Menurut WHO, penyakit skizofrenia diidap oleh lebih dari 21 juta orang dari berbagai belahan dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2014, 400 ribu orang Indonesia terdiagnosis skizofrenia. Seperti banyak gangguan mental lainnya, skizofrenia bisa diobati dengan psikoterapi dan obat resep dokter. Suplemen minyak ikan dipercaya dapat mencegah dan mengurangi risiko skizofrenia pada orang-orang yang rentan.
Siapa saja yang rentan mengidap skizofrenia?
Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang membuat seseorang sulit membedakan mana dunia nyata dengan dunia khayalan. Ini karena gejala penyakit skizofrenia sering mencakup pengalaman psikotik, seperti mendengar suara-suara tak berwujud, halusinasi, atau delusi.
Setiap orang berisiko untuk mengalami skizofrenia. Hingga saat ini penyebab skizofrenia belum diketahui pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga berpengaruh dalam perkembangan kondisi ini, genetik, trauma, cacat lahir yang menyebabkan kerusakan saraf otak atau ketidakseimbangan hormon otak, dan/atau penyalahgunaan narkoba.
Skizofrenia biasanya dimulai pada akhir masa remaja atau dewasa awal, antara usia 16 sampai 30 tahun.
Benarkah minyak ikan mencegah dan mengurangi risiko skizofrenia?
Dilansir Medical News Today, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications melaporkan bahwa mengonsumsi vitamin minyak ikan secara teratur selama tiga bulan bisa mengurangi risiko gangguan psikosis dan skizofrenia pada mereka yang berusia muda dan memang sudah berisiko mengalami penyakit ini.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Melbourne ini melibatkan 81 peserta penelitian berusia 13-25 tahun yang berisiko memiliki penyakit skizofrenia dan psikosis. Para peserta dibagi jadi dua kelompok, 41 orang diberikan suplemen minyak ikan yang dikonsumsi selama tiga bulan. Sedangkan peserta penelitian yang tersisa diberikan plasebo (obat kosong).
Setelah satu tahun, jumlah peserta penelitian menjadi 76 orang. Dari 41 orang yang diberikan suplemen minyak ikan hanya dua orang yang mengembangkan gangguan psikosis dan skizofrenia. Sedangkan angka untuk kelompok plasebo jauh lebih tinggi, yaitu 11 orang dari 40 orang. Hasil penelitian ini bahkan tetap sama meskipun sudah berjalan selama tujuh tahun.
Alasan dibalik minyak ikan yang dapat mencegah skizofrenia
Minyak ikan dihasilkan dari berbagai jenis ikan seperti tuna, makarel, salmon, dan sarden. Minyak ikan dipercaya memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan karena tinggu kandungan asam lemak omega-3. Asam lemak omega-3 merupakan asam lemak esensial yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Oleh karena itu, Anda bisa mendapatkan asupan omega-3 dari memakan ikan atau minum vitamin minyak ikan.
Dalam minyak ikan terkandung dua asam lemak tak jenuh ganda, yaitu asam dokosaheksanoat (DHA) dan ekosapentanoat (EPA). Suplemen minyak ikan juga biasanya mengandung sedikit kandungan vitamin E untuk mencegah kerusakan produk. Beberapa produk minyak ikan juga dikombinasikan dengan kalsium, zat besi, atau vitamin A, B1, B2, B3, C, atau D dan dikemas sebagai suplemen multivitamin. Satu suplemen minyak ikan bisanya mengandung dosis 500-1000mg EPA dan DHA.
EPA berfungsi menghasilkan senyawa kimia eicosanoid dalam tubuh yang berperan menjaga kekebalan tubuh dan mengendalikan peradangan. EPA juga diketahui membantu meringankan gejala depresi. Sementara itu, DHA merupakan salah satu komponen utama yang membangun 8% dari berat otak, sehingga jenis asam lemak ini sangat diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. DHA dapat mencegah kerusakan fungsi otak, seperti demensia.
Menjaga kesehatan otak dipercaya dapat mencjadi salah satu langkah perubahan gaya hidup sehat untuk menekan risiko perkembangan gangguan jiwa pada orang-orang yang berisiko. Selain dari vitamin minyak ikan dan mengonsumsi daging ikan segar, asam omega-3 dapat Anda temukan dalam minyak sayuran, sayuran berdaun hijau gelap, serta biji-bijian dan kacang-kacangan.