Saat menonton film, Anda mungkin menyadari bahwa alur ceritanya hanya berfokus pada satu atau sekelompok tokoh utama. Anda tentu tidak bisa berpikir serupa di dunia nyata, tetapi ternyata ada segelintir orang yang merasa bahwa dirinyalah pusat dunia. Fenomena ini dikenal sebagai main character syndrome.
Kondisi ini membuat seseorang merasa bahwa kehadiran orang lain hanyalah untuk melengkapi hidupnya tanpa punya tujuan sendiri. Apa penyebabnya? Simak jawabannya dalam uraian berikut ini.
Apa itu main character syndrome?
Main character syndrome adalah kondisi ketika seseorang menganggap dirinya sebagai karakter utama di dalam kehidupannya.
Pemikiran ini membuat seseorang merasa bahwa ia selalu menjadi orang yang paling penting dalam setiap keadaan.
Sindrom karakter utama juga membuat seseorang berpikir bahwa orang lain datang ke dalam hidupnya sebagai karakter pendamping.
Dengan begitu, tidak jarang kondisi ini membuat seseorang bertindak semaunya sesuai narasi di dalam pikirannya.
Sejauh ini, main character syndrome tidak termasuk sebagai kondisi medis. Jika dilihat bagaimana istilah ini digunakan di media sosial, sindrom karakter utama mengacu pada sifat narsistik dan egois.
Sindrom karakter utama sebenarnya tidak selalu berdampak buruk selama Anda tetap memperhatikan kebutuhan orang lain.
Bahkan, beranggapan bahwa diri Anda memiliki peran yang penting di dalam kehidupan ini bisa membuat Anda berusaha melakukan yang terbaik sekaligus tidak takut keluar dari zona nyaman.
Ciri-ciri main character syndrome
Laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa ciri utama dari main character syndrome adalah kecenderungan seseorang tidak pernah tampil sebagai diri sendiri.
Ketika bertemu orang lain, ia akan berusaha melebihi energi orang tersebut supaya tetap menjadi pemeran utama.
Selain itu, berikut adalah tanda lain dari seseorang dengan sindrom karakter utama.
- Mudah marah ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya.
- Sering merasa ada kamera yang mengawasinya sehingga tidak bertindak apa adanya.
- Selalu berusaha mencari validasi atas setiap hal yang ia lakukan.
- Sulit berempati pada orang lain. Ketika mendengar temannya bercerita, ia akan menceritakan hal serupa sehingga pembicaraan kembali terfokus padanya.
- Sulit menerima kritik karena merasa apa yang ia lakukan sudah sesuai dengan narasi di dalam pikirannya.
Seseorang dengan sindrom karakter utama sering kali tidak menyadari bahwa perilakunya cukup menyebalkan.
Jika Anda merasa memiliki ciri-ciri di atas, mungkin inilah saatnya untuk mendengarkan masukan dari orang-orang terdekat.