PTSD adalah gangguan mental yang terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis di masa lalu. Misalnya tindak kriminal, bencana alam, KDRT, kecelakaan lalu lintas, hingga kekerasan seksual. Jika pasangan Anda mengalami hal ini, apa yang bisa Anda lakukan untuk membantunya mengatasi PTSD?
Kenali PTSD lebih dalam lagi
Tidak semua orang yang punya trauma masa lalu pasti akan mengalami PTSD. Namun sejatinya, sebuah memori tak akan pernah benar-benar terhapus atau terlupakan.
Pada orang-orang yang lebih sensitif, ingatan buruk bisa menyeruak kembali ke permukaan sesekali meski sudah dikubur dalam-dalam. Pasalnya sistem saraf otak manusia dirancang berbeda-beda, dan juga dipengaruhi secara berbeda oleh pemicu yang berbeda.
Itu kenapa seseorang yang memiliki PTSD rentan mengalami ingatan kilas balik (flashbacks) ketika terpicu suatu hal spesifik yang mengingatkannya akan peristiwa tersebut. Pada beberapa orang, gejala PTSD lainnya yang kambuh juga bisa sangat melemahkan.
Namun, bukan berarti PTSD tidak bisa disembuhkan. Dengan dukungan dan kasih sayang dari teman serta keluarga, termasuk Anda, pasangan juga bisa mudah mengatasi PTSD yang dialaminya.
Yang bisa Anda lakukan untuk membantu pasangan mengatasi PTSD
tidak mudah untuk hidup bersama dengan seseorang yang memiliki PTSD. Ketika pasangan memiliki PTSD, Anda mungkin bingung bagaimana cara yang tepat untuk menghadapinya. Anda mungkin juga merasa marah tentang apa yang terjadi pada pasangan Anda.
Namun jika Anda merasa terpuruk dengan keadaan pasangan Anda, maka pasangan Anda pun akan lebih terpuruk. Oleh karena itu, bantuan atau dukungan Anda sangat penting bagi pasangan Anda untuk mengatasi PTSD dan melanjutkan hidupnya.
1. Jangan pernah membahas atau ungkit traumanya
Ini adalah prinsip paling utama yang harus Anda ingat dan pegang teguh baik-baik. Anda harus tahu apa yang menjadi pemicu spesifiknya dan pola reaksinya ketika PTSD kambuh.
Hal ini bisa dicapai dengan bertanya pelan-pelan.Jangan memaksanya untuk bercerita. Namun setelah mengetahui pemicunya, jangan pernah terang-terangan membahas traumanya atau bahkan sengaja mengungkitnya.
PTSD dapat menyebabkannya mengalami serangan panik dan serangan kecemasan begitu teringat akan peristiwa traumatis tersebut. Terlebih, orang dengan PTSD mungkin juga tidak selalu dapat menyadari atau mengendalikan perilakunya ketika flashback muncul tiba-tiba. Ini karena otak mereka “dibajak’ dengan naluri untuk refleks melindungi diri demi menghindari kejadian yang sama supaya tidak terulang kembali.
Dengan mengetahui individu, benda, tempat, situasi, suara, atau bahkan bebauan yang dapat menjadi pemicu PTSD pasangan, Anda bisa membantu mencegahnya bersinggungan dengan hal-hal tersebut.
2. Hujani dirinya dengan cinta dan kasih sayang
Orang dengan PTSD sering kali mengurung diri dari teman dan keluarga sebagai cara menghindari teringat akan traumanya. Meski begitu, isolasi malah akan rentan membuatnya sengaja mengingat masa lalu.
Menunjukkan cinta dan dukungan pada orang dengan PTSD memang tidak selalu mudah. Mereka merasa tidak dapat mempercayai orang lain atau bahkan diri sendiri. PTSD juga bisa membuatnya menjadi mudah marah dan depresi karena ia akan selalu melihat dunia sebagai tempat yang amat berbahaya dan menakutkan.
Namun, sebagai pasangan yang baik dan berkomitmen untuk “susah senang bersama’, penting bagi Anda untuk bangun rasa percaya dan rasa aman baginya. Misalnya dengan tetap menghabiskan waktu berduaan tiap malam Minggu seperti biasa, atau mengajaknya mengunjungi sanak saudara lainnya.
Selalu pastikan tidak ada hal-hal yang dapat memicu flashback traumanya ketika Anda berdua pergi bersama
Rasa nyaman dan dukungan tanpa henti yang Anda berikan dapat membantunya melawan perasaan tak berdaya, sedih, dan putus asa. Bahkan, pakar trauma percaya bahwa dukungan tatap muka dari orang lain adalah faktor yang paling penting dalam proses pemulihan untuk mengatasi PTSD.
3. Jadilah pendengar yang baik
Anda tidak boleh memaksa pasangan untuk menceritakan trauma masa lalunya atau agar ia memberi tahu apa pemicunya. Namun demikian, bukan berarti jalur komunikasi antar Anda berdua harus terputus sepenuhnya.
Beri tahu pasangan bahwa Anda bersedia mendengarkan ketika ia sudah merasa sangat kewalahan. Dengarkan pasangan setulus hati tanpa memotong pembicaraannya. Apalagi sampai menghakiminya atau memojokkannya. Meski mungkin terasa berat mendengarnya, perjelas bahwa Anda benar-benar peduli padanya. Tawarkan saran ketika ia membutuhkannya.
Jika pasangan sedang tidak ingin bicara, tunjukkan kepedulian dan kasih sayang dengan cara lainnya. Misalnya, tawarkan “jasa’ untuk sekadar menemaninya dan menjadi tempat bersandar dalam diam.
4. Kendalikan diri Anda sendiri
Sama seperti penyakit fisik, pemulihan gangguan mental seperti PTSD adalah proses yang membutuhkan waktu. Tetaplah berpikiran positif dan pertahankan dukungan yang Anda berikan untuk pasangan Anda.
Anda harus tetap bersabar dan jangan terpancing emosi. Tetap tenang, rileks, dan fokus untuk menenangkannya sewaktu-waktu gejala PTSD-nya kambuh.
Selain itu, Anda perlu memperkaya pengetahuan Anda tentang PTSD. Semakin Anda tahu tentang gejala, efek, dan pilihan pengobatan PTSD yang tersedia, akan semakin terampil Anda untuk membantu dan memahami kondisi pasangan Anda.