Anda pastinya geram jika mendapati ada laki-laki yang sedang merendahkan perempuan. Sayangnya, kadang tindakan yang disebut mansplaining ini dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan bisa dimaklumi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Anda pastinya geram jika mendapati ada laki-laki yang sedang merendahkan perempuan. Sayangnya, kadang tindakan yang disebut mansplaining ini dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan bisa dimaklumi.
Meski kesannya sepele, Anda harus tahu kalau sikap buruk ini bisa berakibat fatal, lho! Sebelumnya, yuk kenali dulu lebih jauh tentang mainsplaining.
Mainsplaining adalah suatu tindakan yang digunakan seorang laki-laki untuk merendahkan perempuan. Mereka yang melakukan tindakan ini sering kali menganggap bahwa dirinya jauh lebih unggul dari perempuan.
Terkadang, mereka juga bersikap seperti sedang menggurui perempuan yang menjadi lawan bicaranya. Perempuan dianggap tidak lebih pintar sehingga diremehkan.
Beberapa pria mungkin tidak menyadari kalau mereka sedang melakukan mansplaining. Pasalnya, bahasa yang digunakan sangatlah halus dan ini kadang dianggap sebagai hal yang wajar.
Ciri khas dari mansplaining yaitu laki-laki terlihat lebih mendominasi pembicaraan serta memberikan berbagai penjelasan yang sangat detail kepada wanita.
Anda juga harus tahu bahwa saat seorang laki-laki melakukan mansplaining, biasanya ia memercayai kalau perempuan tidak akan bisa terlibat dalam obrolannya. Hal ini membuatnya bertindak seenaknya saja.
Selain ciri-ciri tersebut, berikut contoh lainnya dari perilaku mansplaining, seperti dikutip dari laman Society for Human Resource Management dan beberapa rujukan lainnya.
Pernah dengar peribahasa “pena lebih tajam daripada pedang” atau “mulutmu harimaumu”? Kira-kira begitulah prinsipnya.
Jika luka fisik bisa disembuhkan, lain ceritanya dengan luka batin yang diterima dari pedasnya mulut seseorang.
Perempuan yang berulang kali menjadi obyek komentar merendahkan kerap diselimuti oleh rasa bersalah, malu, tidak berharga, dan sakit hati. Luka ini pun dapat terwujud menjadi sebuah kepribadian diri yang sama sekali baru.
Wanita yang kerap menjadi target dari cemoohan seksis kerap mengalami goncangan jiwa berat yang menyebabkan trauma sampai kehilangan kepercayaan diri.
Mereka juga rentan mengalami isolasi diri, gangguan makan, trauma, kebencian terhadap diri sendiri, hingga depresi atau penyakit kejiwaan lain yang bisa berlangsung bahkan seumur hidup.
Tak jarang, perempuan yang menjadi korban mansplaining tersembunyi lama kelamaan merasa bahwa ia memang pantas diperlakukan demikian.
Dalam hal ini, ia merasa dirinya pantas disakiti, direndahkan, atau bahkan dieksploitasi secara seksual. Padahal, kenyataannya tidak ada manusia yang pantas diperlakukan demikian.
Saat Anda sedang berada di tengah-tengah situasi mansplaining, lantas apa hal yang seharusnya dilakukan? Selain bersabar, inilah beberapa contoh tindakan yang dapat meredakan kondisi tersebut.
Pada akhirnya, semua orang perlu berpikir seribu kali sebelum melontarkan komentar merendahkan kepada siapa pun.
Seksisme dan mansplaining pun merupakan masalah nyata yang perlu diberantas habis. Perilaku ini bisa memiliki dampak merugikan yang nyata pada perempuan,.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar