Perilaku menyimpang sering kali menuai kecaman karena dianggap tidak sesuai dengan nilai dan norma di masyarakat. Padahal, orang yang menunjukkan perilaku ini mungkin saja perlu mendapatkan pertolongan.
Apa itu perilaku menyimpang?
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang memberi pengaruh buruk, melanggar norma dan hukum, atau tidak sesuai dengan tingkah laku masyarakat pada umumnya.
Patut diketahui bahwa perilaku menyimpang sebenarnya memiliki banyak pengertian dan bisa saja bersifat subjektif, tergantung sudut pandangnya.
Suatu perilaku yang dinilai menyimpang di suatu tempat mungkin saja dianggap wajar di tempat lain, tergantung hukum, norma, atau bahkan adat dan budaya yang berlaku.
Akan tetapi, dari sudut pandang medis, orang yang melakukan perilaku menyimpang sehingga membahayakan dirinya dan/atau orang lain perlu mendapatkan pertolongan.
Secara umum, beberapa contoh perilaku menyimpang yang sering terjadi di masyarakat antara lain:
Penyebab internal penyimpangan perilaku berasal dari dalam diri individu yang mengalaminya.
Perilaku yang dimiliki seseorang mungkin disebabkan oleh keturunan, gangguan pada otak, hingga adanya kondisi seperti berikut.
Lahir dengan kelainan atau dalam kondisi prematur.
Mengidap penyakit tertentu, misalnya infeksi pada otak atau selaputnya.
Memiliki anggota keluarga dengan kondisi psikologis seperti psikosis (gangguan delusi dan halusinasi) atau neurosis (kecenderungan terhadap emosi negatif).
2. Faktor eksternal
Sementara itu, faktor eksternal penyimpangan perilaku berasal dari luar individu. Perilaku ini muncul sebagai pengaruh dari lingkungan, baik dari keluarga, sekolah, tempat kerja, hingga pergaulan.
Beberapa di antaranya, meliputi:
masalah rumah tangga,
tidak baiknya hubungan dengan orangtua atau anggota keluarga lain,
Penyimpangan perilaku digolongkan ke dalam lima jenis. Perbedaan antara satu jenis perilaku dengan yang lain dapat dilihat dari bentuk dan penyebab penyimpangannya.
Berikut adalah contoh perilaku menyimpang dalam masyarakat.
1. Penyimpangan seksual (parafilia)
Penyimpangan perilaku secara seksual memiliki bentuk yang beragam. Bentuk penyimpangan yang sering ditemui yaitu ketertarikan seksual dengan pasangan tidak wajar, seperti:
Selain itu, bentuk penyimpangan juga mungkin terjadi pada cara pelakunya dalam mencari kepuasan seksual. Beberapa di antaranya, masokisme, eksibisionisme, serta voyeurisme.
2. Defisiensi moral
Individu dengan jenis penyimpangan perilaku ini memiliki kesenangan untuk melakukan kejahatan serta bertingkah laku asosial atau antisosial.
Penyebab utamanya sering kali dipicu masalah keluarga seperti ditinggalkan orang tua atau perceraian orang tua.
Selain masalah dalam keluarga, lingkungan sekitar juga menjadi faktor penyebab perilaku menyimpang.
Tindakan tersebut sengaja dilakukan agar pelakunya mendapat pengakuan, perhatian, atau penghargaan dari orang sekitar, terutama teman pergaulan.
3. Gangguan kepribadian
Tingkah laku menyimpang dapat berasal dari gangguan kepribadian pelakunya, contohnya gangguan psikopati.
Orang yang melakukan penyimpangan ini umumnya akan bertindak sesuai keinginannya sendiri tanpa menggunakan empati dan memikirkan kepentingan orang lain.
Sejumlah ahli membagi psikopat ke dalam empat jenis karakter perilaku sebagai berikut.
Antisosial: tidak peduli sama sekali dengan orang lain.
Hipokondriasis dan tidak adekuat: banyak mengeluh dan senang merugikan orang lain.
Pendendam dan pemberontak: senang mencari musuh dan memberontak pada sesuatu yang tidak disukai.
Simpatik tetapi tidak bertanggungjawab: terlihat baik tapi senang menjerumuskan orang lain.
4. Psikoneurosis
Psikoneurosis merupakan jenis penyimpangan perilaku yang terjadi karena adanya masalah kesehatan mental. Penyebab utamanya yaitu konflik batin yang ada di dalam diri pelakunya.
Perilaku menyimpang bisa saja muncul sebagai efek dari gangguan mental yang dialaminya.
Beberapa pelaku mungkin menyadari bahwa tindakan yang dilakukan salah, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk menghentikannya sehingga tetap mengulanginya.
5. Tindakan berbahaya akibat psikosis
Jenis penyimpangan perilaku ini disebabkan oleh gangguan mental yang sangat parah pada pelakunya. Beberapa pemicunya yakni skizofrenia, depresi, dan paranoid.
Kondisi-kondisi tersebut membuat pelaku sudah tidak dapat memahami lagi tingkah lakunya. Akibatnya, ia pun melakukan tindakan yang tidak hanya berbahaya bagi dirinya sendiri, tetapi juga orang lain.
Orang dengan kondisi ini perlu mendapatkan penanganan dengan segera. Jika dibiarkan begitu saja, masalah kesehatan mental yang dimilikinya dapat bertambah parah.
Perilaku menyimpang tanda masalah kesehatan mental
Perilaku menyimpang bisa menjadi tanda masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, depresi, skizofrenia, dan paranoid. Kondisi-kondisi ini perlu segera ditangani agar tidak semakin parah.
Cara menghentikan perilaku menyimpang
Cara menghentikan tindakan menyimpang harus disesuaikan dengan faktor penyebab yang mendasarinya.
Sebagai contoh, jika pemicunya merupakan masalah kesehatan mental seperti depresi, skizofrenia, dan paranoid, pengobatan ke dokter atau psikiater tentu perlu dilakukan.
Nantinya, dokter akan memberikan obat atau terapi untuk membantu mengubah pikiran dan perilaku yang tidak baik.
Pada beberapa kasus, Anda mungkin akan menerima kombinasi dari kedua pengobatan tersebut.
Bisakah perilaku menyimpang dicegah?
Pencegahan terhadap beberapa tindakan menyimpang sebenarnya dapat dimulai dari keluarga, khususnya orangtua.
Orangtua diharapkan dapat memberikan contoh yang baik karena didikan mereka nantinya dapat berpengaruh pada kepribadian anak.
Selain didikan orangtua, beberapa tindakan sederhana berikut juga bisa dilakukan untuk mencegah penyimpangan perilaku.
Menghindari pemicu perilaku menyimpang.
Mengalihkan perilaku buruk ke aktivitas positif.
Memberikan edukasi terkait dampak tindakan menyimpang terhadap orang lain.
Mengikuti pelatihan kemampuan sosial untuk dapat berinteraksi dengan baik.
Menerapkan pola hidup sehat (konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, rutin olahraga, dan manajemen stres yang baik).
Perilaku menyimpang dapat menandakan masalah kesehatan mental dalam diri pelakunya.
Jika tanda-tanda perilaku ini muncul dalam diri Anda, Anda dapat berkonsultasi ke terapis untuk mendapatkan bantuan.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Prevention of adolescent’s deviant behaviour. (2021). Retrieved 23 May 2023, from https://www.shs-conferences.org/articles/shsconf/pdf/2021/24/shsconf_ictp2021_00002.pdf
Panduan pencegahan dan penanganan anak perilaku sosial menyimpang. (2019). Retrieved 23 May 2023, from https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/2db25-buku-panduan-adps-menyimpang.pdf
A Child’s Primary Influence. (2022). Retrieved 23 May 2023, from https://www.mckendree.edu/academics/scholars/issue17/green.htm
Deviant Behavior: Patterns, Sources, and Control | Office of Justice Programs. (2022). Retrieved 23 May 2023, from https://www.ojp.gov/ncjrs/virtual-library/abstracts/deviant-behavior-patterns-sources-and-control
deviant behavior – CENTER OF STUDIES – Unkris. (2022). Retrieved 23 May 2023, from http://p2k.unkris.ac.id/en3/1-3065-2962/Deviant-Behavior_25236_p2k-unkris.html
Versi Terbaru
23/05/2023
Ditulis oleh Bayu Galih Permana
Ditinjau secara medis olehdr. Nurul Fajriah Afiatunnisa