backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Tone Deaf, Ketidakmampuan untuk Membaca Situasi

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 08/01/2024

Mengenal Tone Deaf, Ketidakmampuan untuk Membaca Situasi

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Untuk membangun hubungan baik dengan seseorang, salah satu sikap negatif yang tidak boleh ada dalam diri Anda adalah tone deaf.

Apa yang dimaksud dengan tone deaf? Apa ciri-cirinya dan dampaknya terhadap kehidupan sosial Anda? Simak jawabannya dalam uraian berikut ini.

Apa itu tone deaf?

Tone deaf adalah sebutan yang diberikan pada seseorang yang kurang peka terhadap kondisi di sekitarnya, seperti adat, norma, aturan, dan lain sebagainya.

Istilah ini sebenarnya berasal dari ranah musik, yaitu untuk menggambarkan ketidakmampuan seseorang mengikuti nada (pitch), bahkan untuk lagu dengan melodi yang sederhana.

Sekilas, tone deaf dalam lingkup sosial mungkin mirip dengan sifat egois, tetapi keduanya sebenarnya merupakan hal yang berbeda.

Sifat egois membuat seseorang tetap memprioritaskan kepentingan diri sendiri meski mengetahui dampak tindakannya pada orang lain.

Sementara itu, tone deaf artinya ketidakmampuan untuk memahami situasi yang terjadi. Orang-orang dengan sikap ini cenderung tidak peka secara emosional dan kurang berempati terhadap orang lain.

Ciri-ciri orang yang tone deaf

ciri-ciri pasangan yang egois

Berikut adalah beberapa karakteristik dari orang-orang yang memiliki sikap tone deaf.

1. Kesulitan membaca situasi

Mereka mungkin kesulitan membaca situasi di sekitarnya, sesederhana ketika harus menurunkan suara saat berbicara melalui telepon.

Contoh lainnya adalah ketika Anda tidak berusaha mengubah topik obrolan saat seseorang terlihat tidak nyaman karenanya.

Dengan ketidakmampuan membaca bahasa tubuh tersebut, seseorang dengan sikap ini bisa mengucapkan hal-hal kurang pantas sehingga membuat orang lain merasa tidak nyaman.

2. Sulit memahami budaya dan adat istiadat

Setiap daerah bisa memiliki budaya serta adat yang berbeda. Dengan begitu, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mengikutinya ketika berada di daerah tersebut.

Namun, mereka yang kurang peka secara emosional sering kali kesulitan memahami adat seperti apa yang harus diikuti sehingga tetap membawa kebiasaannya sehari-hari.

Akibatnya, mereka bisa saja melakukan hal-hal yang dianggap kurang pantas karena tidak sesuai dengan adat di sekitar.

3. Tidak memahami norma sosial

Norma sosial merupakan aturan tidak tertulis yang berlaku di berbagai tempat. “Aturan” mengenai apa saja yang pantas dan tidak pantas dilakukan ada di dalamnya.

Contoh sederhana dari norma sosial adalah tidak memotong pembicaraan seseorang atau tidak menggunakan barang orang lain tanpa izin.

Terkadang, orang-orang dengan sikap tone deaf tidak memahami atau tidak peka terhadap norma sosial yang berlaku di lingkungannya.

Akibatnya, mereka mungkin melakukan sesuatu yang dinilai tidak sopan atau tidak pantas.

4. Kurang peka terhadap perasaan orang lain

Orang yang tone deaf cenderung kurang peka terhadap perasaan orang lain. Pasalnya, mereka tidak menyadari bahwa apa yang dikatakan atau dilakukannya telah menyakiti orang lain.

Selain itu, mereka mungkin juga tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk menghibur atau memberi dukungan pada orang lain yang sedang kesulitan.

Inilah yang membuat mereka dianggap sebagai individu yang kurang bisa berempati.

Dampak buruk sikap tone deaf

Mengutip situs Jaunty, kemampuan seseorang dalam membaca situasi akan membantunya mendapatkan berbagai kesempatan baru, termasuk dalam karier dan hubungan asmara.

Sementara itu, kurangnya kepekaan secara emosional dapat menimbulkan dampak negatif seperti berikut.

  • Kesulitan menjalin hubungan dekat dengan seseorang, baik secara profesional maupun pribadi.
  • Sering terlibat dalam konflik.
  • Kehilangan berbagai kesempatan karena tidak bisa membaca situasi di sekitar.
  • Kurangnya dukungan emosional karena tidak bisa memberikan hal serupa.
  • Dijauhi orang-orang di sekitar.
  • Kesulitan untuk menerima masukan.

Orang-orang yang memiliki sikap ini sering kali baru menyadari bahwa apa yang dilakukannya telah menyakiti orang lain ketika ikut menerima akibatnya.

Terkadang, seseorang tidak sadar bahwa dirinya memiliki sikap negatif, begitu pun dengan orang-orang yang tone deaf atau tidak peka terhadap situasi.

Supaya Anda tidak terjebak dalam masalah yang sama, mulailah belajar membaca situasi dan bahasa tubuh dari orang-orang di sekitar Anda.

Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan mendengarkan masukan orang lain. Inilah cara terbaik untuk melihat diri Anda dari “kacamata” orang lain.

Semua tentang tone deaf

  • Tone deaf adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang tidak mampu memahami situasi di sekitarnya.
  • Sikap ini berbeda dengan sikap egois yang dilakukan secara sengaja.
  • Tanda-tandanya antara lain kurangnya empati dan kesulitan untuk memahami budaya, adat, atau norma sosial yang berlaku.
  • Sikap ini bisa berdampak pada hubungan personal maupun profesional, membuat Anda dijauhi orang-orang di sekitar, atau bahkan kehilangan berbagai kesempatan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 08/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan