backup og meta

Disosiasi Psikologi

Disosiasi Psikologi

Pernahkah Anda merasa seakan-akan “terputus” dari lingkungan di sekitar atau bahkan diri Anda sendiri? Dalam dunia psikologi, kondisi ini dikenal dengan disosiasi.

Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Simak informasi berikut untuk mengetahui jawabannya.

Jenis disosiasi psikologi

Disosiasi psikologi adalah mekanisme pertahanan alam bawah sadar yang membantu melindungi kondisi emosional seseorang dari peristiwa yang memicu trauma psikologis.

Kondisi ini bisa menimbulkan efek yang berbeda pada setiap orang. Berikut adalah jenis gangguan disosiatif jika dilihat dari dampaknya pada orang yang mengalaminya.

1. Gangguan amnesia disosiatif

penyebab sering atau mudah lupa sulit ingat

Dissociative amnesia ditandai dengan ketidakmampuan seseorang dalam mengingat detail peristiwa traumatis. Dalam kondisi ini mereka sadar sedang mengalami hilang ingatan.

Amnesia disosiatif masih bisa dibedakan menjadi lokal (lupa dengan keseluruhan pengalaman traumatis), selektif (lupa sebagian), umum (sulit mengingat berbagai detail dalam hidup), dan sistematis (spesifik).

2. Gangguan identitas disosiatif

Dissociative identity disorder atau kepribadian ganda adalah jenis disosiasi psikologi yang membuat seseorang memiliki lebih dari satu kepribadian, baik disadari maupun tidak.

Laman Better Health menyebutkan bahwa DID merupakan jenis gangguan disosiatif yang paling berat. Pasalnya, setiap kepribadian bisa memiliki karakter yang sangat berbeda.

3. Gangguan depersonalisasi/derealisasi

Depersonalisation/derealisation disorder akan membuat seseorang seolah-olah sedang melihat dirinya sendiri dalam sebuah film yang membosankan.

Depersonalisasi akan membuat pengidapnya seolah melihat dirinya sendiri dari luar tubuh. Sementara derealisasi membuat pengidapnya merasa seakan dunia di sekitarnya tidak nyata.

Tanda dan gejala disosiasi psikologi

Disosiasi psikologi bisa menimbulkan gejala yang berbeda pada setiap orang, tergantung dengan jenis dan tingkat keparahannya.

Berikut ini adalah gejala disosiasi psikologi secara umum.

  • Mengalami kilas balik terhadap peristiwa traumatis.
  • Merasakan diri Anda kehilangan kontak dengan peristiwa di sekitar secara singkat, mirip melamun.
  • Pikiran kosong maupun ketidakmampuan untuk mengingat peristiwa, orang, atau informasi pada jangka waktu tertentu.
  • Perubahan suasana hati secara tiba-tiba dan tidak terduga, seperti mendadak sangat sedih tanpa alasan tertentu.
  • Kesulitan untuk mendefinisikan seperti apa diri Anda atau merasa seolah-olah ada orang lain yang berbeda dalam diri Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?


Setiap orang bisa memiliki pengalaman yang berbeda karena disosiasi psikologi. Oleh karena itu, Anda perlu segera ke dokter jika memiliki berbagai gejala di atas atau merasa tidak nyaman dengan kondisi diri Anda.

Penyebab disosiasi

Gejala disosiasi biasanya berkembang sebagai cara seseorang untuk mengatasi suatu peristiwa traumatis. Namun, gangguan mental ini juga bisa terjadi karena faktor berikut.

1. Trauma

Para ahli percaya bahwa disosiasi psikologi merupakan cara alam bawah sadar untuk melindungi seseorang dari ingatan peristiwa traumatis.

Disosiasi bisa terjadi setelah seseorang mengalami trauma kekerasan seksual atau fisik, pelecehan di masa kecil, peperangan, kecelakaan, atau bencana alam.

2. Penggunaan obat-obatan

Seseorang mungkin merasa terputus dari diri sendiri dan lingkungan di sekitarnya akibat penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.

Pengguna obat psikedelik atau halusinogen, seperti LSD (lysergic acid diethylamide) dilaporkan bisa mengalami kehilangan kontak dengan diri sendiri dalam waktu yang yang singkat.

3. Gangguan mental lainnya

Selain dissociative disorder, gejala disosiasi juga berkaitan dengan kondisi mental lainnya, seperti:

  • stres akut, 
  • depresi, 
  • borderline personality disorder (BPD),
  • obsessive-compulsive disorder (OCD), 
  • post-traumatic stress disorder (PTSD), 
  • gangguan makan, dan 
  • skizofrenia.

Diagnosis disosiasi

Untuk mendiagnosis gangguan disosiatif, dokter perlu melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan fisik dan mental pada pasien, termasuk keluarganya.

Selain itu, dokter juga akan menanyakan tentang alkohol, obat-obatan terlarang, maupun obat lainnya yang mungkin sedang digunakan.

Dokter juga akan merekomendasikan pemeriksaan medis tertentu untuk menyingkirkan penyakit atau kondisi lain yang bisa menyebabkan disosiasi.

Jika kondisi Anda mengarah pada gangguan disosiatif, dokter dapat merujuk Anda ke spesialis kesehatan mental, baik itu psikiater atau psikolog.

Untuk mendiagnosis gangguan ini, psikiater atau psikolog akan mengacu pada kriteria dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-V).

Buku pedoman tersebut digunakan untuk membedakan masalah kesehatan mental satu dengan lainnya yang umumnya memiliki gejala serupa.

Pengobatan disosiasi

konsultasi psikologi

Dokter atau spesialis kesehatan mental mungkin akan menganjurkan kombinasi psikoterapi dan obat-obatan untuk membantu Anda mengelola emosi dan gejala yang muncul.

1. Psikoterapi

Terapi psikologis atau psikoterapi merupakan metode yang paling umum digunakan untuk menangani berbagai masalah kesehatan mental.

Berikut ini adalah beberapa jenis terapi psikologis untuk menangani gejala disosiatif.

  • Terapi perilaku kognitif (cognitive behaviour therapy/CBT): mengubah pikiran dan respons terhadap sesuatu yang traumatis.
  • Terapi perilaku dialektika (dialectical behaviour therapy/DBT): serupa dengan CBT, tetapi diberikan pada seseorang dengan gejolak emosi yang intens.
  • Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR): kombinasi CBT dan latihan visual untuk mengatasi ingatan tentang peristiwa traumatis.

2. Obat-obatan

Pada dasarnya, tidak ada obat khusus untuk mengatasi disosiasi psikologi. Dokter biasanya meresepkan obat sesuai dengan gejala yang dialami pasien.

Antidepresan, antikecemasan, dan antipsikotik merupakan jenis obat yang kerap diresepkan pada pasien gangguan disosiatif.

Pencegahan disosiasi

Berikut ini adalah beberapa tindakan yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi stres dan kecemasan yang meningkatkan risiko disosiasi psikologi. 

  • Terapkan pola hidup sehat, seperti makan makanan yang sehat, olahraga rutin, dan tidur yang cukup.
  • Temukan teknik relaksasi sederhana yang sesuai, seperti meditasi atau latihan pernapasan.
  • Kenali pemicu stres sehingga Anda bisa menghindari atau mengelolanya.
  • Lebih terbuka untuk membicarakan peristiwa traumatis dengan orang terdekat untuk mendapatkan dukungan.

Jika tidak segera ditangani, gangguan disosiasi psikologi dapat mengganggu berbagai produktivitas sehari-hari Anda dan memisahkan Anda dari orang terdekat.

Oleh karena itu, jangan malu untuk datang ke psikolog atau psikiater jika Anda merasakan berbagai gejala gangguan ini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Dissociation and dissociative disorders. (n.d.). Better Health Channel – Better Health Channel. Retrieved 16 January 2024, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/dissociation-and-dissociative-disorders#causes-of-dissociative-disorders.

What Are Dissociative Disorders?. (2018). American Psychiatric Association. Retrieved 16 January 2024, from https://psychiatry.org/patients-families/dissociative-disorders/what-are-dissociative-disorders.

Dissociative disorders. (n.d.). NAMI: National Alliance on Mental Illness. Retrieved 16 January 2024, from https://www.nami.org/About-Mental-Illness/Mental-Health-Conditions/Dissociative-Disorders.

Dissociation FAQs. (2019, March 5). ISSTD. Retrieved 16 January 2024, from https://www.isst-d.org/resources/dissociation-faqs/.

Dissociation and dissociative disorders. (2022). Mind UK. Retrieved 16 January 2024, from https://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-health-problems/dissociation-and-dissociative-disorders/about-dissociation/.

Psychotherapy. (2023, October 3). Trusted Health Advice | healthdirect. Retrieved 16 January 2024, from https://www.healthdirect.gov.au/psychotherapy.

Lanius, R. A. (2015). Trauma-related dissociation and altered states of consciousness: A call for clinical, treatment, and neuroscience research. European Journal of Psychotraumatology6(1). Retrieved 16 January 2024, from https://doi.org/10.3402/ejpt.v6.27905.

Versi Terbaru

18/01/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

8 Jenis Trauma yang Bisa Menyebabkan Gangguan Mental

Maladaptive Daydreaming Disorder


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 18/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan