebih tinggi terhadap risiko. 

Mereka bisa membuat sebuah keputusan dengan lebih baik bila memahami baik-baik risikonya.

Meski begitu, ini dapat menjadi masalah ketika Anda tidak bisa mengatasi rasa malu seperti seharusnya. Begitu juga jika perasaan tersebut sudah sangat mengganggu atau bahkan berkembang menjadi gangguan kecemasan sosial.

Gangguan kecemasan sosial atau social anxiety disorder (ASD) mampu menimbulkan berbagai emosi negatif, seperti rasa takut, khawatir, dan cemas berlebihan. 

Pikiran negatif ini akan terus membayangi Anda, bahkan sampai berminggu-minggu lamanya. Sementara itu, rasa malu biasa tidak selalu disertai dengan pikiran negatif.

Gejala gangguan kecemasan sosial sangatlah mengganggu. Bagi mereka yang memiliki gangguan ini, sekadar bicara pada kasir toko saja bisa membuat mereka panik dan mengalami gejala fisik yang parah. 

Sementara itu, orang pemalu hanya menunjukkan sifatnya pada situasi tertentu. Rasa malu dapat berkurang sendiri dan dikendalikan, juga dihilangkan dengan membangun kepercayaan diri.

Apa perbedaan pemalu dan introvert?

Banyak orang mengaitkan kepribadian introvert dengan sifat malu dan takut berinteraksi sosial. Padahal, keduanya berbeda.

Sifat pemalu berakar dari rasa cemas akan pandangan orang lain pada diri sendiri. Sementara itu, introversion adalah preferensi seseorang untuk memperoleh energi, yaitu berasal dari dirinya sendiri.

Orang introvert merasa lebih cepat terkuras energinya ketika berinteraksi dengan orang lain. 

Mereka pun akan mengisi ulang energinya dengan menghabiskan waktu sendiri, seperti untuk membaca buku, mendengarkan musik, atau berjalan kaki sendirian.

Sekilas, orang yang pemalu dan introvert terlihat sama karena keduanya memilih menghindari interaksi sosial. Namun, perlu diketahui bahwa keduanya punya dorongan yang berbeda.

Introvert memilih menghindari aktivitas sosial karena mereka lebih mudah lelah saat dikelilingi banyak orang. Mereka butuh waktu sendiri untuk mengembalikan energinya.

Saat berinteraksi, tidak semua introvert punya sifat pemalu. Mungkin mereka senang dan pandai bersosialisasi, tetapi tenaganya lebih mudah terkuras bila harus menghabiskan waktu terlalu lama dengan orang lain.

Sementara itu, orang yang pada dasarnya bersifat pemalu menghindari aktivitas sosial karena mereka takut akan pandangan orang lain terhadap dirinya. 

Mereka punya kecenderungan mengkritik diri sendiri dan terlalu banyak berpikir (overthinking).

Kesimpulan

  • Pemalu adalah orang-orang yang memiliki sifat gugup, khawatir, dan canggung selama interaksi sosial, terutama dengan orang asing.
  • Para ahli percaya bahwa sifat pemalu dipengaruhi oleh genetika sekitar 30% dan sisanya merupakan faktor lingkungan.
  • Pemalu dan introvert dianggap sama karena cenderung menghindari interaksi sosial, padahal alasan keduanya berbeda.
  • Orang pemalu khawatir terhadap pandangan orang lain, sedangkan introvert mudah lelah saat berinteraksi dan butuh waktu sendiri untuk mengembalikan energi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan