Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Maladaptive daydreaming disorder atau gangguan melamun maladaptif (MD) adalah kondisi yang menyebabkan seseorang melamun intens, sehingga mengabaikan aktivitas normal yang dilakukan sehari-hari.
Kondisi pertama kali dicetuskan oleh Profesor Eliezer Somer dari Universitas Haifa, Israel, tahun 2002. Meski disebut sebagai gangguan kejiwaan, kondisi ini tidak tercantum, dalam DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), yakni panduan untuk menegakkan diagnosis penyakit mental.
Melamun adalah kondisi sesaat terputusnya pikiran seseorang dengan lingkungan di sekitarnya, biasanya mereka membayangkan hal yang menyenangkan atau sesuatu yang diinginkan. Menurut ahli kesehatan, melamun merupakan hasil dari kumpulan wilayah otak yang dikenal sebagai jaringan mode default.
Jaringan mode default berada di bagian korteks otak yang menunjukkan pola aktivitas saat otak dalam keadaan istirahat.
Dengan kata lain, aktivitas otak di jaringan ini mencapai puncaknya saat otak tidak melakukan tugas. Kemudian, tingkat aktivitas dalam jaringan ini akan turun jika otak diminta untuk memperhatikan tugas. Jaringan mode default dianggap penting karena berkaitan dengan pengembangan kreativitas dan introspeksi diri.
Akan tetapi, dalam studi yang dilakukan oleh Profesor Somer pada Journal of Contemporary Psychotherapy, melamun berlebihan dapat menyebabkan fungsi normal seseorang dalam beraktivitas dan menjalin hubungan. Kondisi inilah yang Anda kenal sebagai maladaptive daydreaming disorder (MD).
Melamun adalah kondisi yang umum dialami oleh banyak orang. Namun, maladaptive daydreaming disorder adalah kondisi yang cukup jarang terjadi. Ketimbang anak-anak, kondisi ini lebih umum terjadi pada orang dewasa.
Gangguan melamun berlebihan ini tidak tercantum secara resmi dalam DSM-5 sebagai masalah kesehatan mental, sehingga membuatnya sulit untuk menentukan gejala pasti yang ditimbulkan.
Meski begitu, beberapa orang dengan maladaptive daydreaming disorder melaporkan beberapa tanda dan gejala berikut ini.
Jika Anda punya kebiasaan melamun yang terbilang cukup lama hingga kadang mengganggu aktivitas, atau mengalami gejala maladaptive daydreaming disorder (MD) yang disebutkan di atas, baiknya segera periksa ke dokter.
Penyebab utama dari maladaptive daydreaming disorder (MD) tidak diketahui secara pasti.
Profesor Somer dalam studinya menyebutkan bahwa gangguan melamun maladaptif bisa berawal dari lamunan biasa. Lamunan tersebut secara bertahap berkembang menjadi perilaku ekstrem dan tidak sesuai dengan rangsangan internal maupun eksternal (maladaptif), hingga ke titik menjadi masalah kesehatan.
Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif diketahui bisa meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.
Melamun berlebihan dapat menyebabkan aktivitas terganggu. Penderitanya sangat mungkin mengalami penurunan prestasi di sekolah atau di kantor. Di samping itu, kondisi ini juga bisa mengganggu jalinan hubungan dengan keluarga, pasangan, maupun orang di sekitarnya.
Jika tidak mendapat perawatan yang sesuai, maladaptive daydreaming disorder (MD) bisa meningkatkan risiko beberapa penyakit mental berikut ini.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Sebenarnya, gangguan melamun berlebihan ini tidak memiliki cukup bukti untuk dapat digolongkan sebagai penyakit kejiwaan. Namun, beberapa gejalanya memiliki kemiripan dengan beberapa penyakit mental.
Periset berpendapat bahwa gangguan melamun maladptif kemungkinan merupakan bagian dari gangguan spektrum obsesif-kompulsif (OCD), perilaku kecanduan, ADHD, dan skizofrenia.
Setelah diteliti, maladaptive daydreaming disorder (MD) memang memiliki mekanisme yang serupa dengan OCD, tapi bukan subtipe dari OCD. Jadi, periset percaya ada kemungkinan bahwa orang yang mengidap OCD juga bisa mengembangkan gangguan melamun berlebihan ini.
Selain itu, gejala gangguan melamun berlebihan juga hampir mirip dengan ADHD karena membuat penderitanya sulit untuk konsentrasi melakukan aktivitas. Begitu juga dengan kecanduan karena membuat penderitanya sulit mengendalikan keinginan untuk melamun.
Peneliti juga mengaitkan kondisi ini dengan gangguan identitas disosiatif (kepribadian ganda) dan skizofrenia.
Pasalnya, penderita dengan gangguan identitas disosiatif dan skizofrenia dapat mengalami gejala terlepas dari kenyataan dan hidup dalam fantasi yang ada di pikirannya. Jika diperhatikan gejala ini memang sekilas mirip dengan orang yang melamun berlebihan.
Namun, keduanya ternyata memiliki perbedaan. Penderita kepribadian ganda tidak bisa membedakan kenyataan dan fantasi, sedangkan penderita gangguan melamun berlebihan, sadar bahwa ini bukan kenyataan, tetapi sulit untuk melepas diri dari fantasi tersebut.
Hingga kini, tidak ada cara khusus untuk menegakkan diagnosis gangguan melamun maladaptif. Mengamati gejalanya pun bisa saja serupa dengan gangguan kejiwaan lainnya.
Meski begitu, ahli kesehatan membuat Maladaptive Daydreaming Scale yang berisi 14 indikator untuk membantu seseorang menentukan apakah mereka mengalami gangguan ini atau tidak.
Walaupun maladaptive daydreaming test ini dibuat hanya untuk digunakan sebagai indikasi saja, tidak dirancang untuk menegakkan diagnosis penyakit.
Pada tes untuk gangguan melamum berlebihan ini, ada lima karakteristik utama yang dinilai oleh ahli kejiwaan, di antaranya:
Selain menilai indikator di atas dengan pengakuan penderitanya, ahli kejiwaan juga akan menanyakan bagaimana perilaku pasien pada keluarga atau orang terdekat pasien.
Tidak ada standar pengobatan untuk gangguan melamun berlebihan ini. Namun, beberapa pengobatan lain bisa membantu mengelola gejala yang ditimbulkan, seperti berikut:
Gejala sulit tidur menyebabkan kualitas tidur yang buruk dan membuat tubuhnya jadi mudah kelelahan dan mengantuk di siang hari.
Pasien bisa menggunakan stimulan guna mengatasi kelelahan untuk mengatasi mengantuk dan meningkatkan produktivitas kerja, misalnya seperti kafein.
Melamun berlebihan sering kali muncul akibat peristiwa-peristiwa tertentu. Agar Anda tahu pemicu apa yang mendasari munculnya gejala, buatlah catatan.
Catat kejadian apa saja yang membuat Anda yakini sebagai pemicu. Dengan begitu, Anda bisa menghindari atau membatasi paparannya di kemudian hari.
Psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu pasien untuk mengelola gejala dan menekan keinginan untuk melamun dengan kegiatan lain yang lebih sehat dan bermanfaat.
Pada kasus yang cukup parah, penderita gangguan melamun berlebihan memerlukan obat-obatan. Salah satu jenis obat yang telah diamati memberikan efek dalam mengelola gejala adalah fluvoxamine, yakni jenis antidepresan.
Maladaptive daydreaming disorder dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan secara menyeluruh. Sebagai contoh, kesulitan tidur membuat Anda jadi mudah stres dan meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.
Perawatan di rumah yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan pasien dengan gangguan melamun berlebihan di antaranya:
Tidak ada cara untuk mencegah maladaptive daydreaming disorder. Melamun pun tidak bisa Anda cegah, tapi bisa Anda kendalikan.
Anda boleh saja melamun, karena melamun dapat memberikan manfaat seperti membantu meringankan stres, berimajinasi, bahkan membantu mencapai tujuan seseorang. Akan tetapi, melamun tidak boleh dilakukan secara berlebihan.
Tindakan tepat yang Anda perlu lakukan adalah menyadari tanda-tanda melamun berlebihan. Jika Anda mengalami kondisi ini, segera lakukan konsultasi lebih lanjut pada psikolog.
Anda juga bisa mencoba mengisi waktu luang Anda dengan hal-hal yang Anda sukai. Langkah ini juga bisa meminimalisasi peluang Anda untuk melamun.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar