Semua orang pasti pernah merasa ingin lari dari masalah, entah karena masalahnya terlalu berat atau tidak siap untuk menghadapinya. Walau terdengar seperti solusi cepat, apakah tindakan ini baik untuk Anda atau justru memperburuk keadaan? Cari tahu jawabannya di sini!
Lari dari masalah, baik atau tidak?
Lari dari masalah tidak selalu merupakan solusi terbaik. Meski terkadang Anda merasa lelah atau bingung, menghindari masalah hanya akan menambah tekanan dan menunda penyelesaian.
Banyak orang yang memilih untuk menghindari masalah karena mereka merasa takut, cemas, atau bahkan tidak tahu harus mulai dari mana. Padahal, dengan terus menghindari, masalah tidak akan hilang begitu saja.
Banyak orang mungkin lari dari tanggung jawab saat menghadapi masalah karena adanya tekanan emosional. Ini adalah respons umum yang bisa dialami oleh siapa saja.
Sayangnya, semakin Anda menghindar, semakin besar masalah yang muncul. Masalah tidak hilang dengan sendirinya ketika dihindari.
Studi yang dimuat dalam jurnal International Journal of Environmental Research and Public Health (2022) menunjukkan hal tersebut.
Orang-orang cenderung mencari pelarian melalui perilaku online berlebihan, termasuk penggunaan internet, game, atau judi online sebagai bentuk pelarian.
Studi ini menekankan bahwa pelarian, atau escapism, justru memperburuk situasi.
Alih-alih menyelesaikan masalah, pelarian hanya menambah beban baru. Jadi, daripada terus lari dari masalah, lebih baik mencoba menghadapinya dengan cara yang sehat.
Alasan mengapa orang lari dari masalah
Ada beberapa alasan mengapa orang memilih untuk lari dari masalah, dan semua itu sangat manusiawi.
Namun, penting bagi Anda untuk memahaminya agar tidak terjebak dalam pola ini. Berikut beberapa alasannya.
1. Otak terprogram untuk menghindari masalah
Secara alami, otak manusia sudah terprogram untuk menghindari bahaya, termasuk masalah yang membuat tidak nyaman.
Pada saat Anda merasa terancam atau stres, bagian otak yang mengendalikan respons kecemasan, yaitu amigdala, langsung aktif.
Respons ini disebut dengan fight, flight, atau freeze. Dalam kasus ini, ketika Anda menghadapi masalah pemicu stres, otak langsung memilih opsi flight, yaitu menghindari masalah.
Faktanya, respons ini cukup berguna untuk melindungi manusia dari bahaya fisik, seperti serangan hewan buas.
Sayangnya, meski ancamannya bukan lagi soal hidup dan mati, otak manusia terkadang merespons masalah sehari-hari dengan cara yang sama.
2. Takut gagal
Kegagalan sering menjadi penyebab banyak orang tidak berani mengambil langkah. Banyak orang yang akhirnya memilih lari dari masalah karena takut akan hasil yang tidak sesuai ekspektasi.
Kegagalan bisa membuat seseorang merasa malu, minder, hingga mempertanyakan kemampuan diri sendiri.
Kondisi ini cukup umum, terlebih di lingkungan yang menuntut kesempurnaan yang membuat Anda menjadi takut gagal jika salah langkah.
3. Tekanan emosional
Adakalanya masalah yang Anda hadapi membuat emosi menjadi tidak stabil. Tekanan emosional ini sering membuat Anda merasa kewalahan sehingga solusi tercepat yang terlintas adalah menghindari masalah.
Sebagai contoh, ketika konflik terjadi di tempat kerja atau di keluarga, Anda merasa tidak sanggup menghadapinya.
Akhirnya, Anda memilih untuk kabur atau menghindari, dengan harapan masalah tersebut akan hilang dengan sendirinya.
4. Kurang percaya diri
Kepercayaan diri adalah kunci penting dalam menghadapi masalah. Sayangnya, tidak semua orang memilikinya.
Banyak orang yang merasa tidak cukup kompeten atau tidak punya kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Jadi, mereka lebih memilih untuk lari dari tanggung jawab.
Kurangnya rasa percaya diri ini juga bisa membuat Anda merasa tidak punya kekuatan untuk menghadapi situasi sulit. Alhasil, Anda lebih mudah untuk menyerah.
Apa yang harus dilakukan ketika punya masalah?
Alih-alih lari dari masalah, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan saat menghadapi masalah.
Mengambil tindakan yang tepat bisa membuat perbedaan besar dalam hidup. Berikut ini yang bisa Anda coba saat menghadapi masalah.
1. Hadapi masalah dengan tenang
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah berhenti sejenak, ambil napas panjang, dan cobalah untuk merenung. Jangan terburu-buru ambil keputusan, terlebih yang ekstrem, seperti kabur dari situasi.
Cobalah menenangkan pikiran terlebih dulu. Pasalnya, otak baru bisa berpikir lebih jernih dan rasional ketika Anda tenang.
Hal ini tentu sangat penting agar Anda bisa melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Dengan begitu, Anda bisa menghindari keputusan yang impulsif atau malah memperburuk keadaan.
2. Bicarakan dengan orang lain
Jika masalah yang dihadapi terlalu berat, jangan ragu untuk curhat dengan orang lain. Cara ini mungkin akan membantu Anda mendapatkan perspektif baru karena terkadang Anda terlalu terjebak dalam pikiran sendiri.
Alhasil, Anda lupa bahwa ada orang lain yang mungkin bisa membantu, entah itu teman, keluarga, maupun konselor.
Dengan bercerita, beban mental yang dirasakan mungkin bisa sedikit berkurang. Orang lain mungkin akan memberikan sudut pandang yang lebih objektif dan bisa menjadi solusi yang tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya.
3. Buat rencana tindakan
Setelah menenangkan diri dan berbagi cerita, langkah berikutnya adalah membuat rencana tindakan.
Menghadapi masalah tanpa rencana itu seperti mendaki gunung tanpa peta, membuat Anda bingung dan tidak tahu arah.
Anda bisa mulai memisahkan masalah besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah diatasi.
Contohnya adalah masalah keuangan yang bisa dipecah menjadi langkah-langkah kecil, seperti membuat anggaran hingga mencari pendapatan tambahan.
Rencana ini bisa membantu Anda untuk tetap fokus dan terhindar dari godaan untuk lari dari masalah.
Dalam prosesnya tentu saja ada hambatan, tetapi setidaknya dengan rencana, Anda punya panduan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.
4. Evaluasi dan belajar dari pengalaman
Setiap masalah yang kita hadapi adalah pelajaran. Jadi, setelah masalah terselesaikan, penting untuk melakukan evaluasi. Apa penyebab masalah ini bisa muncul dan hal apa yang bisa Anda pelajari dari masalah tersebut.
Evaluasi ini penting agar Anda tidak terus-menerus lari dari tanggung jawab di masa mendatang. Dengan evaluasi, Anda bisa tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang lebih dewasa.
Lari dari masalah hanya memberikan solusi sementara dan bisa memperburuk kesehatan mental Anda ke depannya.
Sebaiknya, hadapi masalah dengan tenang, cari bantuan, dan buat rencana tindakan yang jelas untuk mengatasinya.
Menghadapi masalah menunjukkan keberanian, bukan kelemahan, dan membantu kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat.
Jika merasa kewalahan, segera konsultasikan dengan profesional untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Kesimpulan
- Banyak orang yang memilih untuk menghindari masalah karena mereka merasa takut, cemas, dan takut gagal.
- Ada juga orang yang lari dari tanggung jawab karena kurang percaya diri atau bahkan tidak tahu harus mulai dari mana.
- Untuk mengatasinya, Anda bisa mencoba menghadapi masalah dengan tenang, membicarakannya dengan orang lain, membuat rencana tindakan, dan mengevaluasi serta belajar dari pengalaman.