Bagaimana cara menghadapi imposter syndrome?
Imposter syndrome dapat menghambat perkembangan diri dan membuat Anda jadi ragu untuk mengejar peluang yang baru. Selain itu, sindrom ini juga bisa berujung pada gangguan kecemasan dan depresi bila terus dibiarkan. Untuk mengatasinya, coba lakukan berbagai langkah berikut.
1. Ingat, tidak ada yang sempurna di dunia ini
Orang dengan imposter syndrome harus belajar supaya tidak terlalu terpaku pada standar tinggi atau kesempurnaan yang ia tetapkan bagi dirinya sendiri. Sadarilah bahwa semua orang tidak perlu jadi sempurna.
Namun, bukan berarti Anda perlu menurunkan standar. Lebih baik Anda melakukannya secara bertahap, misalnya dengan berusaha mengerjakan tugas saat ini dengan cukup baik.
Daripada langsung mengejar hasil yang sempurna, fokuskan perhatian Anda pada kemajuan yang telah Anda capai di tengah-tengah prosesnya.
2. Curhat dengan orang terpercaya
Sindrom ini sering menimbulkan pikiran-pikiran tak rasional pada orang-orang yang mengalaminya. Ketika terus terpendam, pikiran tersebut bisa jadi semakin memburuk dan membuat Anda jatuh dalam ketakutan.
Cobalah bicara dengan orang lain tentang apa yang Anda rasakan, misalnya sahabat atau orang-orang yang membuat Anda merasa aman dan nyaman tanpa takut dihakimi. Melalui kesempatan ini, Anda juga dapat mengetahui pandangan orang lain yang sebenarnya tentang Anda.
3. Pertanyakan kembali pikiran negatif yang muncul
Ketika pikiran-pikiran negatif muncul kembali, pertanyakan kembali apakah pikiran tersebut masuk akal. Misalnya Anda sudah menyiapkan presentasi sendirian selama berhari-hari. Bila presentasi berjalan sukses, apa mungkin semua ini karena atasan Anda yang terlalu baik?
Ingatlah bahwa kesuksesan tersebut merupakan buah dari usaha Anda yang telah membuat dan menyampaikan presentasi dengan sangat baik. Atasan Anda tidak akan mengatakan hal yang sama bila Anda datang tanpa persiapan, bukan?
4. Beri penghargaan pada diri sendiri
Orang-orang dengan imposter syndrome kerap mengabaikan kesuksesan mereka, yang mana justru hal ini semakin memperburuk perasaan takut ketahuan yang kerap mereka alami.
Maka dari itu, cobalah untuk tidak langsung berpaling bila ada seseorang yang memberi selamat atas kesuksesan Anda. Beri waktu bagi diri untuk menerima umpan balik yang positif. Bila perlu, tanyakan juga hal-hal apa yang menjadi keunggulan Anda agar bisa mengetahui sejauh mana kompetensi Anda dalam bidang yang sedang digeluti.
5. Melatih mindfulness
Coba amati kembali kapan perasaan-perasaan seperti penipu muncul dan apa saja yang menjadi pemicunya. Kemudian susun strategi untuk melatih mindfulness mengenai apa yang Anda lakukan untuk menghadapinya.
Cara tersebut akan melatih Anda ke depannya saat mengerjakan tugas berikutnya. Dengan mengetahui pemicu dan cara mengatasinya, Anda bisa lebih fokus untuk melakukan sesuatu tanpa terlalu memikirkan kesalahan Anda di tugas sebelumnya dan hasil yang akan Anda dapatkan setelah ini.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar