backup og meta

Mansplaining, Saat Laki-Laki Merendahkan Perempuan

PengertianContohDampakCara menghadapi

Anda pasti merasa geram saat mendapati ada laki-laki yang sedang merendahkan perempuan. Perilaku yang juga disebut mansplaining ini sayangnya sering dianggap sesuatu yang wajar. Meski demikian, Anda harus mengetahui kalau sikap buruk ini bisa berakibat buruk.

Mansplaining, Saat Laki-Laki Merendahkan Perempuan

Apa itu mansplaining?

Mansplaining adalah sebuah sikap laki-laki yang merendahkan perempuan dengan cara seolah-olah menggurui atau menganggap dirinya lebih tahu.

Pria yang kerap merendahkan wanita sering kali menganggap bahwa dirinya jauh lebih unggul. Hal ini karena perempuan dianggap tidak lebih pintar sehingga diremehkan.

Beberapa pria mungkin tidak sadar bahwa mereka sedang melakukan mansplaining. Pasalnya, bahasa yang digunakan sangatlah halus dan ini kadang dianggap sebagai hal yang wajar.

Ciri-ciri perilaku mansplaining

Ciri khas dari mansplaining yaitu laki-laki terlihat lebih mendominasi pembicaraan dan memberi berbagai penjelasan yang sangat detail terhadap wanita.

Saat seorang laki-laki melakukan mansplaining, umumnya mereka memercayai bahwa perempuan tidak akan bisa terlibat dalam obrolannya. Hal ini membuatnya bertindak seenaknya saja.

Selain ciri-ciri di atas, berikut ini adalah beberapa contoh lain dari perilaku mansplaining seperti dikutip dari Society for Human Resource Management dan beberapa rujukan lainnya.

  • Mendominasi setiap percakapan, tidak pernah bertanya, tidak ada keinginan untuk mencari tahu pendapat lawan bicara, dan berusaha menjawab setiap pertanyaan.
  • Mengabaikan lawan bicara perempuan, misalnya dengan tidak menggubris topik atau isu yang dilontarkan olehnya.
  • Bersikap kasar, tidak mengajak perempuan ke dalam percakapan, atau mengalihkan pembicaraan.
  • Berbicara dengan nada atau kata-kata yang merendahkan.
  • Menyalahkan perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual atau tindakan kekerasan dengan alasan “keluar malam-malam” atau “tidak berpakaian tertutup”.
  • Memojokkan perempuan karena alasan pribadi, misalnya karena mereka aktif secara seksual, memiliki bentuk tubuh yang indah, atau cara berpakaian tidak sesuai norma.

Dampak mansplaining pada mental perempuan

bully di tempat kerja

Pernah dengar peribahasa “pena lebih tajam daripada pedang” atau “mulutmu harimaumu”? Kira-kira, begitulah prinsipnya.

Apabila luka fisik dapat disembuhkan, lain cerita dengan luka batin yang diterima dari pedasnya mulut seseorang.

Perempuan yang berulang kali menjadi objek komentar merendahkan kerap diselimuti oleh rasa bersalah, malu, tidak berharga, dan sakit hati. Luka ini pun dapat terwujud menjadi kepribadian diri yang sama sekali baru.

Wanita yang kerap menjadi target cemoohan seksis bisa mengalami goncangan jiwa berat yang menyebabkan trauma hingga kehilangan kepercayaan diri.

Mereka juga berisiko mengalami isolasi diri, gangguan makan, trauma, kebencian terhadap diri sendiri, hingga depresi yang bisa berlangsung seumur hidup.

Tak jarang, perempuan yang menjadi korban mansplaining tersembunyi lama-kelamaan merasa bahwa dirinya memang pantas diperlakukan demikian.

Dalam situasi ini, mereka merasa dirinya pantas disakiti, direndahkan, dan bahkan dieksploitasi secara seksual. Padahal, kenyataannya tidak ada manusia yang pantas diperlakukan demikian.

Cara menghadapi situasi mansplaining

Saat Anda sedang berada di tengah-tengah situasi mansplaining, lalu apa hal yang seharusnya dilakukan? 

Selain bersabar, inilah beberapa contoh tindakan yang dapat meredakan situasi tersebut.

  • Coba hadapi situasi tersebut dengan tenang, bukan ketus. Saat ada pria yang mencoba untuk merendahkan Anda, beri tahu saat itu juga kalau yang dilakukannya tidak sopan.
  • Meminta komentar orang lain tentang suatu hal ketika mereka mulai melakukan tindakan bullying.
  • Apabila awal pembicaraan sudah dimulai dengan suatu topik yang membuat Anda tidak nyaman, segeralah alihkan perhatian Anda, entah itu dengan mengecek pesan atau membaca berita.

Pada akhirnya, semua orang harus berpikir seribu kali sebelum melontarkan komentar bernada merendahkan kepada siapa pun.

Seksisme dan mansplaining pun adalah masalah nyata yang perlu diberantas habis. Perilaku ini bisa menimbulkan dampak merugikan yang nyata terhadap perempuan.

Kesimpulan

  • Mansplaining adalah sebuah sikap laki-laki yang merendahkan perempuan dengan cara seolah-olah menggurui atau menganggap dirinya lebih tahu.
  • Perilaku ini dapat berdampak negatif pada mental perempuan, seperti menurunkan rasa percaya diri, menyebabkan trauma, hingga memicu depresi jangka panjang.
  • Menghadapi mansplaining bisa dilakukan dengan cara tegas tetapi tetap tenang, seperti menyampaikan keberatan, mengalihkan perhatian, atau melibatkan orang lain dalam percakapan untuk meredakan situasi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Gillis, K., & Schrader, J. (2025). When does explaining cross the line into “mansplaining”? Psychology Today. Retrieved August 5, 2025, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/invisible-bruises/202412/when-does-explaining-cross-the-line-into-mansplaining

Thomas, C. (2018). The concept of ‘mansplaining’ explained for you . . . Heart Sisters. Retrieved August 5, 2025, from https://myheartsisters.org/2011/10/12/mansplaining/

O’Connell, B. (2023). Signs that you’re a mansplainer at work. Society for Human Resource Management. Retrieved August 5, 2025, from https://www.shrm.org/topics-tools/news/managing-smart/signs-youre-mansplainer-work

Crowe, K. (2023). MSU experiment explains mansplaining and its impact. Michigan State University. Retrieved August 5, 2025, from https://psychology.msu.edu/news-events/news/archives/2023/mansplaining-and-its-impact.html

Renzetti, C. M., & Bergen, R. K. (2004). Violence against women. Bloomsbury Publishing PLC.

Versi Terbaru

18/08/2025

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Bullying Antar Saudara Kandung di Rumah Tingkatkan Risiko Gangguan Psikotik Saat Dewasa

Cyberbullying dan Dampaknya yang Mesti Diwaspadai


Ditinjau oleh Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi. · Psikologi · None · Ditulis oleh Aprinda Puji · Diperbarui 18/08/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan